Mohon tunggu...
Mega Asri Risqiana
Mega Asri Risqiana Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis Tim

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Viral! 5 Mahasiswa FPIK UB Menyulap Produksi Ikan Asin Menjadi Lebih Meningkat

17 Juni 2019   21:48 Diperbarui: 17 Juni 2019   21:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas Brawijaya dikenal sebagai kampus yang mencetak mahasiswa-mahasiswa unggul dengan prestasi-prestasi yang tidak diragukan lagi, salah satunya adalah prestasi yang ditorehkan oleh para mahasiswanya di Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS), dimana Universitas Brawijaya telah memenangkan juara umum sebanyak 6 kali, selain itu para mahasiswa Brawijaya juga berkompeten dibidangnya. 

Mahasiswa yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  sebanyak 5 orang yang terdiri dari Mia Nur Azizah (THP), Muhammad Azran Fadlillah (MSP), Bagus Triawan Miftahul Ariefin (THP), Raudatul Ibdiah (MSP), dan Mega Asri Risqiana (BP), yang dibimbing langsung oleh Bapak Drs. Sc. Asep Awaludin Prihanto S. Pi., MP., menciptakan alat pengeringan ikan asin dengan nama PROFISH.

Tuban merupakan kota yang salah satu sektor andalannya adalah pengeringan ikan asin, dikarenakan dari segi lokasi yang dekat dengan laut, sehingga mata pencarian penduduknya mayoritas adalah nelayan, kemudian juga didukung dengan cuaca yang cukup panas. Pengeringan ikan asin di Tuban menggunakan cara tradisional yakni setelah ikan disiangi, kemudian digarami, maka ikan dikeringkan dibawah matahari langsung di udara terbuka. 

Pengeringan dengan cara tradisional memiliki beberapa kelemahan seperti paparan udara terbuka yang memungkinkan lalat, kecoa, dan hewan kecil lainnya dapat mengontaminasi ikan asin, selain itu pengeringan dengan cara tradisional sangat bergantung pada musim, dimana pada saat musim penghujan produksi pengeringan ikan akan terhambat bahkan terhenti.

Muncul suatu ide yang didasari pada saat salah satu mahasiswa dari tim PKM yang berasal dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (THP) saat melaksanakan magang di tempat pengasinan ikan. 

Kemudian setelah mensurvei beberapa tempat pengeringan ikan asin, didapatlah salah satu dari banyak unit pengeringan yang memiliki masalah dengan pengeringan secara tradisional yang kemudian menjadi mitra tim tersebut, unit pengeringan ikan asin ini terletak di Desa Kenanti Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban yang bernama UD. SJ. Tuban.

Foto Arsip Kegiatan
Foto Arsip Kegiatan
Mia Nur Azizah selaku ketua mengungkapkan dibentuklah tim untuk memecahkan masalah pengeringan ikan asin dengan menggunakan teknologi PROFISH PROFISH sendiri adalah singkatan dari Prism House for Premium Dried Fish yang apabila diartikan merupakan inovasi teknologi prisma plastik untuk produk ikan asin premium. Alat ini dapat memperbaiki dari segi kualitas dari ikan asin yang dikeringkan, ikan tidak akan terpapar udara langsung sehingga terhindar dari kontaminasi yang dapat merusak kandungan gizi dan menurunkan kualitas ikan asin.

PROFISH juga dapat digunakan pada saat musim penghujan sebab ikan tidak akan terpapar hujan, kan dilindungi plastik UV, jadi selain dari segi kualitas PROFISH juga dapat meningkatkan produksi atau kuantitas dari ikan asin yang dikeringkan, utamanya di musim penghujan yang biasanya jarang atau bahkan tidak berproduksi tambah Rauda.

Sehingga dengan adanya PROFISH diharapkan masyarakat yang mengeringkan ikan asin dengan cara tradisional utamanya di Tuban, dapat meningkatkan kualitas dari ikan asinnya dan kuantitas dari produknya utama di musim penghujan.

Find us on:
IG: @profish_, Facebook: PROFISH, Twitter: @Profish7

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun