Mohon tunggu...
Meftahuda
Meftahuda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau

Kelahiran Bekasi 26 November 1999

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merindukan Pemimpin Umat Pembebas Al-Aqsho

10 Mei 2021   17:02 Diperbarui: 10 Mei 2021   17:13 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bolehkah saya merindukan sosok Nuruddin Mahmud Zanki penguasa Suriah dari dinasti Zangki yang mampu memobilisir kaum muslimin membebaskan Al-Quds dari cengkraman dan kejahatan Crusader dizamannya?

Bolehkah saya merindukan sosok pendiri dinasti kekhilafahan Sholahiyyah Sultan Sholahuddin Al-Ayubi yang dengan hatinya yang hanif dan sifatnya yang bijaksana mampu untuk menyelamatkan muslim Al-Aqsho , membebaskannya dan menebar keadilan serta kesejahteraan pada masanya?

Bolehkah saya merindukan sepak terjang Umar bin Khattab Khalifah kaum mislimin yang ke 2 yang mampu mengeluarkan kemelutan dan kedzoliman dari bumi Elia dan menebarkan kedamaian tidak hanya untuk kaum muslimin di yerusalem namun semua umat yang tinggal didalamnya berabad-abad lamanya?

Bolehkah saya merindukan sosok Yasser arafat presiden otoritas bumi Palestina pertama dan juga seorang pejuang untuk kemerdekaan Palestina yang diwarnai dengan pengungsian dan kematian rakyat Palestina dizamannya yang pada tahun 1974 diundang berbicara di sidang umum PBB untuk mewakili Organisasi Pembebasan Palestina, PLO. Dimana saat berpidato, Arafat mengenakan seluruh asesorisnya untuk merepresentasikan negaranya. Dengan mengenakan sobran khasnya, ia menyimpulkan dengan suatu kutipan: "Hari ini saya datang membawa cabang pohon zaitun dan senjata dari pejuang kebebasan. Jangan biarkan ranting pohon zaitun ini jatuh dari tanganku dan yang tersisa adalah senjata ini"?

Bolehkah saya merindukan Syaikh Ahmad Yasin Pemimpin Hamas seorang kakek tua yang lumpuh dan wafat sebagai seorang yang syahid akibat 3 rudal melesat di tubuhnya pada 2003 silam yang dengan syahdu berpidato

"Sesungguhnya aku, seorang tua yang lemah, tidak mampu memegang pena dan menyandang senjata dengan tanganku yang sudah mati (lumpuh). Aku bukan seorang penceramah yang lantang yang mampu menggemparkan semua tempat dengan suaraku (yang perlahan ini)

Aku tidak mampu untuk kemana-mana tempat untuk memenuhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda) -ku

Aku, yang sudah beruban putih dan berada di penghujung usia. Aku, yang diserang pelbagai penyakit dan ditimpa bermacam-macam penderitaan

Adakah segala macam penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu lemah. Adakah kalian semua begitu, wahai Arab, kalian diam membisu dan lemah, ataukah kalian semua telah mati binasa

Adakah hati kalian tidak bergelora melihat kekejaman terhadap kami sehingga tiada satu kaumpun bangkit Kemarahan karena Allah. Tiada satu kaumpun (di kalangan kalian) yang bangkit melawan musuh-musuh Allah yang telah mengobarkan perang antarbangsa ke atas kami dan menukarkan kami bersama golongan mulia yang dianiaya dan dizhalimi kepada pembunuh dan pembantai yang ganas. (Tidak adakah yang mau bangkit musuh-musuh) yang telah menghancurkan setia untuk menghancurkan dan menghukum kami

Tidak malukah ummat ini terhadap dirinya yang dihina sedangkan padanya ada kemuliaan. Tidak malukah negara-negara ummat ini membiarkan penjajah Zionis dan sekutu antarabangsanya tanpa memandang kami dengan pandangan yang mampu mengesat air mata kami dan meringankan beban kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun