Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis sebagai Ekspresi Keresahan, Kreativitas, dan Kritik

19 Juli 2022   13:34 Diperbarui: 19 Juli 2022   13:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis (Freepik_Rawpixel)

Oleh: Fauzi Ramadhan & Brigitta Valencia Bellion 

DALAM sejarah perpolitikan Indonesia, negara ini mengalami banyak dinamika. Di masa-masa tersebut banyak sekali guncangan politik yang melibatkan banyak golongan, baik militer, masyarakat, maupun golongan intelektual seperti mahasiswa. 

Setiap era memiliki pemimpin dan gayanya sendiri. Akan tetapi, yang paling dekat dengan masa modern ini adalah perpindahan dari Orde Baru menuju Reformasi pada 24 tahun lalu. 

Era pasca-Soeharto ini adalah masa ketika sekat-sekat perpolitikan yang militeristik dan represif di Orde Baru mulai dihapus. 

Kemudian, ia digantikan oleh napas baru demokrasi yang berlandaskan Pancasila. 

Menurut Muhammad Umar Syadat Hasibuan dalam buku Revolusi Politik Kaum Muda (2008), reformasi lahir setelah negara Indonesia mengalami krisis yang melanda berbagai aspek, mulai dari ekonomi, politik, hukum, kepercayaan, hingga kebutuhan pokok. 

Krisis-krisis ini hadir di penghujung era Orde Baru sehingga terjadi gerakan masif yang berusaha untuk melengserkan kepemimpinan militeristik Soeharto. 

Metode gerakan yang digunakan sangatlah beragam, tidak hanya turun ke jalan, tetapi juga kritik sosial lewat tulisan, sastra, dan seni. 

Sebut saja Wiji Thukul, Nezar Patria, dan Puthut EA sebagai tokoh-tokoh pelopor gerakan kritik melalui tulisan, sastra, dan seni. 

Kini, di era modern, dinamika politik kian berkembang. Ruang-ruang demokrasi telah hadir bagi seluruh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun