Masjid bukan sekadar tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga rumah bagi mereka yang mengabdikan diri dengan tulus. Salah satu sosok yang sering terlupakan namun memiliki peran besar dalam menjaga kesucian dan keberlangsungan masjid adalah marbot.Â
Mereka adalah penjaga kebersihan, penjaga waktu azan, bahkan sering kali menjadi pengayom bagi jamaah. Dalam diam, mereka bekerja tanpa pamrih, menjadikan masjid tempat yang nyaman untuk beribadah. Namun, di balik kesederhanaan tugas mereka, sering kali terdapat kisah hidup yang luar biasa menginspirasi.
Kisah seorang marbot tidak hanya berkisar pada rutinitas membersihkan masjid atau menyalakan lampu sebelum subuh. Ada banyak kisah perjuangan, kesabaran, dan keikhlasan yang bisa menjadi teladan bagi banyak orang.
Salah satunya adalah kisah seorang pemuda yang awalnya tak menyangka bahwa kehidupannya akan berubah hanya karena panggilan azan. Takdir membawanya dari kehidupan yang penuh ketidakpastian menuju pengabdian yang penuh makna.
Pemuda ini dulunya adalah seseorang yang hidup dalam kebingungan. Ia tidak memiliki arah yang jelas, sering terombang-ambing oleh pergaulan, dan merasa kehidupannya kosong.
Hingga suatu hari, suara azan yang berkumandang dari masjid kecil di desanya menggetarkan hatinya. Awalnya, ia mengabaikan panggilan itu, namun lama-kelamaan, suara azan tersebut seakan mengajaknya untuk menemukan jati diri yang selama ini hilang.
Seiring waktu, pemuda ini mulai mendekati masjid, bukan hanya untuk shalat, tetapi juga untuk membantu di sana. Mulai dari menyapu halaman hingga menggulung sajadah selepas shalat berjamaah.
Perlahan, ia mulai merasakan ketenangan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Tanpa ia sadari, ia telah mengambil langkah pertama menuju takdirnya sebagai marbot.
Kisah ini bukan sekadar cerita biasa, tetapi sebuah perjalanan hidup yang menunjukkan bagaimana panggilan azan mampu mengubah seseorang.
Bagaimana suara yang sering kali dianggap sebagai rutinitas, sebenarnya memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membawa perubahan bagi mereka yang mau mendengar dan meresapi maknanya.