Mohon tunggu...
Mutiara Me
Mutiara Me Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekerja di Jepang: Mimpi Versus Realita

26 April 2019   16:00 Diperbarui: 26 April 2019   18:03 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja asing di Jepang (sumber vietnamnews.vn)

"Sebanyak 700 pelajar asing dari Tokyo University of Social Welfare menghilang sejak April 2018." Tulis Japan Times beberapa hari lalu. 

Meskipun tidak ditulis dengan jelas alasan dibalik 'menghilang' nya para pelajar asing ini, ini adalah modus yang lumayan sering kami dengar di sini. Bisa jadi dari awal memang mereka punya tujuan untuk bekerja di Jepang, tapi memakai kedok visa pelajar. 

Setelah mereka mendapat visa ijin tinggal, mereka pun kabur dari kewajiban membayar uang sekolah, dan mencari pekerjaan di kota-kota kecil di Jepang yang biasanya sangat membutuhkan tenaga kerja.

Pelajar sendiri mempunyai jatah kerja paruh waktu sekitar 14 jam per minggu saat semester aktif, dan 28 jam per minggu saat musim libur. Namun biaya tuition fee yang tinggi menyebabkan mereka harus bekerja lebih panjang dan lama. 

Jadi ada juga yang meskipun awalnya tidak berniat kabur, jadi ikutan teman-temannya karena biaya sekolah yang mengharuskan mereka lebih banyak bekerja daripada belajar. 

Migran Indonesia pun ada yang demikian. Ada seseorang yang terdaftar di sekolah Bahasa Jepang yang bercerita pada saya, pada waktu di Indonesia broker nya meyakinkan bahwa belajar sambil kerja di Jepang gaji nya cukup untuk nyicil biaya kuliah, buat hidup dan menabung. 

Kenyataannya tentunya berat sekali untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang stabil dan full time dengan kewajiban menghadiri kelas di pagi hari. Selain itu gaji yang di dapat jauh dari mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Ia sampai harus menunggak bayar sekolah hampir setahun dan ada niatan untuk kabur karena sudah ditagih terus oleh pihak sekolah.

Tapi selain modus sebagai pelajar sekolah bahasa, banyak sekali yang berniat bekerja tapi datang dengan visa kunjungan sementara alias turis.  

Suatu hari saya mendapat pesan pendek dari teman:

"Ketemu orang Indonesia, lontang-lantung kebingungan di stasiun sudah lama tunggu orang yang jemput dia tapi ngga datang2. Katanya dijanjikan kerja, tapi visanya waktu aku cek, visa turis." Bunyi pesan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun