Mohon tunggu...
Mutiara Me
Mutiara Me Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Inilah Pengalaman Menegangkan dengan "Customs and Border Protection" Negeri Paman Sam

12 Maret 2018   18:16 Diperbarui: 13 Maret 2018   11:00 2829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas CBP (sumber: CNN.com)

CBP: How to open this? (Gimana ini bukanya?)
Me: Gini lho cara buka si min" (sambil menyentuh si mini)
CBP: Don't touch! Just tell me how? (Jangan sentuh! Bilang aja gimana caranya?) 

Waduh galak amat... Trus kuajari dia membuka si mini.

CBP officer ini teriak ke officer lain: Hey, this lady brings rice!! (Hey, perempuan ini bawa beras!)

Hikz, passssraaaaah... apa aku akan dijebloskan pada jeruji besi? Gegara sejumput beras.

Tiba-tiba entah dari mana ada petugas dari ANA lewat dengan santainya sambil bilang: 

"She came from Japan. Japanese rice is fine." (Dia datang dari Jepang. Beras Jepang ngga papa.)
CBP Officer lain: Yeah, Japanese rice is fine. (Yeah, beras Jepang nggapapa)
CBP: Oh, really... (lalu dia menatapku dengan tatapan sinis). You are lucky now, lady (Oh ya... Kamu beruntung sekarang.)

Oh legaa, hampir ga percaya, Japanese rice is fine? Maksudnya gimana? Entah... kembali bernafas.... Alhamdulillah).Sepertinya dengan ajaibnya doa-doa dari orang tercinta selalu menemaniku ke mana pun kupergi, dan mendorong seorang petugas ANA untuk lewat situ yang pas banget timingnya.

*tapi masih trus dimarah-marahi sama si bapak CBP karena ngga nulis itu di form, sambil harus berbenah lagi koper yang udah dibuatnya amburadul.

Si Mini di Boston (sumber: koleksi pribadi)
Si Mini di Boston (sumber: koleksi pribadi)
Tips dan kesimpulan: 

Satu, CBP Amerika mainland adalah yang ter-strict dari customs officer manapun yang pernah saya temui di negara lain. Ini bukan pertama kali saya menghadapi CBP officer. Waktu masuk Hawaii/Honolulu saja bapak customs-nya cool, santay seperti pantay, ngga pake acara bukop (buka koper), tapi itu memang sebelum ada Trump's ban. Jadi memang sepertinya ada faktor karena timing-nya saya masuk mainland persis sesaat setelah Trump's ban diberlakukan. Setelah saya baca-baca testimoni orang, memang nampaknya sebelum Trump's ban, CBP ngga se-strict itu.

Dua, meskipun lelah dan ingin cepat selesai, tapi saat berbicara dengan petugas CBP haruslah hati-hati. Ini yang harus diperhatikan untuk para pendatang yang menghadapi CBP. Semua pernyataan yang kita dengar dari officer harus diperhatikan betul dan apapun yang kita ucapkan saat itu harus diucapkan dengan jelas, lugas dan jujur, kalau tidak statement kita akan bisa dijadikan alat untuk menuntut kita kalau ternyata faktanya tidak sesuai. Dan alasan tidak mengerti tidak akan mempan, dengan statement dia, "Dengan ini kamu tidak ada pertanyaan dan semua yang saya bilang sudah dimengerti, betul?" Di bawah alam sadar kita, dengan kondisi lelah, gugup, pasti akan menjawab default, "Betul". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun