Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Visualisasi Etnomusikologi dari Relief Candi, Merajut Peradaban yang Mendunia

11 Mei 2021   23:46 Diperbarui: 11 Mei 2021   23:52 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi relief Candi Borobudur (dodotiro.com/diunduh)

Jika sekadar untuk mengobati pandangan mata, atau memenuhi keingintahuan melihat langsung saja, maka eksistensi candi Borobudur terlalu sayang dimaknai sesederhana itu. Berbagai karya agung dan otentik seni-budaya pada setiap bagian candi, akan sekadar dimaknai objek unik yang memang sulit ditemukan duanya.

Seperti dilansir terakota.id, akademisi Belanda, J.L.A. Brandes menyatakan, orang Jawa sejak abad-12 menggunakan instrumen musik dalam hidup keseharian. Ini biasanya digunakan untuk berbagai keperluan mulai hiburan, penanda peristiwa, ritual keagamaan, hingga penyampaian pesan kepada khalayak.

Peradaban Jawa kuno ini juga muncul dalam sumber piktoral, pahatan relief pada candi dari abad ke-7 sampai abad ke-10 atau pada masa Jawa Tengah klasik, hingga candi abad ke-11 sampai abad ke-15 atau pada masa Jawa Timur klasik.

Terdapat setidaknya 17 jenis instrumen alat musik Jawa Kuno yang tertoreh pada relief di dinding candi Borobudur. Diantaranya, ada alat musik kenong dan kelompok ansambel tabeh-tabehan, atau disebut tabuh-tabuhan atau tetabuhan, yang bermakna sesuatu yang ditabuh, dibunyikan dengan dipukul.  


Dalam konteks inilah, nilai-nilai peradaban yang sudah jelas terdokumentasikan di artefak relief-relief candi, penting untuk terus digaungkan. Bahkan, sangat mungkin banyak pengetahuan baru peradaban manusia masih tersimpan, dan belum ditemukan di bagian artefak lainnya.


Selama kurun waktu tiga dasawarsa sejak diakui UNESCO (1991), mestinya gaung candi Borobudur lebih menggema dan meluas. Kekayaan sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya, semestinya lebih tereksplorasi dengan massif. Apalagi, tidak semua orang bisa berkesempatan langsung menikmati dan menyelami keindahan dan kekayaan warisan budaya leluhur ini.


Menggali Peradaban Musik Dunia dari Kekuatan Musik Etnis
Sebagai sebuah obyek sejarah dan destinasi wisata budaya, tidak jarang memang candi Borobudur menjadi latar belakang atau setting. Baik untuk kepentingan pribadi seperti untuk spot swafoto, atau bagus untuk momen pre-wedding.

Selama ini, Borobudur juga sering jadi obyek ilustrasi pendukung untuk kepentingan komersial. Seperti jadi latar untuk video musik (video clip) dan film, atau iklan bisnis maupun sosial. Selebihnya, menjadi tempat untuk kegiatan riset, field trip, atau studi wisata sejarah.


Memahami dan menggali lebih mendalam soal relief candi Borobudur, maka bisa menjadi project untuk bisa lebih menggambarkan eksistensi serta gaung dan daya pikatnya. Bahkan, saking kayanya nilai dan sejarah yang ada dalam candi, mungkin bisa menjadi obyek eksplorasi khazanah budaya nusantara dan peradaban dunia sepanjang masa, khususnya pusat musik dunia.


Ibarat kata, masih banyak nilai budaya yang terserak di candi Borobudur. Masih banyak pula yang sebenarnya masih terpendam, di balik kekayaan seni-budaya pada setiap pahatan reliefnya. Penggalan-penggalan hasil peradaban yang sebenarnya bisa menjadi 'kitab' utuh jika dikumpulkan dan dipertalikan satu sama lain.


Agar candi Borobudur bukan sekadar benda mati warisan peninggalan budaya leluhur, maka harus banyak-banyak digali lebih mendalam. Selain tetap dinarasikan dalam berbagai literatur, juga perlu juga sering-sering dikisahkan dan dipertontonkan, dengan sentuhan artifisial dan visualisasi yang menarik. Salah satunya, dengan pendekatan etnomusikologi yang juga bisa lebih diterima semua bangsa dari semua kalangan usia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun