Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Madu Kurma Lebih Sehat, Gantikan Konsumsi yang Banyak Zat Aditifnya

4 Mei 2021   22:18 Diperbarui: 4 Mei 2021   22:35 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi KOJIMA (tokopedia.com/diunduh)


Waspada Minuman dengan Zat Aditif

Kesukaan pada berbagai minuman instan dalam kemasan ini bukan tanpa alasan. Bermacam rasa, warna, dan bentuk kemasannya yang menggoda, menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih, minuman kemasan ini bisa dinikmati dalam suasana dan momen khusus.


Suka pada aneka rasa dan kesegaran minuman kemasan juga bisa jadi alasan tersendiri, dan itu sah-sah saja. Akan tetapi, adanya zat aditif atau bahan tambahan pangan (BTP) yang digunakan dalam olahan dan sajiannya, itulah yang tidak baik dan berisiko. Apalagi, jika dikonsumsi berlebihan di atas ambang kadar normalnya, maka akan justru bisa membahayakan bagi kesehatan.


Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan Internasional (FAO) mengklasifikasi zat aditif menjadi zat perasa, zat pengawet, zat pewarna, dan zat pemanis. Zat aditif yang umum digunakan diantaranya untuk memperlambat proses pembusukan, meningkatkan atau menjaga nilai gizi, atau memperkaya rasa, warna, dan penampilan makanan.


Di masyarakat kita, zat aditif banyak digunakan pada makanan camilan, minuman ringan, sereal dan yoghurt. Untuk pemanis buatan misalnya, banyak digunakan gula, sorbitol, dan sirop jagung.


Penggunaan zat aditif tidak boleh sembarangan, ada beberapa yang tidak direkomendasikan. Jika dikonsumsi luas, makanan-minuman dengan tambahan zat aditif harus punya Izin Edar terlebih dahulu dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan).


Nah, selama ramadan kini berbagai makanan dan minuman ringan dalam kemasan lebih mudah kita dapati. Sepanjang jalan protokol bisa menjadi pasar takjil dadakan, dengan berbagai jajanan dan minuman yang menggoda selera. Maka, berhati-hatilah dengan kemungkinan adanya zat aditif yang dikandungnya.


Jika digunakan secara berlebihan dan terus-menerus, pewarna sintetis dalam makanan yang kita makan dan minum, akan menumpuk dalam tubuh, hingga akhirnya merusak fungsi organ tubuh, terutama hati dan ginjal. Hati terpaksa bekerja keras untuk merombak zat tersebut untuk dikeluarkan dari hati.


Dari hati, pewarna sintetis ini akan masuk dalam sistem peredaran darah, lalu dibawa ke ginjal. Sama seperti hati, ginjal juga harus bekerja keras untuk mengeluarkan zat berbahaya ini dari dalam tubuh. Jika gagal dikeluarkan, zat pewarna makanan ini bisa menyebabkan penyakit kanker.


Sementara itu, dilansir dari Medical Daily, pemanis buatan dapat menyebabkan obesitas jika dikonsumsi secara terus-menerus oleh tubuh. Bahkan kenaikan berat badan ini akan terjadi dalam jangka panjang, yang berarti terus menetap pada tubuh manusia. Pemanis buatan juga dapat menyebabkan hipertensi, penyakit kardiovaskular, hingga diabetes tipe 2. Penyakit diabetes tipe ini bahkan bisa terjadi pada siapa saja, tak peduli jenis kelamin dan usia.


Air Kurma Lebih Aman, Jaga Imun dengan KOJIMA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun