Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Hardiknas, Jalan Panjang Perjuangan dan Pengabdian Guru

3 Mei 2021   01:27 Diperbarui: 3 Mei 2021   01:29 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi guru mengajar (Tribunews.com)

Berbagai tantangan dan dinamika situasional yang terjadi memang harus direspon dengan kebijakan dan penyikapan tepat. Banyaknya respon yang diberikan, semestinya tidak sekadar reaktif dan responsif, namun tetap adaptif dan antisipatif bagi kemunculan perubahan jaman yang serupa kelak.
Adaptif berarti bisa menjadi pranata yang bisa mendasari, sekaligus bisa diterapkan setiap waktu sebagai keberlanjutan dari kemanfaatannya. Sebaliknya, banyaknya kebijakan dan perubahan yang dihasilkan jangan lantas mengeringkan atau bahkan menghilangkan nilai kebijakan lama yang bermakna sebelumnya.

Soal penerapan kurikulum yang terus berganti-ganti misalnya, harus diimbangi dengan assesmen tepat, dan tidak dalam waktu singkat. Terlebih, jika penerapannya kurang maksimal dan asal mencapai beban atau target ketuntasanya saja.

Tuntutan Kinerja Guru, antara Ideal dan Kesenjangan
Terlepas dari pemaknaan tema Hardiknas di atas, secara prinsip pemenuhan pendidikan adalah wujud komitmen dan kewajiban, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan pendidikan juga sebuah cita-cita besar membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Konteks komitmen pada pendidikan ini, tidak semata bertumpu pada pemerintah saja, bahkan juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat dan stakeholder lainnya. Komitmen yang tentunya membutuhkan atensi, intervensi dan daya dukung, baik sistem, tata kelola, hingga penganggarannya.

Soal atensi dan daya dukung ini, memang kewajiban pemerintah yang sekaligus menjadi pekerjaan rumah hingga kini. Ini karena masih banyak kekurangan, yang akhirnya juga menjadi kesenjangan dan ketimpangan yang masih terjadi. Ketimpangan yang juga dialami para guru, sebagai ujung tombak pelaku pendidikan.

Sebagian besar guru di Indonesia masih berkutat pada persoalan dan kesenjangan, antara tuntutan kinerja profesional dengan fasilitas dan daya dukung bagi hak-hak yang harus didapatkan. Akses dan ruang bagi pemenuhan kinerja profesional terbaik, belum didapatkan secara merata dan memadai bagi banyak guru dalam menjalankan pengabdiannya.

Sekali lagi, praktik pendidikan yang nyata adalah pengalaman langsung yang dihadapi guru setiap menjalani tugasnya. Pada saat yang sama, kesiapan dan kondisi lingkungan kerja, adalah hal yang harus tetap disikapi setiap saat dan sewaktu-waktu. Ada ideal harapan besar ditumpukan pada pundak guru, ada pula kenyataan dan pengalaman lapangan yang ditemuinya pada waktu bersamaan.

Tuntutan kinerja profesional dan dedikasi adalah hal pasti. Beban/muatan kurikulum, jam kerja dan mengajar, assesmen masalah belajar, hingga pengembangan bakat personal siswa menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Belum lagi, keharusan tugas tambahan atau pengembangan keprofesian, tidak bisa dielakkan semua guru.

Sementara, daya dukung dan prasarana lingkungan juga dibutuhkan guru. Bahkan, ini mungkin sangat vital dan tidak bisa disepelekan, agar tuntutan kinerja bisa benar-benar dipenuhi dan tugas mengajar mampu dijalankan dengan profesional dan penuh dedikasi. Apalagi, kinerja dan keteladanan seorang guru harus selalu baik, karena memang sebagai panutan anak didiknya.

Dalam konteks tersebut, jalan panjang masih harus dilewati banyak guru. Jalan perjuangan yang kadang melelahkan, dan tak jarang juga akhirnya melumpuhkannya. Adanya kesenjangan berkepanjangn kerap menjadi ujian berat bagi loyalitas dan totalitas pengabdiannya dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.

Soal kesempatan mengembangkan profesi juga kesejahteraan adalah kesenjangan yang masih jamak dialami guru. Kesenjangan yang akhirnya memunculkan ketimpangan, antara idealisme dan tuntutan dengan kenyataan daya dukung bagi fasilitasi proses penyelenggaraan pendidikan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun