Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teguhkan Saja: Indonesia itu... Satu dan Milik Semua!

28 Oktober 2020   19:07 Diperbarui: 28 Oktober 2020   21:58 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: ilustrasi (kompas.com)

LAGI bersemangat menasbihkan diri sebagai pemuda dan bangsa Indonesia? Wajar saja! Hari ini semua tengah dalam euforia Sumpah Pemuda. Titik kulminasi sebuah pergerakan dan tekad bulat pemuda Indonesia terhadap situasi kebangsaan kala itu.


Tekad dan semangat bernilai sejarah yang diwujudkan menjadi Sumpah Pemuda ini memang bagian dari karakter ke-Indonesia-an yang memang harus selalu diwariskan dari generasi ke generasi. Ada harapan besar tentunya,  bahwa bangsa Indonesia selamanya tetap satu dalam keberagamannya sampai akhir jaman.


Warisan yang juga tetap harus ditanamkan dan dijaga tentunya. Tidak sekadar karena kita tak mau disebut menjadi generasi bangsa yang ahistoris, atawa gampang saja melupakan sejarah berikut nilai-nilai luhurnya.


Semangat Sumpah Pemuda begitu menginspirasi sebuah persatuan yang dihalang kalangan muda Indonesia, terlebih di awal-awal sebelum terbentuknya Republik ini. Tepatnya pada 28 Oktober 1928, melalui Kongres Pemuda II yang menjadi pemicu lahirnya Sumpah Pemuda.


Dan, setidaknya pada 2009 lalu, keberadaan dan peran pemuda Indonesia lebih diteguhkan melalui Undang-Undang Nomor 40/2009 tentang Kepemudaan. Mengacu definisi yang tercantum dalam UU Kepemudaan ini, usia pemuda ternyata terbatasi rentang 16 sampai 30 tahun.


Bagi saya, ini gak penting-penting amat lah! Karena, semangat dan jiwa muda harus tetap terlekat bahkan hingga akhir hayat. Kenapa harus diam, pasrah dan berpangku tangan, jika memang kita masih kuat layaknya seorang pemuda! He...


Sejumlah poin penting dari UU 40/2009 ini bisa digarisbawahi, yang juga menjadi arah pembangunan kepemudaan di Indonesia. Sebut saja, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, partisipatif dan kemandirian. Sudahkah pemuda punya itu semua, atau memang harus selalu diperkuat lagi? Bagi penulis sederhana saja, pemuda itu mestinya punya optimisme cita-cita, daya juang, harus mandiri dan tidak justru membebani negara.


Kembali soal Sumpah Pemuda, setidaknya yang sangat bisa dimaknai dari lahirnya adalah satu tekad menjaga dan mempertahankan persatuan, solidaritas, serta kesetiaan, nasionalisme dan kecintaan kuat pada ke-Indonesia-an. Dan penulis meyakini, untuk bisa semua itu tidak harus menunggu pengakuan atau deklarasi terlebih dahulu. Tidak harus terkotak-kotak dan selalu terjebak pada simbolisme!


Soal keIndonesia-an, saya tidak perlu berfaham dan dibai'at sebagai nasionalis. Saya juga tidak cukup risau, karena bukan 'santri' yang paling siap menjaga kedaulatan NKRI. Atau, menjadi aktivis sosial dan pergerakan yang pandai beretorika menyuarakan aspirasi, hingga berkeringat dan berdarah-darah.


Meneladani dan mempertahankan warisan luhur cita-cita pemuda pendahulu lebih penting, hingga turun temurun antargenerasi. Bagi saya hanya lah: Indonesia Satu dan Satu-satunya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun