Mohon tunggu...
Medeline Puspitasari
Medeline Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi aktif jurusan Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dramaturgi-Erving Goffman

18 Oktober 2022   12:04 Diperbarui: 18 Oktober 2022   12:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Erving Goffman merupakan salah satu sosiolog yang memiliki peran penting terutama dalam perkembangan sosiologi modern. Lahir di Kanada pada 11 Juni 1922, bukan serta merta menjadikannya keturunan Kanada. Kedua orang tuanya merupakan keturunan Yahudi Ukraina yang melakukan imigrasi ke Kanada. Goffman menyelesaikan studinya di Universitas Toronto dan mendapatkan gelar doktoralnya di Universitas Chicago. Ia meninggal saat berada di puncak karirnya karena mengidap kanker.

Merupakan seorang pendukung teori interaksionisme simbolik, Goffman menuangkan pemikiran-pemikiranya ke dalam buku ciptaannya, The Presentation of Self in Everyday Life dan Stigma. Namun pada hari ini, kita akan membahas tentang konsep Dramaturgi yang ia tuangkan dalam buku The Presentation of Self in Everyday Life. 

Dalam konsep dramaturgi, Goffman beranggapan bahwa cara kita mempresentasikan diri kita pada masyarakat memiliki teknis dan sistem yang sama dengan aktor yang menampilkan drama atau teater di depan panggung. Maka dari itu, Goffman memperdalam konsep dari interaksionisme simbolik dan memfokuskannya pada dramaturgi, di mana dalam menjalani kehidupannya, seorang memiliki panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage).

Front Stage

Front Stage atau panggung depan dapat didefinisikan seperti tempat menampilkan diri di khalayak umum. Seperti halnya seorang aktor, individupun akan menampilkan hal tertentu di depan publik. Individu akan mempersiapkan perannya guna beradaptasi dengan lingkungannya.

Aspek-aspek dalam front stage antara lain ekspresi, setting, dan perlengkapan. Selain itu, penampilan individu juga dipengaruhi oleh motif dan momentum. Aspek-aspek dalam front stage tadi haruslah dapat disesuaikan oleh momentum dan motif, begitu pula motif harus disesuaikan dengan momentum. Misalnya, ketika kita mendengar kabar duka, momentum ini dapat mengubah motif individu yang ingin dikenal ceria oleh orang lain, menjadi ingin menunjukkan kepedulian terhadap sesama. Maka ekspresi, setting, dan perlengkapan pun akan menyesuaikan. Dalam berbicara akan lebih halus, ekspresi yang terlihat sedih, memakai pakaian serba hitam, dan lain sebagainya. Di panggung depan juga terjadi pengkonstruksi citra. Individu akan membangun citra sebagaimana ia ingin dipangang. Pencitraan dapat bersifat positif dan negatif tergantung dimana individu ditempatkan. Selain itu, individu juga dalam mengatur dan mengubah penampilan dan perilakunya berdasarkan reaksi orang terhadapnya baik secara spontan maupun tida spontan, atau yang disebut dengan manajemen kesan (impress management).

Back Stage

Back stage atau panggung belakang merupakan tempat dimana individu dapat menjadi dirinya sendiri.  Panggung belakang juga merupakan tempat aktor mempersiapkan atau melatih dirinya untuk peran yang akan ditampilkannya. Apa yang dilakukan di panggung belakang, tidak akan dilakukan dan diperlihatkan di panggung depan. Maka dari itu, di panggung belakang ini kita dapat melihat sifat asli dari aktor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun