Mohon tunggu...
M. Dzulfahmi Yahya
M. Dzulfahmi Yahya Mohon Tunggu... profesional -

Hijauku.com Co Founder. Suka bersepeda, futsal, film dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mimpi Para Pemakai Sepeda

28 Maret 2012   14:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih ingat menonton salah satu film di bioskop, berjudul Source Code. Bukan jalan ceritanya yang akan saya bahas disini, tetapi ada suatu scene yang diulang-ulang (karena cerita Source Code memang tentang me-replay ingatan dari suatu kejadian, Spoiler) tentang salah satu pemakai sepeda yang memasukkan sepedanya ke kereta dan ada tempat khusus sepeda yang membuat saya iri dan mungkin juga para pemakai sepeda lainnya... di Indonesia.

Kita yang hidup di dunia ketiga memang akan iri jika membandingkan fasilitas di negara maju, salah satunya adalah tempat parkir khusus sepeda. Saya jadi berfikir apakah "mimpi-mimpi" seperti itu susah untuk diwujudkan di negara kita? Saya pribadi sebagai pengguna sepeda selalu ingin parkir sepeda selalu ada di berbagai tempat, bahkan kalau dipungut biaya pun saja tidak masalah jika fasilitas tersedia dengan baik. Saya search di Google dan mendengarkan cerita teman saya ketika pergi ke Jepang, disana sepeda memang sudah sangat merakyat. Di stasiun kereta sudah tersedia parkir sepeda yang luasnya hampir sama dengan luas tempat parkir mobil. Hal yang jika di Indonesia masih sebatas mimpi belaka...

Kembali ke tempat khusus sepeda di kereta. Bayangkan jika "mimpi" ini terwujud, akan bahagia sekali para commuter bersepeda. Kita yang dari Jakarta bisa jalan-jalan ke Bandung dengan membawa sepeda. Sama halnya dengan orang Jogja akan dengan mudah "bersepeda" ke Solo dengan menggunakan kereta Prameks (Prambanan Ekspress: Kereta Jogja - Solo) atau pun sebaliknya. Kalau dipikir-pikir kenapa PT. KAI tidak terpikirkan untuk merangkul commuter bersepeda? Diantara kecarutmarutan transportasi publik di negara ini mungkin hal ini memang tidak prioritas utama, masih mimpi belaka... Padahal PT. KAI selama ini bisa dikatakan memonopoli transportasi perkerataapian, dalam arti mereka bisa menentukan harga tiket kereta berapa saja mereka mau, membatalkan jadwal kereta kapan pun mereka mau atau kalau mau menambah gerbong sepeda, seharusnya PT. KAI gampang saja kan melakukan itu? Saya juga tidak tau pasti permasalahan di dalam perusahaan kereta api kita ini, tapi "mimpi" seperti seharusnya bisa terwujud...

Diantara mimpi-mimpi saya ini, saya menemukan tautan yang dishare oleh kawan saya tentang pajak yang akan dibebankan oleh pemakai sepeda. Pemikiran yang menurut saya konyol ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah, Maruhan Samsurie. Berdasarkan link berikut:

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/12/03/22/m182nb-wah-sepeda-bakal-kena-pajak

Ide konyol seperti inilah yang perlu kita pertanyakan. Dimana fasilitas ataupun hak-hak pemakai sepeda masih jauh dari unsur kelayakan, kita akan dibebankan dengan sesuatu yang dapat menyurutkan minat orang untuk bersepeda. Sepeda adalah alat transportasi sehat dan ramah lingkungan, pemakai sepeda berapapun HARGANYA harus tetap diapresiasi sebagai pejuang lingkungan, berapapun juga kontribusinya. Istilah yang tepat untuk ini adalah "Layu Disaat Berkembang" dimana trend bersepeda mulai diminati masyarakat, pemikiran konyol seperti inilah yang terakhir kita butuhkan. Sebagai wakil rakyat seharusnya lebih cerdas dalam melihat hal ini.

Ah mimpi... mungkin saya akan terbangun dan mengayuh sepeda saja besok pagi... ;)

sumber: http://rent2bike.com/blog/is-america-running-behind-the-world-when-it-comes-to-cycling/

sumber: http://cityphile.com/photo/mbta-bike-coach-train/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun