Al-Qur'an menggunakan contoh-contoh terbaik untuk memberikan pelajaran pada manusia. Apakah kita sudah membuka hati kita untuk menerimanya?
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS. An-Naml Ayat 18)
Jika diperhatikan, ada hal yang menarik dari ayat ini. Alih-alih seekor semut berusaha secepatnya menyelamatkan dirinya sendiri agar dia tidak terinjak bala tantara Nabi Sulaiman as, justru ia lebih memilih untuk memperingatkan kawanannya agar yang lainnya dapat selamat. Suatu aksi heroik yang dilakukukan oleh serangga kecil yang nampak remeh di mata manusia.
Namun apakah aksi heroik semacam ini benar-benar terjadi di dunia semut pada kenyataanya? Jawabannya adalah 'ya'. Peristiwa itu disebut sebagai altruisme.
Altruisme merupakan suatu sikap atau naluri untuk memperhatikan dan mengutamakan kepentingan dan kebaikan pihak lain di atas kepentingan dirinya sendiri. Altruisme adalah lawan kata dari egois. Pihak yang melakukan altruisme disebut altruis. Segala kebaikan yang dilakukan oleh seorang altruis muncul dari ketulusan tanpa adanya rasa pamrih.
Contoh altruisme di dunia semut terjadi saat kawanan semut membangun jembatan menggunakan tubuh mereka sendiri di sepanjang jalur dari makanan ke sarang. Contoh lainnya terjadi pada salah satu jenis semut pemburu rayap yang terkenal petarung dan galak yaitu semut Mutabele (Megaponera analis) dapat menunjukkan menunjukkan sisi kepedulian terhadap rekannya. Penelitian baru menunjukkan bahwa semut Matabele membalut luka rekannya yang terluka dengan zat khusus dari mulutnya. Ini adalah pertama kalinya seekor serangga menunjukkan perilaku penyembuhan terhadap serangga lain.
Para peneliti menemukan bahwa semut Mutabele akan merawat luka teman sesarangnya. Satu-satunya hewan lain yang tercatat merawat luka sesamanya adalah manusia dan beberapa kerabat primata kita. Dengan kata lain, semut dan manusia berbagi apa yang oleh para ahli biologi disebut sebagai sifat konvergen yaitu merawat sesama yang membutuhkan.
Ketika seekor semut Matabele terluka, Â dia akan melepaskan feromon "bantuan" yang memicu semut terdekat untuk membantunya. Semut yang terluka ini kemudian dibawa kembali ke sarangnya, di sarang itulah semut lain kemudian "menjilat" luka dengan alat khusus yang ada di mulutnya untuk mencegah infeksi. Tanpa pengobatan, 80 persen semut yang terluka bisa mati dalam waktu 24 jam sedangkan yang mendapat pengobatan, hanya 10 persen yang mati.
Ini mengajarkan pada kita bahwa rasa kepedulian terhadap sesama bukan hanya dimiliki oleh manusia. Ternyata semut yang selama ini biasa kita lihat di mana saja, menyimpan banyak pelajaran. Al-Qur'an tidak segan memberikan contoh dari sesuatu yang dianggap remeh karena sejatinya semua menyimpan sesuatu yang menakjubkan yang belum terungkap.
Hargailah dan perlakukan merekaa dan makhluk apapun yang diciptakan Allah SWT dengan baik. Karena manusia bukan satu-satunya yang berhak memiliki dunia. Manusia diberi tanggungjawab untuk mengelola dunia dan semua akan dimintai pertanggungjawaban di hari kemudian. Islam mengajarkan demikian.