Mohon tunggu...
mdimas103
mdimas103 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenali Cara Kita Bekerja untuk Produktif

28 April 2019   21:55 Diperbarui: 28 April 2019   21:57 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.dictio.id

Bekerja adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak terpisahkan. Dalam melakukannya seseorang memiliki tujuan yang berbeda. Seperti mendapatkan pengalaman, pendapatan, hobi, berkontribusi sosial, dan mencapai hal yang diimpikan.

Salah satu orang terkaya di China, Jack Ma menjadi perhatian publik karena dukungannya pada budaya kerja 996. Angka tersebut menunjukkan kerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam selama 6 hari dalam seminggu atau 12 jam sehari dengan libur sekali seminggu.

Hal itu memicu perdebatan jagat dunia maya. Membuat Jack Ma menerima banyak kritikan, karena konsep itu dianggap sebagai arogansi petinggi perusahaan dan ketidakadilan bagi para pekerja.

Kemudian mendorong Jack Ma mengklarifikasi. Memaknai bekerja menurutnya tidak terbatas pada rutinitas datang ke tempat kerja. Secara undang-undang ketenagakerjaan di China pun tidak memungkinkan untuk menerapkan konsep 966 karena telah diatur bahwa jam bekerja dalam seminggu adalah 40 jam atau 8 jam per hari apabila libur 2 hari.

Pernyataan Jack Ma pada dukungan konsep 966 adalah agar anak muda bergairah melakukan pekerjaan. Menurutnya apabila kita tidak melakukannya pada saat muda lalu kapan lagi dapat melakukannya. Ketika mencintai pekerjaan yang dilakukan maka jam kerja panjang bukanlah suatu beban.

Lalu apakah jam kerja panjang menjadi cara ideal untuk kita dapat produktif. Memang dengan semakin banyaknya waktu maka akan semakin banyak hal yang bisa dilakukan.

Tetapi banyak peneliti mengatakan tekanan kerja terlalu tinggi akan merugikan perusahaan itu sendiri. Karena akan menimbulkan kelelahan, penurunan konsentrasi, dan peluang melakukan kesalahan. Lalu bagaimana caranya agar dapat bekerja dalam waktu yang panjang.

Seorang peneliti, Tony Schwartz mengatakan untuk, "Atur energimu, bukan waktumu." Ia menjelaskan ada empat energi yang harus diatur setiap hari dalam bekerja:

1. Energi Fisik -- Kesehatan pada diri masing-masing

2. Energi Emosional -- Perasaan atau mood yang dirasakan

3. Energi Mental -- Tingkat fokus dan prinsip yang dipegang

4. Energi Spiritual -- Alasan religius dalam melakukan sesuatu

Hal lain yang perlu diperhatikan agar dapat produktif adalah mengenali cara kita dalam bekerja. Karena setiap orang punya karakteristik yang berbeda.

Ada orang introvert yang membutuhkan ketenangan dan gangguan yang sedikit agar dapat fokus. Dan ada orang ekstrovert yang membutuhkan situasi banyak orang agar tidak jenuh.

Orang yang introvert akan cenderung mencari ruang yang tidak terlalu banyak gangguan, tidak diantara banyak orang, dan lebih cenderung menyukai ruang yang tertutup. Mereka akan menunggu saat sepi untuk melakukan pekerjaannya. Karena di saat itulah ide dan kreativitasnya akan muncul.

Sementara orang yang ekstrovert membutuhkan banyak orang disekitar. Untuk dapat langsung mendiskusikan segala hal yang dihadapinya. Tipikal ini akan cocok berada pada ruang terbuka, meja berhadap-hadapan, dan berada diantara banyak orang.

Karakteristik lainnya yang setiap orang berbeda-beda adalah jam kerja mereka. Ada mereka yang lebih cenderung produktif pada malam hari (nocturnal) dan ada juga pada pagi hari. Mereka yang menyukai di malam hari biasanya dikarenakan saat itu tidak banyak hal yang mengganggu sehingga dapat fokus. Sementara mereka yang produktif di pagi hari dikarenakan suasana pagi hari yang fresh dan segar.

Membangun perspektif positif terhadap hal yang dikerjakan juga hal yang sangat penting. Ketika mencintai apa yang kita kerjakan maka setiap waktunya akan dinikmati. Sementara menganggapnya sebagai beban, waktu yang singkat akan terasa begitu panjang.

Pernyataan Jack Ma untuk bekerja selama 12 jam sehari selama 6 hari per minggu tidak juga salah. Apalagi di zaman digital saat ini dimana variasi untuk produktif sangatlah beragam.

Banyak orang-orang hebat juga membangun perspektif bekerja dengan konsep 24/7 atau bekerja 24 jam selama 7 hari. Karena ketika kita menemukan sesuatu yang disukai maka ketika makan dan tidur akan selalu memikirkannya.

Ada yang mengatakan bahwa yang menyebabkan kelelahan bukanlah cinta, sebab apa yang kita cintai untuk mengerjakannya tidak akan menyebabkan kelalahan.

Mengenali pola kita bekerja dan pandangan terhadap apa yang dikerjakan adalah dua hal penting yang menentukan produktivitas seseorang.

Misalnya kita tidak dapat bekerja pada siang hari karena banyak gangguan, maka lebih baik beristirahat dan menyimpan energi untuk fokus melakukannya di saat kita nyaman pada malam hari.

Ketika mendapatkan alokasi bekerja selama 8 jam sehari tetapi menganggapnya sebagai beban maka hanya akan membuat jenuh. Sementara bila mencintainya sampai tidurpun kita akan selalu memikirkannya.

Mencari pekerjaan itu seperti mencari pasangan, dimana dengan mencintainya kita akan bersemangat dalam setiap waktu menjalankannya.

Referensi

Ramly, Ruli. Pernyataan Jack Ma soal Kerja 12 Jam Sehari Picu Perdebatan di China. https://www.inews.id/finance/bisnis/pernyataan-jack-ma-soal-kerja-12-jam-sehari-picu-perdebatan-di-china/522309.

Manuwu, John P. Kerja Delapan Jam Sehari, Apakah Efektif dan Produktif? https://id.techinasia.com/mengapa-harus-delapan-jam-kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun