Mohon tunggu...
Muhammad Catur Nugraha
Muhammad Catur Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Young Engineer dan Tukang Ngelayap

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika Pekerja Kantoran Mendaki Gunung Gede

31 Oktober 2014   00:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:07 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendaki gunung kini sudah menjadi trend baru dikalangan anak muda untuk menghabiskan waktu akhir pecan, begitu juga dengan kami para pekerja kantoran yang hari – harinya disibukkan dengan pekerjaan serta deadline yang menumpuk dan untuk melepaskan penat akibat pressure dari bekerja kami berencana untuk mendaki gunung, dan gunung yang dipilih yang dekat dari Jakarta yaitu Gunung Gede.

Akhirnya 11 orang terkumpul untuk pendakian ini, saya dan 7 rekan satu kantor serta lainnya dari kantor sebelah.

[caption id="attachment_370688" align="aligncenter" width="480" caption="Satu Tim Pendaki Kantoran"][/caption]

Perjalanan dimulai dari Terminal Kampung Rambutan pada Jum’at malam selepas kerja. Dari sini kami naik bus Marita tujuan Pasar Cipanas dengan ongkos Rp 20000, sekitar 2 jam perjalanan sampailah kami di Pasar Cipanas.

Dari Pasar Cipanas kami sewa 1 angkot untuk membawa kami ke Gunung Putri, setelah tawar menawar didapatlah harga Rp 150000 (cukup mahal karena malam hari, dan ini adalah harga calo)

Dari Pasar Cipanas ke Gunung Putri dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, jalan menanjak serta kondisi jalan yang rusak membuat berkali – kali kami mengalami guncangan didalam angkot yang penuh dengan kami dan tas keril.

Sesampainya di Gunung Putri kami mencari warung untuk beristirahat, dan kami beruntung karena yang punya warung juga menyediakan tempat untuk tidur yaitu di ruang keluarga rumahnya. Tidak perlu bayar cukup kami membeli makanan atau minuman yang dijajakan di warung itu saja.

Keesokan paginya, kami memulai pendakian, berjalan menanjak melewati kebun milik warga menuju Pos Pemeriksaan Gunung Putri.

[caption id="attachment_370689" align="aligncenter" width="480" caption="Pos Pemeriksaan Gunung Putri"]

14146661471262179352
14146661471262179352
[/caption]

Salah satu dari kami menyerahkan simaksi kepada petugas dan menyebutkan apa saja yang dibawa oleh kelompok kami. Dan kami juga mendengarkan arahan dari petugas yaitu untuk tidak menyalakan api pada saat kemping karena rerumputan sedang mengering sehingga rentan terbakar, serta disarankan untuk membawa perbekalan air yang cukup karena sungai kecil di Surya Kencana sedang kering akibat tiadanya hujan belakangan ini. Setelah selesai dengan urusan di Pos pemeriksaan kami lanjutkan kembali pendakian ini. Melewati kebun warga yang didominasi oleh beragam tumbuhan sayur – sayuran. Karena cuaca cerah pemandangannya bagus banget jadi sering berhenti untuk mengambil foto.

[caption id="attachment_370690" align="aligncenter" width="560" caption="Pemandangan dari Gunung Putri"]

1414666212785035282
1414666212785035282
[/caption]

Setelah melewati perkebunan warga masuklah kami ke wilayah hutan atau disebut juga dengan pintu rimba. Lho, ternyata jalur kini sudah dibetonisasi berbeda pada saat pendakian saya setahun yang lalu dijalur yang sama yang masih berupa tanah dan akar – akar pepohonan.

[caption id="attachment_370691" align="aligncenter" width="420" caption="Jalur yang kini dibeton"]

14146662742072811536
14146662742072811536
[/caption]

Sekitar 1 jam-an dari Pos lapor sampailah kami di Pos 1, kami beristirahat dulu sambil foto – foto lah. Lanjut jalan lagi, 30 menit kemudian sampai lagi ke sebuah pos (gag tau namanya, ada gazebo juga seperti pos 1).

Menjelang sampai Surya Kencana jalur makin menanjak membuat sering berhenti untuk mengatur nafas, eh iya disepanjang jalur saya perhatikan banyak sekali pendaki - pendaki yang “tumbang” pada istirahat sambil tidur di tepi jalur, ini mungkin karena istirahat semalamnya gag sempurna karena kurang tempat istirahat di Gunung Putri.

Akhirnya setelah 9 jam berjalan sampailah kami di Alun – alun Surya Kencana, kami langsung mendirikan tenda sebanyak 4 buah, lalu memasang flysheet untuk dijadikan tempat untuk berkumpul dan bermasak. Dengan kerja sama yang apik kami bisa melakukan hal itu dengan cepat, setelah selesai kami langsung memasak untuk makan malam.

[caption id="attachment_370692" align="aligncenter" width="560" caption="Surya Kencana"]

1414666342184506863
1414666342184506863
[/caption]

[caption id="attachment_370693" align="aligncenter" width="480" caption="Edelweiss di Surya Kencana"]

1414666377622118921
1414666377622118921
[/caption]

Setelah selesai masak kami pun makan bersama dengan beratapkan jutaan bintang yang menggantung dilangit serta berdindingkan alam Surya Kencana membuat makan malam kala itu sungguh nikmat. Setelah makan kami masuk ke dalam tenda kami masing – masing untuk istirahat.

Pagi harinya setelah sarapan, kami langsung membongkar tenda dan merapihkan kembali barang bawaan ke keril masing – masing. Setelah beres, kami pun melanjutkan pendakian menuju Puncak Gunung Gede, dari Surya Kencana sampai Puncak Gunung Gede dibutuhkan waktu sekitar 30 – 45 menit.

Tepat jam 10.00 kami semua sampai di Puncak Gede, rasa bahagia, syukur, dan puas keluar dari diri kami masing – masing. Pemandangan di puncak begitu indah terlebih didukung oleh cuaca yang cerah sehingga nampak juga puncak Gunung Pangrango dari sini.

[caption id="attachment_370694" align="aligncenter" width="560" caption="Gunung Pangrango dilihat dari puncak Gunung Gede"]

1414666422201601758
1414666422201601758
[/caption]

Kami menikmati puncak kurang lebih 1 jam, kemudian kami turun melalui jalur Cibodas, melewati Tanjakan Setan lalu sampai di Pos Kandang Badak untuk beristirahat dan makan siang.

Lepas dari Kandang Badak kami lanjutkan lagi perjalanan turun melewati Pos Kandang Batu kemudian jalur air panas dimana kita harus berhati – hati supaya tidak jatuh karena jalurnya sangat licin. Setelah melewati Air Panas kami sampai di Pos Panyangcangan. Kalo dari Cibodas dari pos ini kita bisa menentukan pilihan, jika ke kanan maka jalur akan berakhir di Air Terjun Cibeureum sedangkan jika memilih ke kiri maka itu merupakan jalur pendakian Gunung Gede dan Pangrango.

[caption id="attachment_370695" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Kandang Batu"]

14146665111651557224
14146665111651557224
[/caption]

Dari Pos Panyangcangan kami lanjutkan lagi perjalanan turun melewati Jembatan Gayanggong lalu sampai di Pos Telaga Biru yang saat itu air di telaganya sedang kering karena kemarau panjang.

Jam 19.00 kami pun sampai di Pos Lapor Cibodas, kemudian melapor kepada petugas jaga memastikan bahwa semua anggota kelompok selamat dan tidak ada yang tertinggal.

Kemudian kami beranjak menuju pelataran parkir Cibodas dimana disini terdapat banyak warung yang bisa dijadikan tempat untuk istirahat dan makan sebelum kembali ke tempat masing – masing, begitu juga dengan kami, kami beristirahat di Warung Ibu Ani, bersih – bersih, lalu makan dan setelah itu kami kembali pulang ke Jakarta.

Sungguh pengalaman mendaki yang menyenangkan, terlebih dilakukan oleh rekan – rekan satu profesi. Terbukti bahwa kami tidak hanya bisa bekerja sama pada saat kerja kantoran saja tapi kami juga bisa bekerja sama dalam pendakian ini sehingga pendakian ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.

Kompasianer, ingin mencoba juga kah dengan rekan kerja anda untuk mendaki bersama?

Pendakian ini dilakukan pada tanggal 26 – 28 September 2014

Temukan indahnya Indonesia di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia> http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun