Mohon tunggu...
Muhamad Cahya Rizqi
Muhamad Cahya Rizqi Mohon Tunggu... Guru - PNS - Magister Pendidikan Islam

Menulis Mengilhami Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Ekosistem Pembelajaran Digital di Abad 21

16 Januari 2023   20:44 Diperbarui: 16 Januari 2023   20:53 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring berkembangnya teknologi di era digital, guru mempunyai tantangan yang semakin kompleks. Sudah tidak zaman lagi guru hanya mengandalkan bahan ajar yang tersedia di perpustakaan dan terjajah dengan gaya mengajar yang kuno. Siap tidak siap guru harus menyesuaikan dengan ekosistem pembelajaran yang dinamis, merancang pembelajaran dengan melibatkan teknologi dan memiliki digital mindset agar sebuah proses perubahan dapat terealisasi. 

Perubahan merupakan sebuah ketidaknyamanan karena pasti berhadapan dengan berbagai tantangan. Tetapi, apabila tidak ada keinginan untuk melakukan perubahan, maka harus siap dengan sebuah resiko, yaitu ketertinggalan.

Sebaik apapun kurikulum dan insfrastruktur pendidikan apabila tidak didukung dengan kualitas sumber daya manusianya maka akan menjadi sebuah kesia-siaan. Guru yang masih dihantui dengan pemikiran fixed mindset akan merasa berat untuk melompat jauh dalam bertransformasi. Maka mindset merupakan langkah awal dalam menciptakan sebuah perubahan. 

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru di era digital, di samping 4 kompetensi guru yang harus dikuasai (pedagogig, social, kepribadian dan professional) yaitu kemampuan dalam mengelola pembelajaran dengan memadukan pengetahuan materi ajar (content knowledge), pedagogig (pedagogical) dan teknologi (technological).

TPACK adalah grand design bagi pelaku pendidikan yang mengedepankan kolaborasi antara teknologi dan pedagogi dalam mengembangkan konten-konten pembelajaran. TPACK pertama kali diperkenalkan Shulman pada tahun 1986 yang banyak dipakai inovasinya oleh praktisi pendidikan di seluruh mancanegara. Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan di Abad 21 yang dikumpulkan dalam 4C (Creativity, Collaboration, Critical Thinking, Communication). Output yang dihasilkan tidak hanya sampai pada ranah pengetahuan, tetapi siswa harus diajarkan pada ranah analisis, problem solving dan create.

Salah satu esensi dalam pembelajaran di Abad 21 dengan menerapkan TPACK adalah aksesibilitas dan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran untuk mengakomodir kebutuhan dan memberikan ruang yang luas secara aktif dan partisipatif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang memadukan kemampuan pedagogi dan teknologi menjadi solusi untuk menjawab tantangan global dalam dunia pendidikan.

Tuntutan pembelajaran di era digital tidak hanya membelajarkan aspek kognitifnya saja, tetapi bagaimana guru dapat mengembangkan keterampilan, skills, dan potensi yang dimiliki siswa sehingga menjadi modal dalam mewujudkan masa depannya. Mereka yang hidup di era digital (generasi Z dan alpha) sudah tidak asing lagi dengan akses teknologi dan dapat dipastikan waktu yang dihabiskan tidak terlepas dari cengkraman teknologi. Melihat fenomena demikian, guru harus mengambil langkah yang tepat dalam mengoptimalkan akses teknologi sehingga dapat diberdayakan dalam menunjang proses pembelajaran.

Konsep dasar TPACK mengutamakan prinsip interaksi antara teknologi, pedagogi dan pengetahuan. Relevansi ketiga unsur tersebut mempunyai potensi dan perhatian yang dapat diaplikasikan untuk mewujudkan pebelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Fenomena demikian dapat dimaknai sebagai transformasi sistem pembelajaran yang semula teacher centered menjadi student centered. Adapun framework TPACK yang harus difahami guru sehingga dapat dipergunakan dalam mengekspolarasi tingkat pemahaman dalam keberlangsungan pembelajaran, dapat diuraikan dalam domain berikut :

Pertama, Content Kwowledge (menguasai pemilihan materi yang hendak diajarkan) Kedua, Pedagogy Knowledge (memahami metodologi pembelajaran) Ketiga, Technology Knowledge (memahami dalam pemberdayaan software dan hardware) Keempat, Pedagogy Content Knowledge (memahami integrasi konten dengan proses mengajar) Kelima, Technology Content Knowledge (memberdayakan teknologi untuk memberikan pengalaman belajar sesuai materi) Keenam, Technology Pedagogy Knowledge (menguasai pemberdayaan teknologi dalam kegiatan pembelajaran) dan ketujuh, Techonology Pedagogy Content Knowledge (menguasai integrasi teknologi dan pedagogi dalam menyampaikan materi).

Kehadiran teknologi di era digital dapat menjangkau segala keterbatasan dalam pembelajaran yang meliputi waktu dan tempat. Model pembelajaran yang sempat menjadi perbincangan hangat dalam dunia pendidikan adalah Hybrid Learning yang diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang mengkombinasikan antara tatap muka dan online yang melibatkan teknologi. Upaya dalam menciptakan pembelajaran menggunakan hybrid learning tentunya guru harus menguasai berbagai platform digital yang menjadi penunjang dalam keberlangsungan pembelajaran tatap muka maupun online, salah satunya platform teknologi google workspace for education.

Platform google workspace for education pertama kali diluncurkan ke public pada tahun 2006 sebagai google aps your domain dan diubah namanya menjadi google suite dan sekarang menjadi google workspace for education yang didalamnya menyediakan berbagai aplikasi bawaan google yang terdiri dari google classroom, drive, site, slide, meet, drawings, form, calendar dan masih banyak lagi. Disamping menyesuaikan dengan perkembangan zaman, dengan pemanfaatan platform digital dapat memberikan akses yang mudah dan fleksibel serta menghemat penggunaan kertas. Semuanya terintegrasi dalam sebuah wadah yang bernama google dengan menggunakan layanan cloud sehingga data terjamin dengan aman dan terlindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun