Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang memberi ruang untuk menulis pengalaman dan ikut mengkampanyekan "Kerja Layak PRT dan STOP PRT Anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyembuhkan "Penyakit Kusta" di Zaman Modern

12 Februari 2018   10:34 Diperbarui: 12 Februari 2018   10:36 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini aku mengubah agenda. Biasanya setelah berberes dan menyiapkan kebutuhan ibu menerima komuni, aku hanya melanjutkan kegiatan di rumah. Kali ini, aku dan anakku sudah berbagi tugas sejak bangun tidur supaya bisa pergi ke gereja, mengejar misa pagi kedua. Aku sudah berhitung, masih cukup waktu untuk perjalanan. Kalau ke gereja telat itu rasanya gak enak, seperti orang bersalah. Padahal, ibu dijadwalkan menerima komuni tiap minggu dengan waktu yang tidak bisa tepat betul, sangat tergantung asisten imam yang mengantarkan. Kadang ada yang datang jam 7, ada juga yang jam setengah 8, tapi ada juga yang datang lebih siang, jam 8an. Nah, kalau sudah tidak pasti, akupun tidak bisa memutuskan berangkat gereja karena sudah mulai dan pasti terlambat mengikuti misa.

Hari ini aku bersyukur bisa ke gereja, membiarkan diri tak terganggu hal-hal rutin, khusus untuk berkomunikasi denganNya. Homili romo sangat mengena hatiku. Tentang apa? Tentang orang sakit. Ya, di sekelilingku banyak orang sakit, orang tuaku sakit, saudaraku sakit, lah wong aku sendiri juga sakit. Jadi, memang pas ke gereja kali ini, makin dikuatkan iman ini dalam rasa sakit yang ada.

Hari ini, 11 Februari, bertepatan dengan peringatan HOSD, Hari Orang Sakit Sedunia. Bacaan Injil mengenai penyembuhan orang sakit kusta oleh Gusti Yesus. Tak terbayangkan penderitaan orang sakit kusta dalam kehidupan sehari-hari jika tidak disembuhkan. Mereka tidak diterima dan dijauhi karena menderita sakit yang tidak diingini. 

Bacaan yang klasik, sudah kudengar sejak lama karena merupakan bacaan yang sering dijadikan bahan permenungan. Tapi kali ini Romo Hans mengulasnya dengan tema kekinian, bahwa ada penyakit kusta #zamannow katanya. Beliau mengatakan bahwa menurut St. Teresa, ada penyakit kusta yang diderita banyak orang saat ini. Mereka yang merasa tidak diterima lingkungan, merasa tidak dicintai, ditolak sekelilingnya, merupakan contoh nyata penderita kusta! Lebih lanjut ada tiga contoh penderita kusta yang dimaksud, sangat mungkin berada di dekat diri kita, atau bahkan diri kita sendirilah yang sedang sakit kusta itu.

Pertama, penderita kusta itu adalah bayi-bayi yang sejak awal ditolak kehadirannya. Mereka tidak diterima sejak belum dilahirkan. Ada bermacam usaha untuk menggugurkan bayi-bayi ini. Rasa tidak dicintai dan tidak diharapkan sudah terekam sejak bayi-bayi ini masih dalam kandungan. Hal inilah yang menyebabkan seseorang nantinya merasa dikucilkan, merasa terbuang sebab sedari awal dirinya sudah tidak diharapkan kehadirannya.

Kedua, individu-individu yang diperlakukan berbeda karena banyak hal seperti suku, agama, warna kulit dll. Perlakuan yang diberikan orang lain membuatnya diasingkan, dikucilkan, tidak dianggap ada.

Ketiga, ada orang-orang yang pernah melakukan kesalahan yang kemudian dicap buruk (stigma). Cap inilah yang melekat pada orang tersebut dan membuat tidak diterima oleh orang lain.

Nah, ketiga penderita kusta itu bisa jadi mengembangkan beberapa sikap dalam kehidupannya sebagai efek perlakuan yang diterima dari orang lain. Merasa ditolak dan tidak diterima orang lain, dirinyapun akan bersikap menolak orang lain. Mereka bisa menjadi orang yang sulit dan selalu menimbulkan permasalahan. Bahkan bisa juga menjadi penjahat karena diperlakukan seperti itu. Orang kusta ini akan menunjukan sikap menguji orang lain, apakah benar dirinya dicintai, diterima, dianggap ada, karena dia perlu diyakinkan bahwa dirinya dihargai keberadaanya.

Karena penolakan yang dirasakan, orang-orang penderita kusta zaman sekarang juga bisa jadi menderita yang berujung pada keinginan bunuh diri. Rasa tak berdayanya membuat muncul keinginan untuk mengakhiri hidup daripada terus merasa tidak diinginkan orang lain.

Hal-hal yang tidak menyenangkan itu terekam dalam batin dan menjadikan luka batin bagi mereka yang dikucilkan. Suatu kondisi yang membuat diri terkungkung jika luka batin tidak disembuhkan. Harus ada upaya untuk menyembuhkan luka batin ini supaya orang terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan dan bisa menjadikan pribadi yang tidak terjangkit penyakit kusta.

Ah....dalam sekali kotbah romo pagi ini. Menusuk kepala dan batinku! Bagaimana tidak, sikap tidak diterima, tidak disayangi itu sangat mungkin ada dalam diri ini. Gak perlu contoh jauh, kalau aku tidak menjawab wa/ pesan singkat, tidak menelpon bertanya kabar pada orang tua atau saudara, bisa jadi aku turut mengembangkan penderita-penderita kusta lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun