Mohon tunggu...
Markus Budiraharjo
Markus Budiraharjo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mengajar di Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejak 1999.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Baca: Holistik Vs Analitik (1)

27 Februari 2010   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sayup-sayup suara ibu yang sedang mengajari anaknya membaca terdengar dari pelataran belakang rumah.

“Coba, kata “gula” terdiri dari berapa huruf?” tanya ibunya agak tidak sabar.

“Empat,” jawab sang anak pendek.

“Kalau kata “dua” berapa, hayo?” tanya sang ibu lebih otoritatif.

Sang anak diam.

“Ayo, cepat. Kamu ini kok cuma diam melulu,” desak ibunya makin tidak sabar.

“Aku kan sedang mikir,” sang anak mencoba membela diri.

“Kamu ini mikirnya lama banget. Coba kalau kamu terlalu lama, anak lain sudah selesai, kamu masih saja bingung,” sergap ibunya dengan nada meninggi.

Matahari sudah tenggelam. Angin menggantung. Hanya nyala api warna kuning menjilat-jilat di pelataran belakang rumah. Aku membuat api unggun kecil dari kayu talok yang sudah rapuh.

***

Aku masuk rumah. Rio sedang dihanduki oleh Mamanya sehabis mandi. Mulutnya nyinyir, suaranya melengking menyanyikan lagu yang tidak jelas.

“Pernahkah dirimu memarahi Rio waktu Rio kesulitan ketika dirimu mengajari Rio membaca atau menulis?” tanyaku.

“Ya pernah. Mosok enggak,” istriku balik menatapku dengan keheranan.

“Contohnya?” aku bertanya.

“He, banyak sekali. Aku yang ‘selamanya’ di rumah. Masak harus mengingat-ingat semuanya,” jawab istriku dengan nada meninggi.

“Tapi kan Rio tidak pernah sampai nangis kamu marahi kan?” aku balik bertanya.

“Ya enggak. Cuma kalau hitung-hitungan, Rio memang pernah nangis,” jawabnya. “Tapi kan cuma sebentar aja nangisnya. Itu lebih karena dia ngotot mau bisa caranya mengerjakan soal-soal pengurangan,” lanjutnya.

*** Aku merasakan kesegaran luar biasa. Setelah sesore penuh berkutat dengan bau asap sesudah bakar-membakar sampah, dingin air bak mandi tampak menyegarkan.

“Rio, mari menulis jurnal,” ajakku.

“Jurnal, apa itu pak?” tanyanya sambil berjalan berjingkat di belakangku.

“Jurnal itu catatan harian, entar kamu lihat contohnya,” jawabku sambil menuju ruang tamu. Kami berbicara dalam bahasa Jawa.

Begitu netbook dibuka, aku langsung menuliskan kalimat-kalimat pendek. Isinya menceritakan pengalaman harian. “Hari ini Rio masuk sekolah.” Itu kalimat pertama. Dengan lancar Rio langsung membacanya. Kalimat-kalimat lain menyusul. Kadang satu kalimat sampai mencapai lebih dari 12 kata.Dan Rio bisa membacanya. Tidak selalu lancar. Tetapi tidak ada yang gagal. Istriku yang baru selesai mandi duduk di samping. Melihat tulisanku dan juga kegiatan membaca Rio. “Ini yang namanya belajar terintegrasi,” kataku kepada istriku sedikit menguliahi.

Mengajari membaca dan menulis kepada anak bukan soal mudah. Albert Bandura pada era 1960-an meneliti tentang dampak “behavior modeling” dalam hal pemerolehan perilaku manusia. Anak sebenarnya belajar melakukan sesuatu bukan semata-mata karena ‘diajari’ secara langsung. Tetapi lebih karena ‘melihat dan menyaksikan’ bagaimana suatu hal dilakukan.

*** Istriku pergi keluar. Tanpa bilang apapun sebelumnya. Aku dan Rio masih sibuk. Ada beberapa kata baru yang aku kenalkan: “mengendarai”, “membonceng”, “kegiatan” dan lain-lain. Dia masih butuh waktu untuk mengejanya. Namun kata-kata tertentu sudah menjadi “sight words” – begitu melihat dua atau tiga huruf pertama dia sudah bisa menebak.

Ternyata, Rio sudah menyelesaikan 120 kata. Hampir 30 menit waktu yang kami habiskan untuk membuat jurnal bertanggal 14 Juli 2009 itu.

Istriku masuk. “Ibu tetangga masih marah-marah sama anaknya. Si anak tampak kesulitan dalam belajar membaca. Dan suara ibunya tetap saja ‘nyengol-nyengol,” kata istriku.

Ternyata dia mencuri dengar apa yang terjadi di rumah tetangga dari pekarangan belakang rumah.

BERSAMBUNG KE TULISAN BERIKUT INI: TUNJUKKAN JANGAN AJARI

[caption id="attachment_82612" align="alignleft" width="300" caption="www.platteville.k12.wi.us"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun