Mohon tunggu...
Mboko Rongo
Mboko Rongo Mohon Tunggu... HSE Manager -

Konseptualisasi antara informasi dan media

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Akun Dadakan Tidak Senonoh

2 September 2012   08:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:01 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Beberapa hari belakangan ini saya banyak membaca perang opini yang kurang baik di Kompasiana yang semakin hari semakin gencar terkait Pilkada DKI yang akan memasuki putaran kedua. Kedua calon mempelai Pimpinan DKI disanjung dan dihajar habis-habisan di media Kompasiana ini.


Saat ini banyak sekali bermunculan akun dadakan yang memamerkan kepiawaiannya dalam menganalisis jagoannya masing-masing. Lebih hebat lagi, mereka ini berasal dari masyarakat biasa yang tidak paham Politik dan ilmu tata negara.


Banyak orang masuk Kompasiana dengan berbagai tujuan dan motivasi. Ada tujuannya baik, ada yang tidak baik. Para akun dadakan ini penuh percaya diri, sok tahu, sok mengerti dan merasa paham segalanya tapi tidak paham tata krama. Sikap lebih tahu yang lebih diutamakan ketimbang wawasan dan integritasnya. Luar biasa. Lidah memang tak bertulang. Ah sudahlah, barangkali ini memang sudah tabiat orang kita.


Para Akun dadakan Pilkada DKI saat ini adalah newbie yang memilki agenda tersendiri untuk memenangkan jagoannya menduduki tampuk kepemimpinan DKI. Akun tidak senonoh atau lebih tepatnya akun sembrono yang secara terang-terangan dan tidak punya malu menggiring opini pembaca tentang jagoannya.


Pada umumnya masyarakat kita ini memang mempunyai tipikal karakteristik yang cukup unik. Mungkin karena seringnya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang sudah tercemar bumbu kebencian terhadap calon Pilkada tertentu sehingga membuat Kompasiana ini menjadi tempat buang hajat. Jangan masuk Kompasiana hanya untuk buang hajat. Setelah lega baru pergi. Disaat kebelet, datang lagi.


Saya hanya bisa mengamatinya sambil mengelus jidat. Kompasiana ini bukanlah tempat yang tepat sebagai corong Politik Pilkada DKI. Yang jujur yang akan menang, yang licik akan tersingkirkan, karena naluri Pembaca yang menjadi hakimnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun