Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nilai Pendidikan Karakter Jujur dalam Dongeng Nusantara Bertutur Kompas

11 Agustus 2019   22:15 Diperbarui: 12 Agustus 2019   15:40 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur merupakan suatu karakter yang harus ditanamkan kepada semua orang. Baik itu orang tua maupun anak-anak. Karakter jujur itu pula, harus diterapkan di mana saja. Tidak terbatas ruang, wilayah, dan waktu. Hal itu ditekankan karena kejujuran adalah perilaku yang terpuji. Orang jujur, hidupnya akan tentram dan damai. Tidak gelisah hati dan gelisah pikiran lantaran menyembunyikan sesuatu dari orang lain.

Makna kata jujur secara sederhana, diartikan suatu sikap dan perbuatan yang menitikberatkan pada kebenaran---tidak berbohong. 

Pengertian lain, jujur adalah sikap tidak menutup-nutupi keadaan yang sesungguhnya dengan alasan apapun. Termasuk alasan ketakutan akan rasa malu atas risiko yang akan ditanggung seseorang.

Sikap jujur, hakikatnya tercermin melalui niat, ucapan, dan perbuatan yang dinyatakan dan dilakukan dengan benar sesuai kenyataan---apa adanya. 

Apabila tidak jujur, seseorang dianggaplah menipu, bohong, mungkir, munafik, dan lain sebagainya. Kendati itu, pentingnya sikap jujur ditanamkan dalam diri setiap manusia, tanpa kecuali. Sehingga, dari karakter jujur itulah akan membuka pintu-pintu kebaikan di dunia.

Sikap  jujur di kehidupan sosial terlukiskan pada tokoh Kakek Bahar dalam dongeng Nusantara Bertutur Si Jago Randai karya Kak Ian. Tokoh Kakek Bahar berterus terang kepada tokoh Zul bahwa ia tahu tentang latihannya Randai. 

Tari Randai merupakan tarian asal Sumatera Barat. Randai biasanya dimainkan saat musim panen tiba dengan tujuan mengucapkan syukur atas panen yang berlimpah.

Kak Ian dalam dongeng edisi 2 Agustus 2018 tersebut, menceritakan keinginan tokoh Zul turut meramaikan tradisi musim panen. Akan tetapi, dilarang oleh Kakek Bahar. Dipaparkan dalam rangkaian alur cerita, tradisi Randai sangatlah menguras tenaga karena terdapat gerakan-gerakan secara bergantian. 

Suatu waktu, tokoh Kakek Bahar berkata pada tokoh Zul, bahwa ia sudah tahu bilamana Zul sering latihan Randai sendiri. Informasi itu didapatkan tokoh dari ayah Zul. Hal itu terbukti pada cuplikan tuturan dongeng berikut.

"Ini hasil latihan kamu dengan tekun dan sungguh-sungguh, sehingga kakek layak menjadikan kamu salah satu pemain yang ikut dalam acara perayaan nanti. Kakek tahu kamu berlatih terus di rumah. Ayahmu yang memberitahukannya ke Kakek. Dulu ayahmu juga seorang pemain randai yang rancak dan lincah."(SJR).

Mencermati secara saksama dan teliti, cuplikan dongeng  di atas merupakan bukti bahwa tokoh Kakek Bahar memiliki sikap jujur. Tokoh Kakek Bahar bersikap jujur kepada tokoh Zul berdasarkan informasi yang didapatinya dari tokoh ayah Zul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun