Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resolusi Suci Ayu Latifah "Ketika Aku Ingin..."

23 Juli 2019   21:20 Diperbarui: 23 Juli 2019   21:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putri sejati

Putri Indonesia

Harum namanya

 

Sebagai seorang anak yang ingin berbakti dan mewujudkan harapan kedua orang tua kami memasrahkan diri kepada Allah segala daya dan upaya. Kami tidak menyerah dalam hidup. kami terus belajar dan belajar karena ingin menjadi pemilik masa depan.

Saat ini, aku sedang duduk di bangku kuliah semester akhir. Berada di salah satu kampus swasta STKIP PGRI Ponorogo. Aku memantaskan diri menemukan jati diri---mengerjar cita-cita yang entah ingin jadi. Terakhir aku ingin menjadi seorang wartawan, setelah aku juga ingin menjadi penyanyi saat kecil, guru saat sekolah dasar, penyiar dan penulis saat sekolah menengah atas, dan wartawan saat kuliah.

 Tahun 2015 awal masuk kuliah, di antar oleh seorang guru, sekaligus  Ibu di sekolahan menengah atas. Bu Edy namanya. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah jurusan pilihan dari ke empat jurusan lain. Aku suka bahasa Indonesia. Karena: (1) mata pelajaran yang banyak cerita, (2) tidak ada hitung-hitungan, (3) sekian pelajaran yang mendapat nilai bagus setelah PAI dan PPkn, (4) guru bahasa Indonesia saat SMP sangat menyenangkan, (5) ingin belajar tentang menulis lebih dalam, dan (6) ingin menjadi pendongeng seperti nenek.

Sementara adikku Ambar, sekarang menjadi mahasiswa semester 2. Usai sekolah pondok 4 tahun, ia memutuskan kuliah di Universitas Surabaya lewat jalur SBMPTN Bidikmisi. Beruntunglah adikku. Dulu aku juga ingin sekolah di Surabaya. Sayangnya lewat jalur beasiswa etos gagal di adminitrasi, bidikmisi tidak beruntung. Niat mau lanjut di SBM kandas di jalan, karena waktu itu tidak diperbolehkan oleh Ayah. Meski begitu, tidak papa. Bagiku terpenting sekarang aku masih belajar. Belajar bisa di mana saja. Tidak harus di kota besar, kalau saja orang yang belajar tidak memiliki niat yang besar pula

"Kok bisa?"

Mungkin itu kata pertama yang seringkali orang lontarkan begitu mengetahui tentang keluargaku. Dalam Kartu Keluarga (KK), sejak tahun 2015, hanya tertera ada empat orang tertulis. Yaitu Slamet Riyadi, Katinem, Suci Ayu Latifah, dan Ambar Feny Afifah. Kami berempat adalah sebuah keluarga kecil. Yang  aku ingat tentang pengertian keluarga dari belajarku semasa sekolah dasar, bahwa keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala rumah dan beberapa orang yang terkumpul, dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga kecil terdiri dari orang tua dan anak. Sedangkan keluarga besar ditambah dengan nenek atau kakek.

Rasa-rasanya, keluarga kami terlepas dari istilah keluarga dalam buku yang kupelajari itu. Benar, kami adalah satu keluarga. Terbukti dengan adanya Kartu Keluarga yang tertera tahun 2015. Tapi siapa nyana, kami tinggal sendiri-sendiri---tidak satu atap. Ayah tinggal di rumah Desa Pangkal. Ibu  di Malang. Aku di Ponorogo kota. Sedangkan adik, sekarang di Surabaya. Setiap hari kami berjumpa hanya lewat suara. Bila rindu, kami saling bercakap-cakap ditelepon. Jarang sekali kami berkumpul lengkap. Kalaupun berkumpul, kadang tidak lengkap---pasti ada saja kurang satu, entah itu aku atau ibu atau adik.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun