Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Wajah yang Mengambang di Kamar

11 Februari 2019   22:20 Diperbarui: 11 Februari 2019   22:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#Cermin

Tak ada yang tahu bagaimana caraku mengabadikan wajahmu. Dalam tumpukan tanah yang masih basah, doa-doa berterbangan. Meminta tempat tinggal di sisimu.

Wajah lukismu nikmat di kenang kala malam. Lewat senyummu di balik bibir yang menggantung sering membuyarkan wiridkku. Luka dera yang kuterima bukanlah persoalan mengulang waktu. Percayaku waktu berlalu seperti angin. Kalau saja ditanya pintaku apa, sudah cukup lukisan wajahmu dan gantungan bibirmu menghias kamar kecil ini.

"Percaya, aku percaya, kau tahu bagaimana aku mengungkapkan rasa," tegasku di suatu malam.

Gelap tanpa cahya, wajahmu bersinar. Bibirmu mengambang di langit-langit kamar. Ingin disentuh lalu dicium penuh nafsu.

Membutakan harap adalah siksa paling kuat. Kala keinginan hanya manis di lorong jalan, aku hanya bisa tersenyum---mengantarkan senyummu yang kian pudar. Di antara tetesan darah dalam wajahmu adalah janji cintamu. Kau lukiskan kenangan yang abadi---meski tanah basah kan menjelma kerongkongan.

"Lakukan, apa yang kau inginkan. Aku akan memenuhi," batinku dalam mimpi.

Bertemu denganmu adalah harapku setiap malam. Meski hanya imaji, bayangmu adalah janjimu---menemuiku di kala tidur yang panjang.

"Mas, mas ..."

Dosamu. Membutakan harap yang kian tumbuh besar. Sebesar yakinku, menyentuh wajah dan bibirmu dengan tenang. Tercukup bayang wajahmu hanyalah jejak yang tak bisa aku ikuti. Lalu, hendakku berjalan ke arah mana ketika senja mengaburkan harapan dan malam ada semu tentangmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun