Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Diucapkan Tiga Kali

2 Februari 2019   21:16 Diperbarui: 2 Februari 2019   21:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terompet Menjawab (poskotanews.com)

Literasi, Literasi, dan Literasi. Ya, itulah judul menarik salah satu tulisan kolom "Rumah Pengetahuan" koran Kompas edisi, 19 Maret 2018. Membaca tulisan tersebut, saya teringat akan sebuah kisah seorang laki-laki yang mendatangi Rasulullah.

Laki-laki tersebut kemudian melontarkan sebuah pertanyaan, "Siapakah orang yang lebih berhak dihormati?". Rasulullah pun menjawab, "Ibumu." Lelaki itu bertanya lagi, "Lalu siapa?" hingga ketiga kalinya. Jawaban Rasulullah sama, yaitu "Ibumu." Kemudian orang yang dihormati keempat adalah ayah.

Membaca kisah menarik di atas, sontak saya teringat salah satu penutur literasi. Seorang penulis besar yang pernah diundang di Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP PGRI Ponorogo. Pada kesempatan itu, pemateri mengatakan bahwa sesuatu yang diulang lebih dari satu kali, dua atau hingga tiga kali itu menandakan sesuatu yang teramat penting.

Seperti judul tulisan kolom koran tersebut, secara mendadak serupa peringatan bagi kita. Bahwa literasi yang akrab dikenal sebagai dunia baca-tulis tersebut sangatlah penting bagi kehidupan manusia.

Kendatipun begitu, tulisan itu mengingatkan kepada kita---warga Indonesia supaya memiliki jiwa literasi. Literasi memiliki artian begitu banyak. Salah satunya adalah sesuatu yang berkaitan atau banyak membincangkan tentang gemar membaca.

Hal itu ditekankan karena berdasarkan studi Most, Littered Nation in the World 2016, minat baca negara menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara (paragraf 1). Peringkat 59 diisi oleh Thailand dan peringkat terakhir diisi oleh Botswana.

Sedangkan Finlandia, menduduki peringkat pertama dengan tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100%. Luar biasa bukan. Padahal kita tahu bahwa jumlah penduduk di Indonesia bisa dibilang banyak. Akan tetapi, realitanya penduduk kita tidak memiliki kesadaran tentang literasi.

Jelasnya, pada tahun 2016, CIA World Factbook menghitung jumlah penduduk Indonesia 258.316.051 jiwa (sekitar 258 juta jiwa) atau sekitar 3,5% dari keseluruhan Jumlah Penduduk Dunia. Bila dibandingkan dengan negara lain, penduduk Indonesia tidak lebih sedikit, juga tidak lebih banyak, yakni menempati urutan keempat setelah Amerika Serikat sejumlah 323.995.528 jiwa dan di atas Brasil, sejumlah 205.823.665 jiwa.

Persepsi Masyarakat  Desa

Sudah diketahui lama memang, bahwa tingkat gemar membaca masyarakat di tanah air sangatlah rendah dibandingkan negara lain se-Asia. Salah satunya disebabkan karena belum adanya pembiasaan membaca di keluarga sejak dini.

Orangtua sebagai role model anak di rumah tidak memberikan contoh melalui pembiasakan diri beraktivitas membaca. Mereka lebih perhatian terhadap pekerjaannya dibandingkan kebutuhan anak---nutrisi otak anak guna memasok ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun