Bukber Virtual, yang tak biasa akan menjadi terbiasa - Kalimat ini sangat cocok dengan kondisi saat ini. Setelah satu tahun lebih virus Corona membatasi aktifitas kita. Lama-lama kita menjadi terbiasa dengan yang berbau online. Tujuannya supaya tidak ada interaksi secara langsung, karena ditakutkan ada yang membawa virus atau OTG (orang tanpa gejala). Itu justru akan lebih berbahaya. Makanya jalan online adalah untuk lebih aman dan menghambat penyebaran virus Corona tersebut.
Sejak pemerintah memberlakukan karyawan untuk bekerja dari rumah atau WFH, proses belajar dan mengajar dari rumah, membatasi aktifitas yang menimbulkan kerumunan atau bersifat kumpul-kkumpul, hampir semua kegiatan selanjutnya dilakukan secara online. Semakin lama kita menjadi terbiasa. Apalagi sudah kita jalani selama satu tahun lebih. Dan sekarang ini, apa sih yang tidak bisa dilakukan secara online!
Meeting lewat online dengan zoom, seminar/workshop lewat webinar, silaturahmi bisa dengan video call. Semua jadi serba praktis dan dinamis. Begitu juga di bulan Ramadan ini. Aktifitas yang sering dilakukan di bulan puasa ini adalah buka bersama. Jangan kecewa kalau tidak bisa mengadakan acara bukber, toh juga untuk kebaikan bersama.
Kecanggihan teknologi bisa dimanfaatkan secara maksimal, apapun yang kita butuhkan. Termasuk bukber atau buka bersama secara virtual. Â Kekhusu'an dan kehangatan acara bukber tidak akan hilang meski dilakukan secara virtual. Justru lebih semarak karena masing-masing berada di rumah. Yang terpenting adalah kenyamanan dan keamanan, tanpa takut terganggu dengan virus-virus yang lagi merajalela.
*
Adikku bertanya di awal Ramadan kemarin. Kami memang rutin selalu bikin acara bukber tiap tahun. Kebetulan di Surabaya ini saya bersama 2 orang adik yang juga sudah berkeluarga.
Karena kesibukan masing-masing, hari biasapun kadang jarang bisa berkumpul. Makanya ketika Ramadan tiba, kami selalu berusaha untuk bisa mengadakan acara bukber satu atau dua kali. Disamping untuk ajang silaturahmi, anak-anakku bisa berkumpul dengan saudara  yang lain  yaitu keponakan-keponakanku. Lumayanlah kalau lagi berkumpul, bisa 10 orang. Ramai, hangat dan meriah. Yang pasti kangen bisa terobati.
Setelah memikirkan berbagai pertimbangan termasuk keamanan dan kenyamanan untuk semuanya. Saya dan adik-adik akhirnya memutuskan tidak mengadakan bukber keluarga lagi untuk tahun ini. Karena tahun kemarin juga masih ada larangan untuk resto, rumah makan dan hotel untuk membuka layanan menerima customer.
Nggak masalah sih. Karena kebahagiaan kebersamaan itu bisa diganti dengan cara lain yang lebih canggih. Yaitu berbuka secara virtual dengan menggunakan teknologi kekinian. Sebenarnya sejak Ramadan, kami sudah beberapa kali mengadakan video call ketika buka bersama. Seru banget. Apalagi dengan keluarga di luar kota. Kangen mudikpun bisa terobati.
Sebenarnya yang ngangeni itu tidak hanya buka bersama saja sih. Kegiatan  bagi-bagi takjil juga nggak kalah seru dan selalu ditunggu di bulan Ramadan, tapi tahun inipun dilarang sama Pemerintah. Karena semua demi kebaikan bersama, tidak ada salahnya kita harus mentaatinya.