Mohon tunggu...
Yulianti
Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Warga Negara Indonesia Asli, yang cinta dengan tanah air Indonesia. Seorang guru SMP Negeri 3 Pseksu, di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Tuhanku, Hamba Rindu

29 Oktober 2011   09:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:19 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di beberapa lipatan kata
Kutemukan alur bernada beda
Sangat indah ketika aku menyusuri makna
Syair sufi mengajakku menatap jingga-Nya

Kami bertemu diufuk sastra tertua
Saat ia berdendang diam mata tak terbuka
Menuntunku mencari maksud untuk bertanya
Apakah engkau seorang Aulia-Nya

Tak ada jawab atau pun gelagat
Aku hanya mendengar suaramu berucap Zat
Memuja-muji sang Khalik pemilik tempat makrifat
Hingga akhirnya engkau menghilang dalam sesaat

Bila gelap mulai menghampiri,
sabit kadang purnama menghadirkan diri
tafakur diri yang berhmpun dosa
Karena dhoif dan alfa

Tuanku Aulia hadirlah segera
Beta tak berdaya penuh cela
Rindu derma ilman nafi’ah
Hati ini menanti raga ingin bersua

Kerinduan sungguh menyiksa
Cinta kepadaNya di atas segala
Bersua dalam ketaatan padaNya
Berjumpa bahagia dalam ridhoNya

Tuan yang penuh rona ikhlas
Perjumpaan ini sunggu berbekas
Saat mata enatap, hati menikmat
Atas segala yang engkau siapkan untuk di hikmat

Penuntun selalu ada di rahasia
ia hadirkan tanya yang menggoda
agar kita mau mencari makna
tidk hanya menunggu kemuliaan tiba

Auliamu sungguh indah Tuhanku
Ia berbicara melalui kata
Syair-syairnya membawaku mengandung rindu
agar suatu saat bertemu wujud nyata

Tuhanku yang esa selamaya
Jadikan aku salah satu hamba
yang bisa berdampingan permadani senja
melangkah ke hadapmu penuh dengan suka

Tuhanku hadirkan sabar dan syukur pada jiwa
Ikhlas kan hati yang penuh dosa
Nikmat dan Ujian temani hamba
Jadikan hamba termasuk insan bertaqwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun