Mohon tunggu...
Mbah Lapendos
Mbah Lapendos Mohon Tunggu... -

Sang Perindu-Mu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuhadir untukmu Bersama Do'aku dan Hatiku

2 Juli 2012   10:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:20 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti rumah pasir yang dibangun di pantai dan hancur terurai kala diterjang ombak. Seperti itulah perasaan dan hatiku kala mendengar tentang deritamu pertama kali. Ternyata dibalik kelembutanmu dan dibalik dirimu, kau menyimpan begitu banyak penderitaan. Ternyata banyak cerita duka yang kau rasakan dan semua itu membuatmu bercumbu dengan sang maut.

Di saat hati mulai menyapa cinta. Di saat itu pula kau mengalami lagi penderitaanmu yang lama. Ku tak bisa berkata apa-apa begitu mendengar tentangmu. Tak ada kata yang mampu ku rangkai menjadi sebuah karya, yang ada hanya hati yang meneteskan air mata. Tetes demi tetes jatuh ke dasar jurang hatiku yang terdalam. Ku terdiam dan terdiam. Seperti diamnya si bisu yang nestapa. Seperti diamnya telaga di tengah malam. Seperti diamnya rembulan yang tertutup awan. Hatiku gelisah dalam diam. Mata sulit terpejam. Badan menjadi sangat lelah… lelah sekali.

Mengapa kau tutupi kenyataan dirimu? Mengapa kau kelabui aku dengan candamu, padahal di situ ada deritamu. Takutkah kau akan ku tinggalkan begitu mendengar deritamu? Tidak. Aku tidak akan meninggalkanmu begitu saja. Bahkan aku akan hadir di sini untukmu.

Mengapa tidak kau ceritakan sejak semula? Mengapa tak kau ceritakan apa adanya? Takutkah kau bahwa aku akan pergi darimu? Tidak. Lagi-lagi tidak. Ku tak akan pergi dari semula. Bahkan aku akan selalu mengingatkanmu untuk menjaga dirimu. Membesarkan semangatmu. Memperhatikan dirimu. Dan semuanya untukmu.

Mengapa tak kau katakan siapa dirimu adanya? Mengapa kau buat seolah-olah kau adalah malaikat yang tak punya derita? Takutkah kau bahwa aku akan kasihan padamu? Tidak. Sekali lagi tidak. Bahkan aku akan menyayangimu apa adanya. Bukan karena deritamu, namun karena hatimu. Bahkan aku akan selalu hadir untuk menghiburmu dengan canda dan tawa. Sehingga kau akan merasakan bahwa dunia ini bukanlah penuh dengan penderitaan. Bahwa dunia ini bukanlah tidak adil bagimu. Melainkan dunia ini indah untukmu sebab memanglah kamu indah dipandang mata hatiku.

Kini ku tahu kenyataanmu. Dan aku akan hadir di sini untukmu. Untuk menyemangatimu. Untuk menjagamu di hati. Untuk menghiburmu sehingga deritamu menjadi ringan dan bahkan tidak ada sama sekali. Inilah inginku darimu.

Kini ku hanya berdo’a, semoga Yang Maha Menyembuhkan memberikan kesembuhan bagimu. Sebab tiada kesembuhan selain kesembuhan-Nya.

Ku berdo’a semoga Allah senantiasa memberimu kesabaran yang tanpa batas dan tepi. Sehingga kau dalam menghadapi ini semua penuh dengan keikhlasan dan lapang dada.

Ku berdo’a semoga Allah meridhoi langkahmu, hidupmu dan matimu sekalipun. Agar nantinya kau kembali pada-Nya dengan menempati tempat yang terindah yang pernah diciptakan-Nya.

Bersabarlah engkau sayangku dalam deritamu. Jadikan ini semua sebagai pengobat rindumu pada-Nya. Jadikan ini semua sebagai ladangmu untuk menuai ridho-Nya.

Aku di sini selalu mendo’akanmu. Dan aku akan selalu menunggumu dan hadir untukmu walau dalam maya ini, walau dalam hati ini, walau dalam jiwa ini dan walau apapun kondisiku.

Sayangku….!!! Aku hadir di sini untukmu bersama do’aku dan juga hatiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun