Mohon tunggu...
Khoirudin
Khoirudin Mohon Tunggu... Penjahit - Orang biasa

Hanya orang biasa, tidak lebih dan tidak kurang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Bagaimana Cara Ketua atau Anggota KPPS Melakukan Kecurangan?

26 April 2019   19:52 Diperbarui: 26 April 2019   20:08 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pemilih dipandu oleh anggota KPPS untuk memasukan surat suara ke kotak yang tepat/dokpri

Kami segera mengecek logistik yang kami terima. Mencocokannya dengan ceklist yang sudah kami pegang. Mulai dari surat suara, form C-KPU, form C1 berhologram, form C1 non hologram, tempat pemungutan suara, alat tulis, tinta, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kami juga menghitung apakah surat suara yang kami terima sesuai dengan DPT di TPS kami atau tidak. Umumnya pada tahap ini ada kekeliruan. Biasanya jumlah surat suara kurang sedikit atau ada form yang tidak ada. Tetapi kekurangan itu akan segera diatasi oleh PPS yang sudah siap siaga.

Segera setelah logistik pemilu selesai kami segera melakukan seremoni pembukaan dan pembacaan sumpah. Pada saat ini panwas sudah bersiap dengan kameranya. Memotret dan merekam segala yang kami lakukan. Para saksi dari partai peserta pemilu juga mulai berdatangan, tetapi hanya saksi yang membawa surat mandat yang diperbolehkan masuk ke TPS.

Setelah itu, para anggota KPPS mulai menulis nama kabupaten dan kecamatan serta nama ketua KPPS di surat suara. Saya (selaku ketua KPPS) mulai tanda tangan. Tanda tangan yang jumlahnya luar biasa. TPS saya menerima DPT sebanyak 219 orang. Setiap orang menerima 5 surat suara. 

Artinya ada 1095 surat suara yang harus saya tanda tangani. Satu-satunya yang kami pikirkan adalah bagaimana melakukan pekerjaan itu secepat mungkin tetapi tanpa melakukan kesalahan. Tujuannya agar tidak terjadi antrian panjang para pemilih. Sembari menulis dan tanda tangan, kami mulai memanggil para pemilih yang sudah menunggu sejak tadi.

Kira-kira jam 11 siang kegiatan penulisan dan tanda tangan agak berkurang, sebab sebagian besar surat suara sudah siap digunakan. Tinggal memanggil para pemilih sesuai nomor antrian. Pada waktu senggang ini biasanya mulai dilakukan kroscek antara jumlah form C6 dengan daftar hadir dan jumlah surat suara yang digunakan. Jika tidak singkron satu saja, itu akan jadi masalah panjang.

Jika pada tahapan ini, masih ada ketua atau anggota KPPS yang berniat berbuat curang, pasti orang itu memiliki tenaga dan pemikiran yang luar biasa. Sebab untuk mengerjakan yang benar saja butuh waktu dan tenaga yang ekstra. Ingat, panwas dan saksi juga ada di ruang TPS dan memantau apapun yang kami lakukan. Artinya nyaris tidak ada celah untuk melakukan kecurangan.

Jam 13.00 WIB kami mulai menyiapkan perhitungan suara. Secara berurutan surat suara dihitung. Mulai dari kotak presiden dan wakil presiden (PPWP), dilanjutkan dengan DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan terakhir DPRD Kabupaten.

Ingat, yang dihitung pertama kali adalah kotak PPWP. Perhitungan ini dilakukan secara terbuka, dipantau oleh panwas dan disaksikan secara langsung oleh saksi partai yang jumlahnya lebih dari satu. Perhitungan ini dilakukan ketika para saksi masih segar-segar dan baru saja makan siang. Kesalahan sedikit saja akan langsung ketahuan. Sampai tahap ini, tetap tidak ada celah sedikitpun untuk curang.

Jika ada kesalahan, peluang terbesar itu akan terjadi saat perhitungan suara DPRD kabupaten. Sebab jumlahnya banyak, kertas surat suara lebar dan kami sudah kelelahan. Baik yang membuka surat suara, yang membaca, yang menulis, bahkan para saksi. Semuanya sudah kelelahan. Tetapi kami tetap berusaha semua dihitung dengan benar. Di semua form perhitungan surat suara di atas, semua saksi mengecek dan membubuhkan tanda tangan. Jika ada kekeliruan akan kami kroscek bersama-sama.

Jam 24.00 semua kegiatan di TPS selesai. Semua logistik pemilu dimasukan ke kotak suara dan diangkut ke Balai desa dengan kawalan petugas kepolisian. Jangan tanya bagaimana rasa lelah kami. Sudah gado-gado rasanya. kami hanya ingin segera pulang, mandi dan tidur dengan nyenyak.

Ternyata di TPS lain, di desa lain. Banyak yang selesai dini hari, subuh, bahkan ada yang sampai dzuhur lagi. semua itu dilakukan dengan niat agar semuanya berjalan dengan benar dan sesuai aturan. Makanya kalimat curang yang diucapkan orang-orang di tv itu sangat menyakitkan hati kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun