Mohon tunggu...
Dining Maziyah
Dining Maziyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Guru BK di Sekolahmu?

18 Februari 2018   11:54 Diperbarui: 18 Februari 2018   12:07 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: alamy.com

Bismillahirrohmanirrohim...

masihkah kau ingat beberapa tahun lalu dimasa SMA/SMK/MA sederajat pada guru BK disekolahmu?

kesan apa yang kau dapat semasa mengenal beliau?

pertanyaan diatas akan kuceritakan sebagaimana pengalamanku bersama guru BK dimasa SMA ku :)

guru BK, biasa dikenal kejam jahat disiplin dan taat pada aturan sekolah.

Hal  tersebut sangat bertolak belakang dengan guru BK disekolahku. Yaaah,  beliau sangat ramah enak diajak mengobrol bahkan ketika jam kosong  sering kali guru BK menggantikan mengambil jam pelajaran kosong  digunakan untuk sharing terkadang ada temanku yang curhat panjang lebar.  Menyinggung kata disiplin, kurasa tak hanya guru BK tapi semua guru  dituntut disiplin pada muridnya bukan? Jadi jelas kalau guru BK disiplin  dan taat peraturan.

Satu contoh pada saat itu ada temanku yang  merasa lapar dan dia berusah mencuri kesempatan untuk menuju kantin di  jam pelajaran, dengan sigap guru BK menangkapnya menjewer dan  mengarahkan kedalam kelas. Beliau santai tapi tetep harus taat yah, tau  dong waktu istirahat dan waktu belajar hihi.

Kesan yang dapat  kupelajari dan ambil manfaat dari beliau yakni, ketelitian kejelian  beliau dalam mengabsen muridnya, tak satupun murid disekolah yang tak  dikenal beliau. Sekali tatap muka beliau bakal inget sampe seterusnya.  KEREN YAA! Hal ini mengingatkanku ketika guru BK mendatangi kelasku  untuk mengabsen siapa-siapa saja yang tak hadir (absen) dengan jeli  beliau memandang, saat itu kelas benar-benar sepi hanya ada separuh  siswa yang masuk, entah pada kemana. 

Satu temanku yang dia punya sifat  kesejatian dalam pertemanan ketika guru BK mulai memamnggil satu per  satu nama teman kelasku dia bingung memutar otak mencari alasan yang  jelas untuk mengijinkan teman yang hampir separuh jumlah semestinya itu  agar diterima ijinnya oleh sang guru BK. Aku dan teman perempuanku  menahan tawa mendengar alasan-alasan yang ia sebutkan. Mustahil, guru BK  mempercayai temanku yang memiliki koleksi banyak alasan itu. 

salam konselor :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun