Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dalam Idul Adha, Kita Semua adalah Reinkarnasi Ibrahim

11 Juli 2022   11:04 Diperbarui: 11 Juli 2022   11:07 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Idul Adha, Kita Semua Adalah Reingkarnasi Ibrahim

Dalam agenda umat Islam, Idul Adha merupakan salah satu momen ikonik dimana umat manusia kembali merayakan kemenangan mereka, juga sekaligus merenung bagaimana nabi Ibrahim A.S dan nabi Ismail A.S mampu menjalani ujian yang dihibahkan kepada mereka.

Sebagian dari kita mungkin mengetahui bagaimana kronologi kejadian ini bisa tercipta, musababnya adalah sang ayah, nabi Ibrahim, mengatakan kepada umatnya bahwasanya ia berserah diri kepada Allah dan akan mengorbankan apapun demi ketaqwaannya, termasuk jikalau ia harus mengorbankan anaknya sendiri.

Dan karena masalah itu, ujian pun dimulai dengan nabi Ibrahim yang mulai dihantui oleh mimpi dimana beliau disuruh untuk menyembelih anaknya sendiri. Namun apa daya? Kendati Ibrahim adalah seorang nabi, namun Ibrahim juga manusia yang tidak mungkin tega bila harus membunuh anak yang ia sayangi.

Akan tetapi perintah Tuhan telah diketuk, dan nabi Ibrahim pada akhirnya harus memilih antara cinta dan agama, antara memberontak atau menjadi hamba, antara egonya atau bertaqwa.

Namun pada akhirnya, nabi Ibrahim dan Ismail memilih untuk mencintai Tuhannya.

Dan kemudian keajaiban itu tercipta.

Dalam Esensi Idul Adha, Kita Semua Adalah Ibrahim Yang Menyembelih Ismail

Jika kita kembali merenung pada kejadian tersebut, maka kita akan menyadari bahwasanya pertolongan Tuhan pasti selalu ada, dan apapun perintah-Nya adalah yang terbaik untuk hamba-Nya.

Namun semakin kita mengembangbiakkan kesombongan berpikir kita, kita akan mulai berpikir bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan mengatakan bahwa kejadian-kejadian tersebut hanyalah dongeng belaka. Alhasil, dibandingkan kembali untuk mencintai Tuhannya, umat manusia memilih Tuhan yang berbeda, menari diantara alkohol dan mabuk sepanjang malam, bernyanyi dan bersenang-senang pada dunia yang fana.

Padahal kejadian Ibrahim dan Ismail tersebut begitu jelas, bahwasanya perintah Tuhan hanyalah satu; Cintailah aku, sebab semua yang kamu miliki berasal dari-Ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun