Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Menjadi Penulis di Indonesia adalah Pekerjaan Bunuh Diri?

10 April 2021   22:32 Diperbarui: 10 April 2021   22:50 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis/Gambar dari Freepik

Bahkan sebagai netizen +62, kita tentu tidak akan asing bagaimana Microsoft meletakkan kita sebagai pengguna media sosial yang paling barbar, dan diperparah lagi dengan masyarakat Indonesia yang beberapa hari yang lalu salah menyerang aplikasi Restock.

Membaca buku tentulah membuat kita semakin bijak, dan data diatas tentu saja telah membuktikan bagaimana bijaknya masyarakat Indonesia dalam dunia nyata dan dunia maya. Dan Hal inilah yang membuat saya berani mengatakan bahwa menjadi penulis di Indonesia adalah pekerjaan yang bunuh diri.

Kita tidak akan pernah bisa lari dari data-data tersebut, namun kendati demikian, selalu ada yang bisa kita gunakan dan bisa kita cegah untuk membuat Indonesia semakin memiliki daya literasi yang kuat.

Saya memiliki cita-cita sebagai penulis, dan saya sendiri mengetahui bagaimana masa depan saya bila saya menjadi menulis di negara ini. Namun saya percaya bahwa setiap manusia memiliki hati, dan selalu ada cara untuk menggenggam hati tersebut, dan salah satunya adalah buku.

Bagi saya sendiri, buku adalah perempuan cantik dan berintelegensi tinggi, sebab hanya merekalah yang mampu membawa kita pada dunia-dunia yang indah dimana cahaya-cahaya ilmu berterbangan ke seluruh penjuru negeri. Dan cahaya tersebut akan selalu ada selama buku tersebut masih bergulir.

Saya mempercayai bahwa Indonesia memiliki peluang yang indah karena sejatinya kita adalah bangsa yang cerdas dengan darah pejuang yang mengalir pada nadi kita. Kita hanya membutuhkan suatu momentum yang akan memberikan kita api pembakar semangat dan membuat kita insyaf tentang siapa diri kita sebenarnya.

Dan akhir kata, walau saya mengetahui bahwa menjadi penulis di Indonesia adalah pekerjaan bunuh diri. Saya tidak akan menyerah, saya mengetahui dengan pasti bahwa akan selalu ada cahaya pada setiap gelap, dan jika pada akhirnya saya tidak menemukan cahay tersebut. Maka saya sendiri yang akan menjadi cahaya tersebut.

Mimpi yang saya miliki akan tetap saya genggam. Saya mungkin jatuh dan terpuruk, naskah saya mungkin akan dibakar dan dibuang, namun mimpi ini terlalu indah untuk dilupakan, dan saya akan berjuang dengan jiwa dan raga saya, berjalan pada kerikil-kerikil luka yang akan membuat saya tahu tentang makna menjadi seorang pejuang.

Ilustrasi Menulis/Gambar dari Freepik
Ilustrasi Menulis/Gambar dari Freepik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun