Bahkan sebagai netizen +62, kita tentu tidak akan asing bagaimana Microsoft meletakkan kita sebagai pengguna media sosial yang paling barbar, dan diperparah lagi dengan masyarakat Indonesia yang beberapa hari yang lalu salah menyerang aplikasi Restock.
Membaca buku tentulah membuat kita semakin bijak, dan data diatas tentu saja telah membuktikan bagaimana bijaknya masyarakat Indonesia dalam dunia nyata dan dunia maya. Dan Hal inilah yang membuat saya berani mengatakan bahwa menjadi penulis di Indonesia adalah pekerjaan yang bunuh diri.
Kita tidak akan pernah bisa lari dari data-data tersebut, namun kendati demikian, selalu ada yang bisa kita gunakan dan bisa kita cegah untuk membuat Indonesia semakin memiliki daya literasi yang kuat.
Saya memiliki cita-cita sebagai penulis, dan saya sendiri mengetahui bagaimana masa depan saya bila saya menjadi menulis di negara ini. Namun saya percaya bahwa setiap manusia memiliki hati, dan selalu ada cara untuk menggenggam hati tersebut, dan salah satunya adalah buku.
Bagi saya sendiri, buku adalah perempuan cantik dan berintelegensi tinggi, sebab hanya merekalah yang mampu membawa kita pada dunia-dunia yang indah dimana cahaya-cahaya ilmu berterbangan ke seluruh penjuru negeri. Dan cahaya tersebut akan selalu ada selama buku tersebut masih bergulir.
Saya mempercayai bahwa Indonesia memiliki peluang yang indah karena sejatinya kita adalah bangsa yang cerdas dengan darah pejuang yang mengalir pada nadi kita. Kita hanya membutuhkan suatu momentum yang akan memberikan kita api pembakar semangat dan membuat kita insyaf tentang siapa diri kita sebenarnya.
Dan akhir kata, walau saya mengetahui bahwa menjadi penulis di Indonesia adalah pekerjaan bunuh diri. Saya tidak akan menyerah, saya mengetahui dengan pasti bahwa akan selalu ada cahaya pada setiap gelap, dan jika pada akhirnya saya tidak menemukan cahay tersebut. Maka saya sendiri yang akan menjadi cahaya tersebut.
Mimpi yang saya miliki akan tetap saya genggam. Saya mungkin jatuh dan terpuruk, naskah saya mungkin akan dibakar dan dibuang, namun mimpi ini terlalu indah untuk dilupakan, dan saya akan berjuang dengan jiwa dan raga saya, berjalan pada kerikil-kerikil luka yang akan membuat saya tahu tentang makna menjadi seorang pejuang.