Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Menjadi Penulis di Indonesia adalah Pekerjaan Bunuh Diri?

10 April 2021   22:32 Diperbarui: 10 April 2021   22:50 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis/Gambar dari Freepik

Amerika Serikat          : 32 judul

Jerman             : 22 judul

SMU International Swiss: 15 judul

Rusia   : 12 judul

Prancis : 20-30 judul

Belanda           : 30 judul

AMS Hindia Belanda (Indonesia zaman penjajahan Belanda)          : 25 Judul  

Dan yang terakhir adalah SMU Indonesia yang berjumlah 0 judul. Padahal di masa penjajahan Belanda dulu, AMS atau sekolah setara SMU melahap 25 judul novel dan karya sastra lainnya. Maka tidak mengherankan bagaimana AMS atau yang setara dengannya telah melahirkan K.H. Agus Salim, Mohammad Natsir, Rosihan Anwar, Roeslan Abdulyani, Soedjatmoko, dan sederetan nama besar lainnya. Kata Taufiq Ismail.

Bahkan tidak hanya itu, data dari UNESCO menyebutkan Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca penduduk Indonesia sangatlah rendah. Menurut data yang diambil dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Yang berarti, dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.

Hal ini semakin diperparah oleh riset yang bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, riset itu menyebutkan bahwa Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Hal yang mencengangkan dari hal ini adalah sebuah fakta dimana Indonesia mendapatkan urutan kelima di dunia yang memiliki kepemilikan gadget. Bahkan menurut riset yang dilakukan, diperkirakan paada tahun 2018 pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang dan akan mengakibatkan Indonesia berada pada posisi keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika dalam penggunaan smartphone.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun