Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Boo

22 Desember 2020   14:07 Diperbarui: 22 Desember 2020   14:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa arti kata sayang?

Aku memikirkan hal itu belakangan ini dan merenung pada malam-malam yang kelam, mencoba memahami manusia yang semakin lama semakin menggila dan semakin jauh dari kata manusia.

Dan tentu itu memusingkan.

Kemarin malam aku bertengkar dengan sahabatku karena memanggilnya dengan panggilan yang salah. Semenjak behubungan selama beberapa bulan, ia memintaku untuk menyebutnya dengan nama yang istimewa. Sebagai nama samaran, kita panggil saja dia Boo.

Boo, itu adalah nama panggilannya yang istimewa dan kuharap kalian mengingatnya (Aku harus mengingatnya demi keberlangsungan hidupku sendiri)  

Boo, sayang kepadaku dan begitupun aku dengannya. Namun semenjak namanya menjadi istimewa, aku merasa sedikit terkekang karena ada aturan-aturan yang harus aku taati.

Aku tahu bahwa posesif adalah tandanya cinta. Ia marah karena 'sesuatu' adalah salah satu tanda bahwa aku berharga di matanya. Namun laki-laki bagaikan kuda liar yang mencintai padang ilalang, diterabasnya semak belukar dan dilompatinya batu-batu tinggi agar ia merasa menyatu dengan alam. Dan mengekangnya berarti memborgol kebebasan kuda itu sendiri, seolah kau sendiri yang memberikannya jerami walau yang ia inginkan adalah rumput segar.

Mengekang lelaki berarti mengekang kebebasan.  

Dan bagiku, terkekang itu mengerikan, aku bisa membayangkan diriku menjadi masyarakat Indonesia yang dijajah dengan cara yang menyedihkan.  Tiap hari aku akan dipaksa menanam bibit-bibit cinta dengan harapan bibit itu akan tumbuh subur dan menjadi pelumas untuk bahtera kami yang akan melayang di langit.

Dan aku berharap itu berhasil.

Kau tahu? Dia sahabatku dan akan selalu seperti itu, dan dari hal-hal yang terjadi saat ini aku menjadi tahu betapa mengerikannya orang-orang yang pacaran diluar sana. Apakah cinta semenakutkan itu? Apakah kami akan selamanya menjadi babu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun