Mohon tunggu...
Didi Widyo
Didi Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pendidik

Pendidik, Trader

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Laporan dari Jalur Gaza #3

16 Mei 2021   14:15 Diperbarui: 16 Mei 2021   14:20 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi Palestina di reruntuhan al-Jalla Tower (Sumber: Reuter)

Fares Akram dan Al Zayed, jurnalis AP, siang itu tengah tidur setelah semalaman begadang melaporkan perkembangan terakhir Gaza, ketika tiba-tiba diberitahu bahwa gedung kantor tempat mereka bekerja, al-Jalaa, harus dikosongkan.

Al-Jalaa Tower merupakan gedung 11 lantai di Kota Gaza yang di dalamnya terdapat sekitar 60 apartemen dan sejumlah kantor, termasuk Aljazeera Media Network dan The Associated Press. Setelah mengumpulkan peralatan yang bisa mereka bawa, mereka bergegas berlari menuruni tangga dan membantu beberapa anak dan orang tua penghuni itu dan berlari menjauh.

Sempat terjadi komunikasi antara pemilik bangunan dengan pihak Israel agar diberikan waktu lebih lama untuk evakuasi, namun rupanya tidak berhasil. Pihak Israel mengklaim bahwa di Gedung itu ada "kepentingan militer intelijen Hamas" alasan yang selalu digunakan oleh pihak Israel untuk menghancurkan atau membom gedung-gedung di Gaza, walau tidak ada bukti.

Beberapa kantor berita telah beroperasi di kantor ini selama lebih dari 10 tahun dan menurut mereka tidak pernah melihat sesuatu yang mencurigakan (kepentingan atau aktivitas Hamas). Di gedung ini dihuni oleh banyak keluarga yang saling mengenal lebih dari 10 tahun, mereka bertemu satu sama lain setiap hari dalam perjalanan keluar-masuk kantor. AP, bahkan telah berada di gedung ini selama sekitar 15 tahun dan tidak pernah tahu atau melihat aktivitas Hamas.

Ketika Akram sudah cukup jauh, sekitar Pukul 15.12, Akram melihat kembali ke Tower, dia menyaksikan serangan pesawat tak berawak menghantam gedung, diikuti oleh tiga serangan lebih kuat dari F-16. Terdengar suara bergemuruh, dan bangunan yang menjadi rumah dan kantor bagi beberapa orang telah menghilang dalam selubung debu, runtuh. Semua menjadi puing, rata dengan tanah. Belum ada laporan tentang korban jiwa.

Pemboman al-Jalaa secara luas dikutuk sebagai upaya untuk membungkam para jurnalis yang meliput serangan Israel. Setidaknya 145 warga Palestina, termasuk 39 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza sejak serangan udara Israel di wilayah pesisir Palestina dimulai pada Senin. Sekitar 950 lainnya terluka.

Al-Jalaa dibangun pada pertengahan 1990-an merupakan salah satu gedung tinggi tertua di Kota Gaza. Saat malam tiba di Gaza, keluarga dan jurnalis mulai kembali ke al-Jalaa dengan harapan menyelamatkan beberapa barang mereka yang terkubur di bawah reruntuhan. Jerih payah mereka bertahun-tahun bekerja di gedung ini, tiba-tiba semuanya menjadi puing-puing. Banyak keluarga telah kehilangan rumah mereka, kehilangan semua yang mereka tabung untuk mendapatkan apartemen yang dalam hitungan menit dihancurkan. (Sumber: Al-Jazeera-AP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun