Mohon tunggu...
Mayzeda FN
Mayzeda FN Mohon Tunggu... Lainnya - hai i am a newbie writer and i'm studying early childhood education

sometimes i really want to write something that often in my mind but its hard to put the word into a beautiful sentence. im trying my best to be a better writer!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intervensi Orangtua Pada Anak Pemalu

1 Desember 2020   00:28 Diperbarui: 1 Desember 2020   00:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa anak memasuki sekolah, anak akan mengalami perubahan yang besar dalam tahap kehidupannya, ia harus mulai beradaptasi dengan lingkungan baru, interaksi baru, dan memiliki peran sebagai siswa. Jika sebelumnya anak hanya mengenal lingkungan rumah dan sekitarnya, maka saat inilah anak mengalami perubahan.


Memasuki tahapan usia dengan lingkungan barunya yaitu sekolah, ada anak yang senang dengan hal tersebut. Namun, ada pula tidak sedikit anak merasa takut dan malu. Rasa malu pada anak merupakan salah satu bentuk emosi negatif yang berpengaruh pada interaksi sosial dengan lingkungan anak, dan berpengaruh pula pada perkembangan anak selanjutnya. Bagaimana orangtua dapat berperan penuh pada permasalah ini dengan melakukan intervensi terhadap anak dengan memberikan stimulus yang tepat. Mari kita pelajari dalam Tulisan ini.


Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang Pendidikan dasar bagi anak, yang memiliki kelompok sasaran pada anak usia 0-6 tahun yang mengalami masa emas dalam perkembangannya atau disebut sebagai golden age. Pada masa ini sangat rentan bagi anak, bagi mereka yang tidak mendapatkan penanganan yang tidak tepat, justru dapat merugikan anak itu sendiri. Oleh karena itu penyelanggara PAUD dan orangtua diharapkan dapat memberikan stimulus yang tepat pada anak usia dini yang memperhatikan sesuai tahap-tahap perkembangan anak. Seperti yang dikatakan oleh Hurlock "lima tahun pertama kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya." Anak yang terpenuhi dengan segala kebutuhan fisik dan psikis pada awal perkembangannya, diprediksikan dapat melaksanakan tugas-tugas pekembangan yang selanjutnya dengan baik.
Ketika orangtua memasuki anaknya pada lingkungan sekolah atau taman kanak-kanak yang merupakan lingkungan diluar rumahnya. Taman kanak-kanak (TK) diharapkan menjadi tempat yang selayaknya dapat dinikmati oleh semua anak usia dini. Namun, demikian bukan berarti memasuki anak pada TK tidak akan mengalami permasalahan tertentu, melainkan anak


dapat belajar hidup berinteraksi dengan teman sebayanya, berdampingan, bermain, serta dapat mengekspresikan dirinya seperti yang diinginkannya.
Namun, pada kenyataannya tidak semua anak dapat berinterkasi sosial dengan baik, dan terlebih lagi anak yang dihadapkan pada lingkungan baru dengan semua hal yang baru. Pada saat- saat seperti ini anak dihadapkan pada penyesuaian diri dan dengan berbagai permasalahan. Salah satu masalah yang sering timbul pada anak Ketika memasuki awal lingkungan baru adalah mereka mengalami rasa malu yang berlebihan yang berakibat pada perilaku menutup dirinya sebagai upaya perlawanan yang dilakukan olehnya. Dengan adanya hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan anak tersendiri, seperti kurangnya kemampuan mengungkapkan keinginan dengan Bahasa yang dapat dimengerti, kurangnya kepercayaan diri, serta kurangnya eksplorasi tubuh melalui aktivitas fisik karena anak malu untuk melakukan kegiatan seperti bermain dan berinteraksi dengan anak lainnya yang mengalami tingkat kecerdasan sosialnya rendah, sehingga anak akan kehilangan pengalaman berharga dalam membangun identitas dirinya.


Pada pengertian pemalu merupakan salah satu emosi negatif yang berdampak menghambat dan menggangu anak Ketika berhubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa lainya. Dengan adanya rasa ini membuat anak lebih senang menyendiri, menarik diri dari lingkungannya, tidak ada kontak, dan lebih asyik sendiri. perilaku ini dapat membuat anak menjadi anak yang kaku dalam bergaul dan tidak terampil dalam menjalani interaksi dengan orang lain. Dan dalam hal ini pula dapat menghambat anak dalam keterampilan sosialnya dan intelektual anak dalam kegiatan bermain dan belajar. Ahli psikolog Hurlock mengatakan bahwa rasa malu sebagai reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada individu akibat adanya penilaian negative terhadap dirinya. Namun perasaan malu ini menimbulkan kesadaran diri yang cukup tinggi, seperti pada kesadaran pada kekurangan dirinya yang tidak dapat memenuhi harapan orang lain.


Berikut ciri-ciri anak yang pemalu: 

(1) kurang berani untuk berbicara dengan guru dan orang dewasa lainnya; (2) tidak dapat menatap mata orang lain saat berbicara; (3) tidak bersedia untuk berdiri didepan kelas; (4) Enggan bergabung dengan teman-temannya; (5) Lebih senang bermain sendiri; (6) tidak memiliki keterampilan dalam permainan; (7) membatasi diri dalam pergaulan; (8) tidak banyak bicara; (9) anak yang kurang terbuka..

Faktor penyebab anak berperilaku pemalu adalah dari segi keadaan fisik, kegagalan atau kesulitan dalam bicara, takut terhadap orang lain, kurang terampil berhubungan dengan teman, harapan orang tua yang terlalu tinggi, dan pola asuh yang keliru. Maka dari itu orangtua atau pun guru harus memberikan penanganan khusus pada perilaku ini dengan orang tua tersendiri memberikan pupuk rasa percaya diri pada anak, membantu anak untuk berinteraksi, memberikan dan tunjukan rasa simpati kepada anak, dan melatih anak pada situasi sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun