Mohon tunggu...
Mayzeda FN
Mayzeda FN Mohon Tunggu... Lainnya - hai i am a newbie writer and i'm studying early childhood education

sometimes i really want to write something that often in my mind but its hard to put the word into a beautiful sentence. im trying my best to be a better writer!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Siapa Lebih Bandel? Italia atau Kita?

3 April 2020   19:39 Diperbarui: 3 April 2020   19:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Semenjak 6 maret 2020 pemerintahan Itali resmi mengatakan untuk mengisolasi 60 juta warganya.  Akibat melonjaknya jumlah pasien virus corona. Dalam waktu kurang sebulan, Italia menjadi negara dengan kasus kematian tertinggi setelah China. Dengan presentase tingkat kematian di atas rata-rata 4 persen yang dari awal jumlah kasus hanya tiga ratus menjadi  berkembang pesat berjumlah  13.00 lebih saat ini.

Lantas apa kiranya Indonesia akan menjadi seperti Italia ?

Baik, mari kita anggap jikalau tiap pasien Covid-19 perlu perawatan intensif 15 hari, dan anggaplah kapasitas RS menampung 500 pasien, dan yang sakit ada 500, tentu itu nggak jadi masalah.

Bagaimana kalau yang sakit 2000 pasien? enggak masalah juga kalau mereka sakitnya bergantian, yang masalah adalah kalau mereka sakitnya bareng-barengan.

Kenapa? karena kalau mereka sakitnya bergantian, tenaga kesehatan akan bisa maksimal merawat, jika meninggal, kita bisa bilang memang itu sudah ajalnya.

Tapi, kalau mereka sakitnya barengan, merawatnya enggak maksimal, bahkan masuk RS aja enggak dapat tempat. Kalau mati? ya itu juga ajalnya, tapi ikhtiarnya belum maksimal.

Begini deh, walau nongkrong dirumah kalau udah ajal ya mati. Tapi mereka yang mati sebab kebut-kebutan, itu juga udah ajal, tapi ngebutnya-nya bakalan dihisab, karena itu pilihan.

jadi udah kegambar ya? Menderita Covid-19 itu masalah, tapi masalahnya berlipat-lipat ketika kita sakitnya bareng-barengan. Sebab ngaruhnya jadi kemana-mana. 

inilah kenapa harus social distancing, hindari kerumunan. Karena ketika kita berkerumun, ada potensi kita tertular atau kita yang nulari, jadinya sakit bareng-bareng.

itulah maksudnya kenapa ada beberapa orang yang memberikan pandangannya mengenai permasalah ini adalah dengan jangan sakit. kalaupun sakit, jangan bareng-bareng. Karena fasilitas kesehatan Indonesia, tau sendiri-lah, enggak ada wabah aja udah bikin istigfar atau susah gitu. 

ya itung aja sendiri di daerahmu, kamu yakin RS yang segitu-gitunya bisa nampung kalau ada ratusan yang sakit bareng? belum lagi  fasilitasnya? Ventilatornya? dokternya ? cukup?. Maka dari itu kita- kita yang sebisa mungkin untuk tidak pulang kampung atau mudik saat lebaran nanti untuk mengurangi wabah ini menyebar. Bayangkan bagaimana kelak jika banyak orang-orang di desa terpapar dan sakit barengan dengan fasilitas di daerah yang cukup minim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun