Mohon tunggu...
Maylinda Sovrenita
Maylinda Sovrenita Mohon Tunggu... Lainnya - Denpasar 09 mei 2002

Mahasiswi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upacara Potong Gigi menjadi Kewajiban bagi Umat Hindu di Bali

15 Januari 2021   17:21 Diperbarui: 15 Januari 2021   17:23 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bali merupakan salah satu daerah atau provinsi di Indonesia yang memiliki banyak keunikan yang jarang dijumpai di daerah yang lainnya. Bali mempunyai banyak kebudayaan keagamaan dan kesenian yang mampu menarik para wisatawan untuk singgah di Bali. 

Adat istiadat di Bali yang terkenal sangat kental membuat budaya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Di Bali yang mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu tetap menjaga adat warisan leluhur dengan sebaik-baiknya. 

Antara kebudayaan dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Bali sangat erat hubungannya. Umat Hindu dan masyarakat Bali memiliki suatu keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan karena telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu kebudayaan yang masih dilakukan umat beragama Hindu di Bali adalah yang dilakukan untuk kesempurnaan dan kesejahteraan hidup, di mana sifat-sifat buruk yang ada pada dari manusia dihilangkan melalui proses potong gigi / Metatah gigi. 

Potong gigi di Bali ini disebut juga dengan Mepandes / Metatah / mesangih, dan boleh dilaksanakan pada anak yang sudah beranjak dewasa. Dalam kepercayaan agama Hindu, upacara keagamaan ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk yang ada dalam manusia. Upacara potong gigi ini termasuk kedalam adat istiadat karena dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu di Bali.

Upacara Potong gigi merupakan upacara yang suci yang dilaksanakan untuk membersihkan diri dari sifat sifat yang buruk, selain itu upacara Potong gigi bermakna dari segi spiritual memiliki nilai symbol yang sangat tinggi karena gigi yang belum dipotong merupakan symbol masih terbawa sifat-sifat keraksasaan. 

Dengan demikian gigi yang dipotong adalah enam gigi dirahang atas, sedangkan enam gigi rahang bawah tidak dipotong. Pelaksanaan upacara potong gigi di Bali tidak semenakutkan namanya, tetapi melainkan potong gigi bukan berarti giginya dipotong melainkan hanya dikikir rata saja.

Upacara Potong gigi memiliki proses yang cukup panjang. Sebelum upacara dimulai peserta yang akan mengikuti akan menunggu di tempat sembayangan dan akan digendong menuju ke panggung tempat prosesi metatah gigi yang mempunyai arti jika setelah sembayang berarti tubuh para peserta sudah menjadi suci, jika menginjak tanah lagi berarti menjadi kotor lagi. 

Pada saat peserta sudah ditidurkan di panggung, peserta akan menggigit kunyit dan tebu yang mengsimbolkan kehidupan ada yang pahit dan ada yang manis. Kemudian sebelum gigi di kikir akan diberi sanggahan yaitu tebu.

Upacara ini dapat dilakukan seorang diri atau bersamaan dengan anggota keluarga yang lainnya. Namun biasanya upacara ini dilaksanakan secara massal dengan anggota keluarga. Upacara Potong gigi ini merupakan salah satu kewajiban atau tanggung jawab orang tua kepada anaknya sebagai salah satu cara untuk menjadikan anaknya sebagai manusia sejati yang tidak dikelilingi oleh hal-hal buruk.

Selain menghilangkan hal hal buruk dalam diri anak, upacara ini akan menciptakan keseimbangan, serta kepercayaan dalam diri manusia agar lebih banyak berbuat baik dan mengontrol sifat-sifat buruk yang terdapat dalam dirinya. 

Lalu dalam upacara Potong gigi komunikasi antara orang tua dengan anak terbangun dengan baik sehingga hubungan antara anak dengan orang tua semakin dekat. 

Karena dalam upacara Potong gigi orang tua memberikan wejangan atau nasihat kepada anak mereka yang akan melaksanakan upacara Potong gigi agar bisa menjadi lebih baik dalam mengarungi jenjangan kehidupan sebelumnya.

Pada umumnya acara keagamaan ini dirangkaikan dengan upacara keagamaan lainya seperti upacara Ngaben atau upacara pernikahan. Dan biasanya, potong gigi di Bali ini dilaksanakan secara bersama-sama dengan sanak keluarga yang sudah menginjak dewasa dan yang belum pernah melakukan upacara ini. 

Masyarakat Bali pada umumnya hanya mengetahui serta melakukan upacara tersebut sebagai keharusan tanpa mengetahui makna sesungguhnya yang membangun komunikasi tidak hanya dengan Tuhan Yang Maha Esa tetapi juga hubungan antara orang tua dan anak. Sehingga dengan adanya keterkaitan antara komunikasi, bahasa, dan budaya maka upacara potong gigi ini berkaitan erat dengan perilaku komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun