Mohon tunggu...
Healthy

Sel Apa yang Paling Bisa Bertahan Eksistensinya?

25 Agustus 2017   20:01 Diperbarui: 29 Agustus 2017   22:57 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sel prokariotik memiliki kemampuan bereproduksi yang cepat, yaitu melalui pembelahan biner. Bahkan pada kondisi yang optimal, sel prokariotik mampu membelah setiap 1 sampai 3 jam. Jika reproduksi prokariotik tetap berlanjut dalam tiga hari, maka akan sangat mungkin sel prokariotik dapat menghasilkan koloni yang lebih berat dari bumi.

Kesuksesan sel prokariotik tidak lepas karena kemampuannya untuk beradaptasi. Seperti adaptasi biokimia yang dimiliki oleh bakteri Halobacteriumsehingga mampu tinggal di lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi. Selain itu, ada pula adapasi struktural. Adapasi struktural dilakukan oleh bakteri tertentu untuk mengambangkan resisten endospora ketika mengalami kekurangan nutrien esensial. Sel awal akan menghasilkan salinan dari kromom dan  menyelubungi dinding membentuk endospora. Selanjutnya, air disingkirkan dari endospora sehingga metabolisme terhenti. Sehingga tersisa sel awal yang kemudian hancur dan meninggal endospora. Endospora memiliki strukur yang keras dan mampu berahan dalam air mendidih.

Bakteri prokariotik memiliki masa generasi yang singkat. Sehingga dapat berevolusi secara nyata dalam kurun waktu yang singkat. Meskipun prokariotik memiliki struktur sel yang sederhana, sel tersebut memiliki kemampuan beradaptasi secara cepat pada lingkungan yang baru. Sehingga dapat disebut sel prokariotik mengalami evolusi yang maju. Selain itu, sel prokariotik memiliki kemampuan yang baik dalam seleksi. Hal tersebu terjadi karena sel prokariotik memiliki keaneragaman genetik yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi tingginya keaneragaman genetik sel prokariotik adalah kemapuan reproduksi yang cepat dan mutasi serta rekomenbinasi gen.

Pertama adalah reproduksi yang cepat. Hal ini terlihat tidak tepat, karena sel prokariotik bereproduksi secara aseksual sedangkan variasi genetiknya beragam. Sel prokariotik mampu memiliki jumlah genetik yang beragam karena bereproduksi secara pembelahan biner secara berulang. Biasanya sel keturunan memiliki gen yang identik denggan sel induknya. Akan tetapi, karena inersi, delesi, dan seubtitusi pasangan basa dalam DNA mengakibatkan terbentuknya keturunan yang berbeda secara genetik. Keaneragaman genetik inin menyebabkan evolusi yang cepat. Sehingga individu baru lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan lokalnya.

Kedua adalah rekombinasi genetik. Dalam sel prokariotik. Menglami transformasi, transduksi, dan konjugasi. Transformasi adalah proses bakteri menerima DNA dari lingkunga sekitar. DNA tersebut dikirimkan ke dalam sel. Di dalam sel, DNA tersebut akan menyatu dengan DNA sel inang. Setelah DNA menjadi satu, strukturnya akan berubah dan menimbulkan gen baru. Sedangkan transduksi adalah proses bakteri menerima DNA dari virus yang menginfeksinya. Virus tersebut akan menempel lalu memasukkan jarumnya pada bakteri. Kemudian menyuntikkan DNA nya. DNA virus tersebut menyatu dengan DNA bakteri sehingga terjadi rekombinasi genetik. Ketiga adalah konjugasi. Konjugasi merupakan penukaran DNA antar dua bakteri. Penukaran tersebut melalui pilus, yaitu jembatan anatara dua bakteri. Setelah itu DNA akan masuk ke dalam masing- masing bakteri, dan menyatu dengan DNA bakteri itu sendiri.

Sel prokariotik memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap keberagaman nutrisi dan metabolik. Sehingga sel ini mampu memperoleh energi dengan beberapa cara, yaitu fotoautotrof, kemoaututrof, fotheterotrof, dan kemoheterotrof. Fotoautotrof adalah sel yang menggunakan energi matahari untuk melakukan sintesis protein untuk mendapatkan nutrisi. Kedua adalah kemoautotrof, yaitu sel yang menggunakan zat kimia untuk memperoleh energi, seperti mengoksidasi zat organik. Fotoheterotrof adalah cara sel memperoleh matahari menggunakan matahari untuk memperoleh karbon, cara ini biasa dilakukan oleh sel prokariotik laut dan halofilik. Keempat, kemoheterotrof. Kemoheterotrof adalah cara sel memperoleh energi dengan cara mengonsumsi molekul organik untuk memperoleh energi dan karbon.

Selain faktor faktor di atas sel prokariotik lebih mudah bertahan dari pada sel eukariotik karena sel prokariotik memiliki kemampuan untuk melakukan kerja sama metabolik. Kerja sama metabolik terjadi karena terdapat sumber daya alam yang tidak dapat digunakan secara individu, sehingga terbentuk suatu koloni untuk memanfaatkan sumber daya tersebut. Sebagai contoh, sel Anabaena yang memiliki gen pegode untuk melakukan fotsintesis dan fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen adalah proses merunah nitrogen menjadi amoniak. Akan tetapi sel tunggal tidak dapat melakukan kedua kegiatan tersebut secara bersamaan. Karena proses fotsintesis menghasilkan oksigen dan menon-aktifkan kegiatan fiksasi nitrogen.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa sel prokariotik memiliki kapsul. Kapsul tersebut merupakan bentuk dari adaptasi struktural sel prokariotik. Kapsul ini memiliki struktur yang kuat dan kokoh. Sehingga dapat melindungi sel dari gangguan lingkungan luar. Serta kapsul tersebut tahan pada suhu yang tinggi, seperti contoh air mendidih yang memiliki titik didih 100C. Untuk membunuh sel yang berkapsul memerlukan pemanasan oleh peralatan laboraorium dengan suhu mencapai 121C.

Sel prokariotik memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan. Senyawa peptidoglikan merupakan polisakarida yang terdiri dari gula, yang merupakan turunan asam-N-asetil glukosamin serta asam N-asetilmuramat. Senyawa pepptidoglikan ini berbentuk selubung yang menutupi permukaan dinding sel. Karena struktur peptidoglikan yang kaku, sel prokariotik lebih mapu bertahan dari lingkungan luar dari pada sel eukariotik. Dinding sel bakteri yang mengandung peptidoglikan terbagi menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mengandung lapisan peptidoglikan tebal. Sedangkan bakteri gram negatif mengandung peptidoglikan tetapi tipis.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa sel prokariotik memiliki kemampuan bertahan hidup lebih besar dari pada sel eukariotik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sel prokariotik memiliki masa generasi yang singkat sehingga dapat berevolusi dalam kurung waktu yang lebih singkat dari pada sel eukariotik. Kedua, sel prokariotik memiliki keaneragaman genetik yang tinggi, sehingga sel ini memiliki kemampuan tahan seleksi dengan baik. Ketiga, sel prokariotik mudah beradaptasi, seperti beradaptasi metabolik, struktural, dan biokimia. Selain itu, sel prokariotik memiliki kemampuan untuk melakukan kerja sama metabolik sehingga terbentuk suatu koloni.

Sekian penjabaran saya mengenai sel prokariotik lebih mampu bertahan hidup dari pada sel eukariotik. Teimakasih atas keersediaan Anda untuk membaca.

Sumber:

.

.

.

.

.

Ad Maiorem Dei Gloriam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun