Mohon tunggu...
Maya Shofani
Maya Shofani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis baru

Penulis merupakan mahasiswa fakultas sains dan teknologi UIN Walisongo Semarang Tahun angkatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peluang Fleksibilitas Teknologi Informasi sebagai Sarana Self Improvement Skills di Masa Pandemi

24 November 2021   11:43 Diperbarui: 24 November 2021   11:56 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life hack. Sumber ilustrasi: PEXELS/SeaReeds

Pandemi virus Covid-19 telah memberikan pembatasan ruang gerak aktifitas sosial bagi semua orang. Tidak hanya pembatasan aktifitas sosial, Situasi pandemi membuat banyak orang terpaksa melakukan penundaan hingga pembatalan aktivitas  yang melibatkan banyak orang. Setiap orang harus menaati aturan pembatasan aktifitas sosial demi menekan angka penularan virus Covid 19.

Penyebaran virus Covid 19 yang begitu cepat dan mudah membuat WHO (World Health Organization) menetapkan wabah virus corona sebagai sebuah kondisi pandemi Global pada 11 maret 2020. Pandemi adalah suatu kondisi yang penunjukan adanya suatu penyakit yang meluas hingga ke berbagai negara. (merdeka.com,2020)  Pandemi  yang telah berangsur lama tersebut  cukup membuat banyak sektor dunia mengalami kerugian mulai dari sektor ekonomi, sosial, pendidikan , transportasi, wisata, hingga manufaktur.

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan dan selalu dibutuhkan oleh  orang lain. (Kompasiana.com,2017)  Pembatasan sosial yang mengharuskan manusia untuk meminimalisir kontak langsung antarmanusia tentunya tidak sejalan dengan pernyataan bahwa manusia merupakan mahluk sosial. namun, upaya ini tetap harus dilakukan untuk dapat menanggulangi berlebihnya  korban jatuh akibat penularan virus Covid 19.

Dalam kehidupan sehari hari manusia selalu melakukan aktifitas sosial dengan melibatkan interaksi banyak orang. Sebagai  contoh, kegiatan pendidikan selama ini memang banyak melibatkan aktifitas secara langsung baik di sekolah maupun dikampus. Bahkan hampir semua kegiatan pembelajaran memang dilaksanakan di dalam kelas. Dengan adanya kondisi pandemi seperti saat ini, Diperlukan sebuah transformasi metode pembelajaran yang memungkinkan aktifitas pembelajaran tetap dapat dilakukan meskipun tanpa melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung. Solusi dari permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mengalihkan aktifitas pembelajaran dari metode luring (Luar Jaringan)  menjadi metode daring (Dalam Jaringan). Metode pembelajaran secara daring merupakan salah satu pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi untuk dapat meningkatkan peran siswa / mahasiswa dalam proses pendidikan. Metode daring dianggap sebagai metode yang tepat untuk diterapkan pada masa pandemi seperti saat ini, karena metode ini tidak menuntut siswa untuk datang ke sekolah.(Zhafira, Ertika, and Chairiyaton 2020)

 Kondisi Pandemi yang menyebabkan transmisi sektor kegiatan dunia beralih ke media online  dan mengharuskan sebagian  orang harus mahir dalam penggunaan Internet. Dalam lingkup pendidikan, setiap guru, dosen, mahasiswa dan siswa dituntut untuk mahir memanfaatlkan aplikasi dan media sosial supaya  tetap dapat melaksanakan dan mengikuti perkembangan pembelajaran yang ada.

Mahasiswa harus melaksanakan aktifitas pembelajaran dan tetap dituntut untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran daring yang ada. Meskipun metode daring bisa dibilang sebagai media yang baru untuk digunakan, nyatanya pembelajaran memang tidak hanya bisa diperoleh melalui pembelajaran tatap muka secara langsung di kelas. Media sosial sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar secara online seperti WhatsApp, Telegram, Google Classroom, edmodo, dan aplikasi pembelajaran lainnya memang sudah ada sejak lama. Namun ke efektifan penggunaannya memang baru sangat terasa pada situasi pandemi seperti saat ini. Inovasi Teknologi yang terus berkembang seakan memang sudah meramalkan kondisi dunia yang suatu saat akan sangat bergantung dengan inovasi teknologi yang ada.

Transmisi aktifitas yang dilakukan seseorang dari offline menuju online membuat pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang akan terasa lebih fleksibel. Jika dahulu orang orang harus bangun pagi untuk bekerja  sampai malam, kini semua kegiatan dapat dipusatkan hanya melalui kontrol penggunaan sarana media online. Jika dahulu orang melakukan meeting dengan membuat janji dari jauh jauh waktu dan memakan biaya yang cukup besar untuk membayar transportasi, konsumsi serta penyewaan ruangan rapat, Sekarang kegiatan rapat  bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi vidio conference yang sangat mudah , murah dan cepat dalam pengaplikasiannya. 

Masalah lain yang juga muncul sebagai akibat dari adanya pandemi adalah terjadinya peningkatan angka pengangguran bagi orang orang baik dari kalangan dewasa yang telah berkeluarga maupun lulusan sarjana yang telah memiliki gelar sekalipun. Pembatasan aktifitas sosial juga mengakibatkan sektor ekonomi mengalami kelumpuhan yang amat sangat menyengsarakan rakyat. Banyak masyarakat yang mengalami pengangguran karena penutupan tempat usaha, Pemutusah hubungan Kerja (PHK) dan ketidakmampuan bersaing dengan kompetitor yang jauh lebih unggul dan lebih kompetitif karena  memiliki banyak skill. Hal tersebut menimbulkan tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. (kabarbisnis,2020)

Kemajuan teknologi seharusnya memberikan angin segar kepada setiap orang untuk dapat menggali potensi diri dan setiap peluang yang ada. Situasi pandemi mungkin sangat menghambat aktifitas sosial secara langsung bagi sebagian kalangan, Namun hal tersebut sangat berbeda untuk orang yang selalu berpandangan inovatif dan pandai untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Seseorang harusnya dapat membaca kemajuan teknologi dengan jeli dan bisa menyerap kemanfaatannya secara maksimal. Media sosial yang dahulu hanya digunakan sebagai sarana komunikasi sekarang telah beralih fungsi menjadi sarana edukasi, sarana jual beli, sarana usaha dan lain lain. Sebagai upaya dalam memerangi angka pengangguran yang tinggi akibat pandemi, seseorang dapat memanfaatkan aplikasi seperti Youtube, Facebook tiktok dan aplikasi sehjenis lainnya untuk menggali ilmu baru dan bahkan mempelajari suatu keahlian baru setara dengan pelatihan kursus. Jika pada zaman dahulu orang harus membayar mahal untuk mengikuti suatu kegiatan workshop, kursus atau pelatihan, sekarang orang dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan bahkan gratis melalui tutorial dan pelatihan yang ada pada media sosial tersebut. Belajar secara otodidak yang dilakukan dengan  kemauan serius dari diri sendiri akan mampu memberikan keterampilan skill baru yang bisa dipergunakan dalam melakukan suatu usaha yang menghasilkan.

Akselerasi Transformasi teknologi digital yang sangat pesat, utamanya dalam membantu penanganan masalah pembatasan sosial akibat dari adanya kondisi pandemi, dapat membawa setiap orang untuk memiliki banyak peluang di waktu senggangnya untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Kegiatan dan pelatihan secara online yang sangat flksibel akan dapat membantu seseorang mendapatkan self-Improvement skills sebagai upaya peningkatan potensi diri agar dapat bersaing dengan kompetitor kompetitor ahli diluar sana. Melalui self-Improvement skills , manusia akan lebih siap untuk menjawab tantangan kehidupan dan dapat terus berkarya dengan skill yang terus diasah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun