Dukungan partai berlambang mercy yang dinahkodai Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditunggu banyak pihak sebelum waktu pendaftaran calon presiden dan wakil presiden 2018 lalu.
Sejumlah politisi dan lembaga survei mencoba menerka arah angin kemanakah Partai Demokrat akan berlabuh. Hal tersebut tak lain karena masih tingginya tingkat kesukaan publik kepada sosok SBY.
Singkat cerita, Partai Demokrat memberikan dukungannya kepada pasangan no urut 02. Meskipun dinamika terjadi dalam internal partai, namun Partai Demokrat menunjukkan dinamika demokrasi secara dewasa di dalam institusionalnya.
Merapatnya Partai Demokrat ke 02 dianggap oposisi sebagai bahan bakar untuk bisa memenangkan pemilu. Selain tingkat kesukaan publik yang masih tinggi akan sosok SBY, Partai Demokrat dianggap satu-satunya partai yang sukses memimpin dua periode pasca demokrasi.
Selain itu, Partai Demokrat yang dipimpin salah satu ahli strategi terbaik (SBY) juga menjadi salah satu partai yang bisa menubangkan petahana pada tahun (2004).
SBY selaku ketua umum partai juga dianggap sebagai pribadi yang tangguh. Di usia yang tidak lagi muda, ia tetap menyambangi masyarakat yang ada di daerah. SBY yang rajin turun ke akar rumput bahkan sebelum kata 'blusukan' menjadi trend, dianggap sebagai sosok yang dekat dengan rakyat. Dengan segudang modal Partai Demokrat itu, maka tak heran jika partai berlambang mercy tersebut dianggap sebagai penentu.
Selain pilpres yang menjadi fokus banyak orang, ternyata Partai Demokrat juga berfikir untuk lima tahun mendatang. Tidak hanya berfikir untuk meraih kemenangan, tapi juga memikirkan bagaimana mengisi kemenangan yang akan berdampak bagi masyarakat Indonesia. Sesuai tagline-nya, yang penting negara adil, rakyat sejahtera.
Menyongsong pemerintahan lima tahun mendatang, Partai Demokrat menitipkan 14 Prioritas kepada calon anggota legislatifnya (caleg). 14 Prioritas Partai Demokrat itu merupakan inti sari dari kehendak rakyat yang ditampung SBY dan Partai Demokrat dari masyarakat lapisan bawah selama kurang lebih empat tahun kebelakang.
Bagi demokrat, tidak ada kepentingan politik yang lebih besar selain mensejahterakan rakyat, dan menjaga NKRI. Hal tersebut tidak hanya sekedar opini, namun terbukti selama sepuluh tahun (2004-2014) Indonesia lebih sejahtera dan dihargai dalam pergaulan internasional.
