Mohon tunggu...
Maya Indah KS
Maya Indah KS Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Seorang ibu yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Antara Cinta dan Nafsu

25 September 2018   18:36 Diperbarui: 25 September 2018   18:58 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab 1 Persahabatan Nirmala dan Lembayung

--

Satu hati dan satu jiwa, Nirmala dan Lembayung adalah sahabat yang tidak pernah terpisah. Dari SD mereka selalu bersama. Bukan hanya sebagai teman main dirumah, Nirmala dan Lembayung memilih Sekolah bersama. Nirmala disapa Nirma, gadis yang cantik dengan kulit putih, berbeda dengan Lembayung yang biasa dipanggil Uyung, kulit Uyung sawo matang dan memiliki wajah yang biasa saja. Nirma hanya anak seorang Pedagang, sedangkan Uyung anak seorang Guru.

Rumah Uyung lebih mewah dari  rumah Nirma, tapi kehidupan Nirma lebih berkecukupan, sedangkan kehidupan Uyung sangat kekurangan karena orantuanya terlilit hutang di Bank, dengan menggadaikan SK untuk membeli rumah dan mobil. 

Uyung dan Nirma sudah duduk dikelas 8, kelas 2 SMP masih sangat belia, tapi mereka sudah merasakan artinya jatuh cinta. Nirma menyukai Dirman, dan Uyung menyukai Rendra. Nirma begitu mudah mendapatkan cinta Dirman, karena Dirmanpun jatuh hati pada Nirma. Berbeda dengan Uyung, cintanya bertepuk sebelah tangan. Rendra laki-laki tampan dan pandai, Rendra banyak dikagumi teman sekelasnya karena pendiam dan pandai. Beda dengan Dirman, dia lebih gaul dan berpenampilan necis.

Cinta monyet bagai bunga mekar yang belum sempurna, cinta  mereka tumbuh tanpa peduli usia dan batasan. Yang mereka rasakan hanya sebuah cinta yang menimbulkan kerinduan dan hasrat yang menggebu-gebu. Keluarga Nirma sangat menjaga Nirma, namun kebohongan Nirma membuat orangtua Nirma lengah. Nirma sering mengajak Uyung untuk menemui Dirman, agar tidak dicurigai orangtuanya. Uyung yang masih lugu hanya bisa memenuhi keinginan Nirma, bagi Uyung adalah kebahagian dan kesenangan Nirma lebih utama. Uyung menilai cinta tidak pernah salah, semua bisa merasakan cinta yang timbul begitu saja.

Sayangnya, teman-teman Nirma tidak setuju dengan hubungan Dirman dan Nirma. Mereka menilai Dirman adalah anak berandalan. Tapi bagi Nirma, cinta sudah membutakan hatinya. Rayuan Dirman, dan cinta yang di ucapkan Dirman, tidak membuat hati Nirma goyah untuk terus menjalin kasih dengan Dirman.

Nirma merasa tidak enak hati pada Uyung, Nirma merasa kasihan melihat Uyung menemaninya pacaran, dan sering duduk sendirian. Nirma berusaha menjodohkan pilihan hati Uyung, yaitu Rendra. Nirma nekad menyampaikan perasaan Uyung pada Rendra, saat Rendra sedang bersama temannya.

"Ren, aku mau bicara," ucap Nirma serius.

"Mau bicara apa? disini saja! jam masuk sebentar lagi!" jawab Rendra sangat angkuh.

"Hemmm sombong banget! ada salam tuh!" ucap Nirma.

"Salam? siapa?" tanya Rendra heran.

"Salam dari Uyung, dia suka sama kamu tuh!" kamu mau gag makan bakso bareng kita?" tanya Nirma.

Uyung yang dari tadi mencari Nirma, akhirnya menemukan Nirma yang sedang bicara dengan Rendra. Uyung berjalan ingin menghampiri Nirma, langkahnya terhenti ketika mendengar Rendra menghinanya, Nirma tidak menyadari Uyung dibelakang Nirma.

"Uyung titip salam? suka sama saya? makan bakso? hahahahah, ada-ada aja kamu! sampaikan pada Uyung, tidak perlu titip salam, dan sampaikan aku tidak suka dengannya!" jawab Rendra sambong.

"Sombong banget sih kamu!" ucap Nirma.

"Sombong? bukannya aku sombong! yang cantik saja aku tolak! apalagi dia!" ucap Rendra angkuh.

Teman-teman Rendra ikut menertawakan Nirma dan membela Rendra.

"Buahahahahah, Uyung yang hitam jelek itu? naksir rendra? suruh ngaca dulu deh itu anak ya!" ucap Salim membela Rendra.

"Gag tahu tuh, aneh-aneh saja!" ucap Rendra.

Nirma merasa malu dan berbalik badan, Nirma sangat terkejut melihat Uyung diam terpaku dan matanya mulai berkaca-kaca. Rendra dan kawan-kawannya, menyadari ada Uyung, langsung meninggalkan tempat duduknya.

***

Bab 2 Uyung menangis
---

Nirma merasa tidak enak hati dan merangkul Uyung. Air mata Uyung mulai jatuh dan menangis.

"Maafkan aku ya Yung? aku tidak tahu kalau tanggapan Rendra seperti itu," ucap Nirma menghibur Uyung.

"Tidak apa-apa, aku memang jelek dan hitam, tidak cantik," ucap Uyung tersedu-sedu.

"Kamu cantik kok Yung, dia saja yang jahat tuh mulutnya," ucap Nirma.

Bel Sekolah berbunyi, Nirma dan Uyung melangkah masuk kelas, namun ternyata kabar Uyung menyukai Rendra sudah beredar dari mulut  Salim, Uyungpun menjadi bahan ejekan teman sekelasnya.

"Cie... yang cintanya ditolak! lagian gag nyadar! punya wajah pas-pasan, naksir yang ganteng, hahahaha," ejek Susi teman sekelas Uyung.

Susi memang jahil dan menyukai Rendra, Uyung terkejut dan hanya bisa diam dan menangis. Tapi Nirma tidak terima Uyung dihina.

"Heh! kamu juga ngaca! kamu juga ditolak sama Rendra kan? malu tuh! ngaca juga dong!" teriak Nirma.

Uyung duduk dan tidak tahan airmatanya terus mengalir. Rasa sakit hati yang amat pedih dirasakan Uyung. Nirma terus menghibur dan membujuk Uyung agar tidak bersedih.

Pulang sekolah Uyung masih syok, dan masih terngiang dengan hinaan teman-temannya, terutama Rendra. Rasanya saat itu ingin memaki dirinya sendiri, kenapa dilahirkan dengan wajah yang tidak cantik. Batin Uyung terus berontak. Uyung ingat Sholat dan mengadu di atas sajadah. Rasanya sudah tidak bergairah lagi untuk pergi ke Sekolah. Andai saja saat itu orangtuanya banyak uang, Uyung memilih pindah Sekolah. 

Tapi di tengah kegundahan hati dan kepedihannya, Uyung justru lebih giat belajar, Uyung lebih giat ngaji dan Sholat, tidak ada lagi malas-malasan dan hayalan tiap hari, biasanya Uyung selalu berkhayal bisa berduaan dengan Rendra. 

Bagi Uyung hinaan yang dia terima, menjadi cambuk untuk dirinya harus lebih kuat dan pintar. Orangtua Uyung seorang Guru, Uyung lebih giat belajar dan bertanya pada Ayah dan Ibunya. Berbeda dengan Nirma, hubungan Nirma sudah semakin jauh diperdaya Dirman. Saat pulang Sekolah, Nirma mengajak Uyung pergi bersama Dirman.

"Yung kamu ikut ya? kalau orangtuaku melihatmu sudah pulang Sekolah, sedangkan aku belum pulang, pasti akan menanyakan aku, ikut ya? aku ada janji dengan Dirman!" ajak Nirma.

"Iya deh, mau kemana sih!" tanya Uyung penasaran.

"Kerumah Dirman! mumpung orangtuanya sedang pergi kata Dirman," jawab Nirma.

"Mau apa disana?" tanya Uyung heran.

"Hemmmm kamu tidak akan tahu deh, sebab kamu belum pernah pacaran, biasalah mau... itu tuh," ucap Nirma genit.

"Itu apaan?" tanya Uyung semakin heran.

"Sssstttt jangan bilang-bilang ya, itu tuh!" jawab Nirma sambil mengangkat dua telunjuknya.

"Itu apaan?" tanya Uyung semakin heran.

"Duh kamu tidak paham-paham sih! ciuman... ," ucap Nirma tanpa malu.

"Emangnya pacaran harus begitu?" tanya Uyung heran.

"Ya iyalah Yung, itu tandanya cinta!" ucap Nirma senang.

Uyung masih belum paham dan belum bisa menasehati Nirma, yang dia tahu Nirma hanya pacaran dan ciuman yang di anggapnya lumrah. Dirumahnya Uyung hanya mendapatkan materi pelajaran dan ngaji, Uyung tidak pernah tahu larangan apa saja ketika pacaran, karena Ibunya percaya pada Uyung dan tidak mungkin pacaran.

Dirman sudah menunggu diluar pagar, Dirman tersenyum pada Nirma dan Uyung. Dengan sepeda motor, Dirman membonceng Nirma dan Uyung. Sampai rumah Dirman, Uyung duduk diruang tamu, beda dengan Nirma, langsung di ajak Dirman masuk kamar. 

Nirma masih terlalu polos dan tidak tahu bahayanya pacaran ketika berduaan. Uyung yang menunggu di ruang tamu mulai jenuh, hari semakin mendekati sore, Uyung takut Orangtuanya sudah pulang duluan. 

Uyung mulai mencari Nirma dan Dirman, ketika sampai dikamar kedua Uyung mendengar suara Nirma dan Dirman. Uyung sangat penasaran bagaimana orang pacaran, diam-diam Uyung menyibak sedikit gorden. Uyung terbelalak dan terkejut melihat Dirman dan Nirma sudah tidak memakai seragam dan sedang melakukan adegan mesum. Uyung kembali menutup gorden dan melangkah ke ruang tamu. Pikiran Uyung kalut dan masih tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya.

Sejam kemudian Dirman dan Nirma keluar dari kamar, Nirma menghampiri Uyung dan mengajaknya pulang. Sepanjang jalan Uyung hanya terdiam membuat Nirma bingung.

"Yung, kenapa diam saja?" tanya Nirma.

"Tidak apa-apa!" jawab Uyung.

"Ayolah! kamu kan sahabatku, tidak boleh ada yang ditutupi, ada apa? atau kamu marah karena aku tinggalkan kamu diruang tamu? maafkan aku ya?" ucap Nirma.

"Aku tidak marah kok, aku cuma mau tanya, sejak kapan kamu ciuman dan telanjang?" tanya Uyung polos.

"Hah? kamu tadi ngintip kami ya?" ucap Nirma terkejut.

"Iya, tadi aku cari kamu, sudah hampir sore, tapi kamu malah sedang ciuman!" ucap Uyung jujur.

"Biasalah Yung, namanya juga pacaran, kita saling cinta, nanti juga kalau sudah lulus SMA kita menikah juga," ucap Nirma.

Nirma dan Uyung masih belum paham, betapa pentingnya menjaga kehormatan wanita. Bagi Nirma pacaran dengan ciuman sudah wajar dikalangan anak muda yang sedang pacaran. Kadang Uyung merasa iri melihat kawan-kawannya begitu mudah mendapatkan pacar. Tapi setelah penolakan dari Rendra, Uyung hanya bisa menahan hatinya, dan sudah tidak ada ruang untuk mencintai pria lagi. 

Baginya sangat trauma ketika ingat hinaan dari pria yang disukainya, dan dari teman-temannya. Uyung memang berbeda dari teman sebayanya yang sudah terlihat modis. Uyung masih mengucir rambutnya dan tidak memperhatikan penampilannya.

Sudah lumayan lama Nirma menjalin hubungan dengan Dirman, tapi Dirman mulai membuat ulah dan selingkuh. Nirma sering ribut dengan kekasihnya, rasa cemburu Nirma sangat besar ketika melihat Dirman ngobrol dengan wanita lain, apalagi wanita itu adalah Susi yang pernah menghina Uyung.

Nirma begitu syok ketika Dirman memutuskan hubungan begitu saja. Uyung mengetahui Dirman mencampakkan Nirma, hati Uyung semakin benci pada laki-laki. Uyung semakin judes dan galak, bahkan ketika berpas-pasan dengan Rendra, Uyung membuang muka dan menghindarinya. Biasanya Uyung masih terlihat tersipu malu ketika bertemu Rendra. Tapi mulai saat itu Uyung mulai berani.

Nirma mulai goncang, dua bulan diputus Dirman, Nirma mulai merasakan aneh dalam tubuhnya. Sebentar lagi ujian Sekolah untuk melanjutkan ke jenjang SMA, tapi Nirma merasakan ada yang berbeda, Nirma tidak mendapatkan haid. Nirma hanya bisa mengadu pada Uyung, diam-diam Nirma periksa ke Bidan dan hasilnya positif hamil. Nirma dan Uyung menangis bersama. Rasanya hari itu juga Nirma ingin mengakhiri hidupnya, tapi Uyung tetap memberinya semangat.

***

Bab 3 Dirman mengelak telah menghamili Nirma.
---

Tidak ada pilihan bagi Nirma, Dirman harus mengetahui semuanya. Nirma nekad mengajak Uyung untuk bicara pada Dirman usai pulang Sekolah. Dirman dipaksa Nirma dan tangannya diseret Nirma keluar pagar.

"Dirman! aku ingin bicara penting!" bisik Nirma.

"Ada apa sih! lepaskan aku! bicara saja! kalau Susi tahu, dia bisa marah!" ucap Dirman.

"Heh! aku hanya ingin bilang! aku hamil! kamu harus tanggung jawab!" bentak Nirma.

"Apa hamil? hahahaha, heh kita sudah putus dua bulan lalu! jangan asal bicara kamu!" bentak Dirman.

"Iya! kita sudah putus! tapi cuma kamu yang menyentuh saya! tega sekali kamu bicara begitu!" teriak Nirma.

"Dengar ya! aku tidak ada urusan denganmu! kalau sampai Susi tahu masalah ini, kamu akan berurusan denganku! aku hajar kamu!" ancam Dirman.

Nirma dan Uyung terdiam, ancaman Dirman tidak main-main karena Dirman dikenal sadis. Nirma begitu bangga pacaran dengan orang yang ditakuti banyak orang, tapi ternyata penilaian Nirma salah. Nirma menangis di pundak Uyung.

"Yung, gimana ini? sebentar lagi ujian, bagaimana kalau perutku tambah besar? aku tidak mau orangtuaku tahu, nanti mereka marah besar!" ucap Nirma menangis.

"Sabar dulu Nirma, kamu ikut ujian saja dulu, jangan sampai tidak ikut, sayang kalau harus putus  Sekolah," ucap Uyung menenangkan.

"Tapi bagaimana dengan perutku?" tanya Nirma cemas.

"Ya nanti kita pikirkan bersama, saat ini aku masih bingung Nirma," ucap Uyung.

Nirma semakin terpuruk dan tidak nafsu makan, badannya semakin kurus, orangtua Nirma tidak menaruh curiga sama sekali pada putrinya. Saat menjelang ujian seminggu lagi, Susi tidak masuk Sekolah dan di kabarkan hamil. Susi terpaksa putus Sekolah dan menikah dengan Dirman. Nirma semakin syok mendengar berita Dirman menikah dengan Susi. Kepala Sekolah, Guru dan murid terkejut dan seperti ditampar, mendengar salah satu muridnya hamil dan menikah diusia dini. Nirma terus mengikuti pelajaran, sampai mengikuti ujian akhir Sekolah. Dan ketika kelulusan SMP, Nirma menangis dan tidak kuat menahan penderitaannya.

"Yung, aku tidak sanggup begini terus, sampai kapan aku menyembunyikan kehamilanku? orangtuaku pasti menyuruhku melanjutkan ke SMA, tapi ini tidak mungkin," ucap Nirma dengan derai airmata.

"Nirma, bagaimana jika kamu terus terang saja pada orangtua? siapa tahu mereka punya solusi yang baik," ujar Uyung.

"Tidak mungkin Yung! orangtuaku akan bertanya siapa Ayah bayi ini! sedangkan Dirman sudah menikah dengan Susi!" jawab Nirma semakin menangis.

Uyung sangat bingung memberi solusi, pikirannya sudah buntu, dan tidak tahu lagi apa yang harus di ucapkan. Uyung dan Nirma berjalan berharap menemukan jawaban, Uyung mampir ke warung membeli gorengan karena perutnya sudah lapar. Uyung membelikan Nirma gorengan dan memaksanya makan.

"Ayo makan dulu, jangan sedih terus!" bujuk Uyung.

Nirma memandangi gorengan yang terbungkus dengan koran. Mata Nirma terus menatap koran dan membacanya.

"Yung, coba lihat ini! baca Yung, wanita hamil akibat diperkosa ditaman, dan tidak diketahui pemerkosanya, identitasnya sulit diketahui karena memakai penutup wajah!" ucap Nirma membacakan isi sobekan koran.

"Iya, lalu ada apa? kenapa kamu terkejut?" tanya Uyung.

"Aku tidak punya pilihan lain Yung! terpaksa aku harus berbohong pada orangtuaku, aku akan katakan pada orangtuaku, kalau aku pernah diperkosa dan aku hamil," ucap Nirma.

"Tapi, apa nanti orangtuamu akan percaya?" tanya Uyung gelisah.

"Daripada nanti aku hancur dipukul Ayahku, apalagi saudara laki-lakiku! atau mungkin menyuruhku menggugurkan kandungan, aku takut Yung! kamu tahu sendiri kan bagaimana keluargaku?" ucap Nirma sedih.

"Ya sudah, aku tidak mau kehilangan kamu, aku tidak mau kamu disakiti orangtuamu dan Kakakmu," ucap Uyung sedih.

"Aku terpaksa melakukan ini Yung, setidaknya, orangtuaku tidak begitu marah, mendengar aku hamil karena di perkosa," ucap Uyung.

Nirma dan Uyung melanjutkan perjalanan pulang. Nirma masih punya sedikit iman, tidak menggurkan kandungan atau bunuh diri, diusia yang masih muda, Nirma jatuh kedalam jinah yang tidak pernah dia sadari dampak dari perbuatannya.

***

Bab 4 Ayah Nirma marah.

Sampai rumah Nirma masuk kamar dan mengurung diri. Nirma menangis dan bingung apa yang harus dilakukan. Ibunya Nirma yang mengetahui anaknya belum makan malam, langsung menghampiri anaknya masuk kamar.

"Nak! makan dulu, nanti kamu sakit!" pinta Ibunya Nirma.

"Iya Bu, nanti saja aku belum lapar," jawab Nirma dengan suara serak.

"Kamu menangis? kenapa? ceritakan pada Ibu!" tanya Ibunya heran.

"Kalau aku cerita, pasti Ibu marah!" jawab Nirma sedih.

Ayah Nirma mendengar Ibunya sedikit kencang bicaranya langsung masuk ke kamar Nirma.

"Nirma? ada apa? lho kok nangis? kamu kenapa?" tanya Ayah Nirma.

"Tidak apa-apa Ayah!" jawab Nirma.

"Apa kamu tidak lulus?" tanya Ayah Nirma.

"Bukan Ayah!" jawab Nirma cemas.

"Lalu kenapa? ceritakan pada Ayah dan Ibu," pinta Ayah Nirma.

"Nanti Ayah marah!" jawab Nirma takut.

"Marah kenapa? ceritakan saja, Ayah janji tidak akan marah," bujuk Ayah Nirma.

Nirma sangat sulit menjelaskan, tapi Nirma sudah tidak tahan dengan kondisinya. Nirma sudah rela apapun yang akan menimpanya. Akhirnya Nirma mengakui kehamilannya.

"Aku hamil Ayah!" jawab Nirma pelan.

"Apa? hamil?! siapa yang menghamilimu!" bentak Ayah Nirma.

Nirma tidak mampu menjawab, hanya menangis dan menangis. Ibunya Nirma syok dan terus menatap putrinya. Ayah Nirma hampir memukul Nirma, tapi dihalangi Ibunya.

"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Ibunya Nirma.

Nirma hanya menggeleng dan tak mampu menjawab.  Ayah Nirma langsung buka suara.

"Aku tidak sudi punya menantu yang menghamili anakku! mulai besok kamu ikut Mbahmu!" tidak sudi menikahkan anak yang masih belum cukup umur! memalukan!" bentak Ayah Nirma.

"Kamu mau ya Nak tinggal dikampung sama Mbah? kalau kamu sudah melahirkan, kamu bisa melanjutkan Sekolah lagi," ucap Ibunya Nirma.

"Iya Bu," jawab Nirma.

Ayah Nirma keluar dari kamar dan membanting pintu. Nirma merasa lega karena tidak jadi berbohong soal perkosaan. Nirma merasa lega karena Ayahnya tidak jadi memukulnya karena dihalangi Ibunya. Ibunya Nirma terus memeluk dan menasehati Nirma.

"Ya sudah, kamu jangan pikiran, jangan melakukan hal-hal aneh, kamu harus kuat ya?" ucap Ibunya Nirma.

"Iya Bu," jawab Nirma.

Nirma terkejut dengan nasehat Ibunya, bayangan Nirma Ibunya akan marah besar dan menyakiti Nirma, ternyata Ibunya yang membela Nirma saat Ayahnya akan memukul. Ibunya Nirma keluar menemui Ayahnya Nirma.

"Pak, sudahlah jangan terlalu keras pada anak perempuan Pak! kasihan Pak!" pinta Ibunya Nirma.

"Tidak boleh keras bagaimana! biasanya juga kamu lebih keras pada anak-anak! dia sudah mempermalukan kita!" jawab Ayahnya Nirma.

"Iya Pak, tapi aku sadar Pak! kita kurang perhatian pada anak-anak, aku takut Pak, kemarin-kemarin, anak temanku mati bunuh diri, gara-gara dia hamil, dan pacarnya tidak mau tanggung jawab, aku tidak mau Nirma melakukan hal itu Pak! dia sudah tertekan dan sedih! mungkin salah kita, terlalu sibuk dan kurang mengawasi anak-anak kita," ucap Ibunya Nirma menangis.

"Jangan menakuti aku Bu! tapi... kamu sudah menasehati Nirma kan?" tanya Ayah Nirma.

"Sudah Pak, tapi Ibu masih takut, malam ini aku tidur dengan Nirma ya Pak! aku takut dia melakukan sesuatu!" ucap Ibunya Nirma.

"Ya sudah, nanti aku nasehati Nirma," ucap Ayah Nirma.

Ayah Nirma mulai goncang hatinya, dia takut Nirma bunuh diri dan melakukan hal yang tidak terduga. Ayah Nirma kembali ke kamar Nirma dan menenangkan Nirma yang masih menangis.

***

Bab 5 Tante Rosa datang
---

Rencananya orangtua Nirma akan membawa Nirma kerumah Mbahnya, tapi rasa khawatir akan menimpa Nirma, akhirnya orangtua Nirma memutuskan mengurus Nirma sendiri.

Sementara itu orangtua Uyung merasa merdeka dan bahagia, karena hutang Bank selama 10tahun cicilan sudah lunas. Orangtua Uyung nekad hutang Bank untuk membangun rumah yang mewah dan membeli mobil. Study tour Uyung dan Nirma akan segera dilaksanakan. Sebulan lagi acara perpisahan akan di adakan.

Orangtua Uyung mengajak ke Pasar untuk membeli perlengkapan Uyung dan persiapan menyambut Tantenya Uyung dari Luar Negri. Sudah tiga hari Uyung tidak ketemu Nirma, rasa rindu Uyung ingin ketemu sahabatnya, tapi Uyung takut pada orangtua Nirma. Pulang dari pasar Uyung membantu Ibunya memasak, Uyung sudah tidak tahan ingin cepat ketemu Tante Rosa, adik dari Ayahnya. Tapi Ibunya Uyung sudah memberinya wejangan.

"Yung, kalau nanti sudah ketemu Tantemu, jangan ikut-ikutan pakai baju ala barat ya?" ucap Ibunya Uyung.

"Iya Bu, lagipula kulitku juga hitam, jelek, tidak pantas kan Bu memakai baju seperti itu?" jawab Uyung sedih.

"Kamu tidak hitam Yung, kamu juga tidak jelek, siapa yang bilang kamu jelek? kamu itu manis, dulu Ibu juga sepertimu saat masih remaja, nanti kalau sudah pandai berdandan, semua pria pasti tergila-gila," ucap Ibunya Uyung menghibur.

"Ayah dan Ibu kulitnya putih, kenapa beda dengan kulitku Bu?" tanya Uyung heran.

"Ibu tadi sudah bilang kan? kamu tidak hitam! nanti juga kamu akan memiliki kulit yang bagus seperti Ayahmu," hibur Ibunya Uyung.

Uyung dan Ibunya selesai memasak dan membuat kue, Uyung dan Ibunya menunggu Ayah Uyung dan Tantenya di teras rumah. Klakson mobil berbunyi, Uyung langsung lari dan membuka pagar. Tante Rosa turun dan langsung memeluk Uyung.

"Uyung, my darling... ," ucap Tante Rosa memeluk Uyung.

"Tante, Uyung kangen sekali," balas Uyung memeluk.

"Oh no... kenapa penampilanmu seperti ini?" tanya Tante Rosa memegang pipi Uyung.

Ibunya Uyung langsung menghampiri dan memeluk Tante Rosa, Ibunya Uyung menggandeng tangan Uyung dan menyindir Tante Rosa.

"Uyung bukan kamu Ros! jangan samakan Indonesia dengan Amerika!" ucap Ibunya Uyung.

"Yess, tapi bukan berarti penampilan begitu Sis!" jawab Tante Rosa.

Ibunya Uyung terlihat tidak menyukai cara Rosa bicara dan penampilan Rosa. Diruang tengah, banyak sekali oleh-oleh untuk Uyung, baju, celana, dress dan boneka.

"Uyung lihatlah, ini semua untukmu!" ucap Tante Rosa.

"Wah, banyak sekali, bagus-bagus," teriak Uyung.

"Tentu saja! semua bagus khusus buatmu!" ucap Tante Rosa senang.

"Kapan kamu kembali ke Amerika Rosa?!" tanya Ibunya Uyung.

"What? aku baru sampai Indonesia! kau bicara kapan aku pulang?" jawab Rosa.

"Bukan begitu maksudku," jawab Ibunya Uyung gugup.

"Rileks! aku tidak akan membuat masalah disini!" ucap Rosa lugas.

Uyung masih terlihat senang pemberian dari Rosa, tapi tidak dengan Ibunya Uyung terlihat tidak suka.

***

Bab 6 Tante Rosa mengajak Uyung ke salon
---

Rosa sangat heran dengan penampilan Uyung, Rosa protes pada Ibunya Uyung.

"Oh my God, kau urus Uyung begini? lihatlah rambutnya? bajunya? dia perempuan? harus cantik? kenapa kau tidak mengajarkan Uyung berdandan cantik hah?" tanya Rosa pada Ibunya Uyung.

"Jangan samakan Uyung dengan gadis luar! dia memang begitu, apa adanya saja! masih kecil tidak perlu berdandan!" jawab Ibunya Uyung tersinggung.

"No! dia remaja! sudah besar! tidak kecil lagi!" jawab Rosa.

"Terserahlah pendapatmu! yang penting aku sudah mengurusnya dengan baik!" ucap Ibunya Uyung.

"Aku akan merubahnya! and... aku sudah janji, saat aku kembali ke Indonesia, aku akan membelikan mobil untuk Uyung!" ucap Rosa.

"Apa? mobil? jangan kau manjakan Uyung seperti itu! aku tidak setuju!" ucap Ibunya Uyung pergi dari ruangan tengah.

"What happen?" gerutu Rosa.

Uyung hanya tersenyum mendengar perdebatan Ibunya dan Tante Rosa. Rosa langsung berbisik pada Uyung.

"Kita jalan-jalan okay? kita happy-happy berdua?" bisik Rosa.

Uyung mengangguk dan senang akan di ajak jalan-jalan, Ayahnya Uyung hanya diam dan mengijinkan Uyung dibawa jalan-jalan. Sesuai janji Rosa, dia pergi ke dealer mobil dan membeli mobil sedan BMW, mobil merek terkenal saat itu. Uyung sangat tercengang dan tidak percaya Rosa benar-benar membelikan mobil. Setelah dari dealer Rosa membeli dress dan membawa Uyung ke salon.

"Uyung, rambutmu tidak bagus begini ya! ini terlalu panjang! kau potong sebahu supaya kamu jadi gadis yang beautifull ya!" ajak Rosa.

"Tapi Tan, nanti Ibu marah!" ucap Uyung ragu.

"Jangan kau dengar Ibumu! lihatlah dirimu, kau akan tertinggal jauh dengan teman sebayamu, dan kau akan dihina jika penampilanmu begini!" ucap Rosa tegas.

Mendengar ucapan Rosa, Uyung kembali ingat cacian dan hinaan teman-temannya dan Rendra. Uyung terdiam dan sangat sedih, tangan Uyung ditarik Rosa dan duduk di depan cermin besar. 

Uyung memandangi wajahnya yang memang tidak di rawat, rambut di kucir satu. Uyung pasrah dan ingin tahu, apakah benar ada perubahan pada dirinya setelah rambut dipotong dan rias. Saat karyawati salon memotong rambutnya, Uyung terus memejamkan matanya, dia tidak tahan dan takut wajahnya akan semakin jelek. Sampai terakhir rambut disisir dan penutup kain dibuka, dan pipi Uyung diberi polesan bedak, Rosa mengagetkan Uyung.

"Hello? apa kau tidur Yung?" tanya Rosa.

"Hah? tidak kok!" jawab Uyung terkejut.

"Lihatlah! cantik bukan? kau lebih fresh dari sebelumnya! mirip artis terkenal itu! Paramitha Rusadi!" ucap Rosa memuji.

Uyung masih memandang cermin dan tidak percaya wajahnya berubah. Mata Uyung masih melotot seolah tidak percaya.

***

Bab 7 Uyung belajar mengendari mobil
---

Uyung terus memegang pipi dan rambutnya, rasanya seperti aneh dan ada yang berbeda, Uyung tidak sabar ingin sekali ketemu Nirma dan pamer dengan penampilan barunya. 

Tante Rosa yang tidak mau menyia-nyiakan waktu selama di Indonesia, terus bersama Uyung dan mengajari Uyung mengendarai mobil. Tapi berbeda dengan Ibunya Uyung sangat tidak setuju dengan sikap Rosa, dan menegur Rosa saat pulang.

"Kenapa kau mengajarkan Uyung nyetir sendiri! itu berbahaya! dia masih kecil! kamu jangan memanjakan Uyung seperti itu!" bentak Ibunya Uyung.

"Hello? kau bilang Uyung masih kecil? bagaimana kalau hujan? panas? oh no! kulit Uyung akan jadi hitam! owh pantas Uyung kulitnya jadi hitam karena naik angkutan? sedangkan kau dan suamimu naik mobil? oh no! Itu tidak adil!" jawab Rosa lugas.

"Bukan tega! karena arah kita berbeda, dan itu semua agar Uyung mandiri! tidak sepertimu yang selalu manja!" balas Ibunya Uyung.

"Owh sudahlah! kenapa kita ribut? aku hanya menyayangi Uyung! salahkah?" tanya Rosa.

"Tidak salah! tapi jangan terlalu memanjakan!" jawab Ibunya Uyung.

"Kau lihat Uyung? cantik bukan? siapa dulu dong Tantenya?" sindir Rosa.

Ibunya Uyung hanya diam dan menahan amarah. Ayah Uyung merangkul Ibunya Uyung dan masuk ke kamar.

"Bu, sudahlah, jangan seperti itu, bagaimanapun Rosa adalah Ibunya Uyung, biarkan saja! dia hanya ingin menyenangkan Uyung," ucap Ayahnya Uyung.

"Tapi Pak! Uyung bisa berpaling dari kita, dan terlena dengan kasih sayang Rosa!" ucap Ibunya Uyung sedih.

"Sudahlah! lagi pula Rosa sudah bersuami, dia tidak mungkin mengatakan pada suaminya, kalau Uyung anaknya," ucap Ayahnya Uyung menenangkan.

"Aku tidak suka caranya saja Pak," ucap Ibunya Uyung sedih.

"Kau terlalu cemburu Bu, sudah jangan pikirkan yang tidak-tidak," ucap Ayahnya Uyung menenangkan istrinya.

Rosa adalah korban pergaulan bebas, saat dirinya hamil dan hampir dinikahkan dengan kekasihnya, nasib buruk menimpa Rosa, kekasihnya meninggal dalam kecelakaan. Rosa depresi dan belum bisa mengurus bayi. Saat orangtua Uyung belum di karunia anak dalam pernikahannya yang sudah menginjak 2 tahun, memutuskan untuk mengurus Uyung. Rosa terpaksa di Sekolahkan ke Singapura dan bertemu jodoh dengan orang Amerika dan  menikah. Akhirnya Rosa tinggal di Amerika. Uyung tidak pernah tahu bahwa Rosa adalah Ibunya.

Rosa terus mengajari Uyung berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris, Rosa mengajarkan Uyung berdandan dan memberikan bedak yang pas dikulitnya, Rosa terus mengajarkan Uyung merawat tubuh.

"Uyung, dengar ya darling, Tante sudah membelikanmu bedak, parfum, hand body dan vitamin, ini semua kamu harus memakainya, supaya kulitmu bersih! penampilan itu nomer satu, jaman now penampilan dekil, orang akan memandang kita sebelah mata!" ucap Rosa menasehati.

"Iya Tan, benar kata Tante, bahkan aku pernah dihina dan dikatakan jelek," ucap Uyung sedih.

"What? berani sekali menghina Uyungku? hajar! jangan diam! kau harus kuat! jangan biarkan siapapun menghinamu! buat orang-orang itu jera! ayo ceritakan siapa yang menghinamu!" tanya Rosa sangat gemas.

Uyung tidak malu-malu menceritakan kejadian dihina Rendra dan teman-temannya. Uyung merasa sedih dan sakit hati jika mengingat hinaan itu.

***

    BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun