Mohon tunggu...
Maya Azni
Maya Azni Mohon Tunggu... Animator - Menulis adalah dakwah, maka menulislah untuk kebaikan agamamu.

Penulis asal kota Medan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta karena Allah

10 Agustus 2020   19:12 Diperbarui: 10 Agustus 2020   19:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku tak sanggup berkata, "aku mencintaimu karena Allah." Karena aku takut, kau akan melupakan Allah saat kau benar-benar mencintaiku.

Jaman now ini, banyak banget anak muda pakai kata, “Ukhti/Akhi, Uhibbuki/ka Fillah.” 

Yang seolah menjadi trand untuk menyatakan perasaan pada lawan jenis yang ingin dijadikannya saebagai pacar. Enak banget kamu bawa-bawa Allah dalam maksiatmu. Hayo ngaku siapa yang pernah seperti ini? Sebenarnya tau gak si apa artinya? Nah loh, kalau kamu gak tau jangan sembarangan dengan kalimat ini. Kamu menempatkan Allah sebagai pembenaran untuk pacaran. Lalu, kamu melakukan hal yang jelas haram dengan nama Allah, kamu itu jelas menghina Allah. Siapa yang kamu sakiti? Allah? Bukan, tapi kamu menyakiti dirimu dan akidahmu sendiri.

Artinya: Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Allah tidak pernah dirugikan dalam hal ini, kamu menipu diri sendiri. Mencintai karena Allah itu bukan hanya dinyatakan dengan lisan namun juga dengan perbuatan. Pacaran bukan bentuk cinta pada Allah melainkan cinta terhadap nafsu. Jika kita mencintai karena Allah, kita tidak akan pernah mengajak orang kita cinta dalam kemaksiatan.

Duhai saudaraku, cinta karena Allah tidak dapat diungkap begitu mudah. Lisanmu mengungkap, sedangkan hatimu merontah. Apakah itu yang disebut cinta karena Allah? Bukan, cinta karena Allah adalah cinta yang bahkan setan pun tidak tau bahwa kamu punya perasaan terhadap seseorang, dan hanya Allah yang tahu. Seperti cinta Ali bin Abi Thalib kepada Fatimah Azzahra. Apakah sekarang masih ada cinta yang seperti itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun