Mohon tunggu...
Maya Alemina
Maya Alemina Mohon Tunggu... Guru - PPS UNIMED

Halo,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Literasi Numerasi bagi Siswa SD

30 November 2022   21:54 Diperbarui: 30 November 2022   22:12 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa dampak yang besar  bagi pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu menjadi salah satu wadah pembentuk manusia berkarakter, berpikir kritis, kreatif,  komunikatif dan mampu bersaing secara global. Pada kenyataannya pendidikan di Indonesia masih belum mampu untuk bersaing dengan negara lain. Survei PISA (Programme for International Student Asessment) pada tahun 2018 yang diikuti oleh 79 negara, dilihat dibidang matematika Indonesia berada pada peringkat 73 dari 79 negara lainnya. 

Hal ini menunjukkan bahwa pada bidang matematika posisi Indonesia berada pada urutan 7 terbawah dengan presentasi siswa lebih banyak  berada dibawah level 1, sedang rata-rata seluruh negara yang mengikuti survei PISA pada bidang matematika yakni 76% berada pada level 2 atau lebih, dan 78% berada pada diatas level 2 pada bidang sains. Serta pada bidang matematika Indonesia mengalami penurunan skor poin, pada tahun 2015 Indonesia mendapatkan skor 386 sedangkan pada tahun 2020 Indonesia mendapatkan skor 379 (dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).  

Serta hasil tes PISA tahun 2015 dan TIMSS tahun 2016 (dalam Kemdikbud, 2021), dua organisasi di bawah OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat bawah, bahkan di bawah Vietnam, sebuah negara kecil di Asia Tenggara yang baru saja merdeka. Hasil tes matematika yang diselenggarakan PISA antara Vietnam dan Indonesia terpaut sangat jauh. Vietnam mendapatkan nilai 495 (dengan nilai rata-rata 490), sedangkan Indonesia mendapatkan nilai 387. Sementara itu dari hasil TIMSS, Indonesia mendapatkan nilai 395 dari nilai rata-rata yang ditetapkan TIMSS yakni 500.

Nilai tertinggi didapatkan Singapura dengan nilai 618 (50% lebih tinggi daripada Indonesia) sedangkan Indonesia tergolong rendah. Berdasarkan Survei TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study) ini dilakukan oleh IAE (The Internatioanl Association for the Evaluation and Educational Achivement) posisi Indonesia di bidang matematika menempati posisi ke 44 dan 49 negara (Hadi, 2019:563) Berdasarkan dari tes PISA dan survei yang dilakukan oleh TIMSS diketahui bahwa kemampuan siswa di Indonesia pada bidang matematika tergolong rendah dan masih dibawah nilai rata-rata.  Hasil TIMSS dapat dikataken rendah dikarekan oleh beberapa faktor. 

Salah satunya adalah kurangnya keterampilan dalam pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Ramadhani (2018:127), "Research by TIMSS and PISA, found that the Indonesian students have low ability to answer mathematichal questions of international standars, especially on mathematical problem solving. 

Selain itu rendahnya perolehan hasil tes PISA dan TIMSS Indonesia juga dipengaruhi oleh rendahnya kemampuan literasi numerasi peserta didik. Kemampuan literasi numerasi dan pemecahan masalah saling berkaitan. Menurut Ismillah (2022:353), "Kemampuan literasi numerasi peserta didik di Indonesia yang rendah dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya kemampuan penyelesaian masalah matematika."  

Sehingga penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewarganegaraan (Kemdikubud:2017).

Menurut Andreas Schleicher dari OECD, kemampuan numerasi yang baik merupakan proteksi terbaik terhadap angka pengangguran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk. Keterampilan numerasi dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan, baik di rumah, di pekerjaan, maupun di masyarakat.  Pada tahun 2006,  UNESCO sudah mencantumkan keterampilan numerasi sebagai salah satu penentu kemajuan sebuah bangsa. Oleh sebab itu literasi numerasi memilki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Salah satu  usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi adalah  melalui pendidikan.

Menurut Khotimah (2020) "Keterampilan numerasi secara eksplisit diajarkan pada mata pelajaran matematika. Selain itu pengajaran matematika yang diberikan sebaiknya menggunakan pendekatan matematika realistik, karena hal ini akan mempermudah siswa memahami materi literasi numerasi yang diajarkan melalui pelajaran matematika." Salah satu pendekatan pembelajaran dalam pelajaran matematika adalah pendekatan matematika realistik.

Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang menggunakan konsep soal yang berkaitan kehidupan nyata dalam kehidupan sehari hari pada pembelajaran matematika. Salah satu pendekatan belajar yang mampu membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu melalui pendekatan realistik (Aurelia 2022:1484). Melalui pendekatan matematika realistik siswa tidak hanya diberikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga siswa harus menyelesaikan masalah tersebut. 

Dengan kata lain pendekatan matematika realistik, akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi kembali konsep matematika sehingga siswa mempunyai konsep pengertian yang kuat. Sehingga melalui penggunaan pendekatan realistik dalam perangkat pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan matematika siswa terutama dengan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun