Mohon tunggu...
Andri Mulyawan
Andri Mulyawan Mohon Tunggu... Staff Administrasi Proyek -

Mahasiswa Ilmu Sosial Bergerak di Ilmu Politik dan Gender. Penyuka Fotography, Nulis Opini, Tiduran dan Makan, Kritis namun Membangun, dan Tukang Julid.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Peristiwa 9/11, Keterlibatan Perempuan di Dalam Anggota Terorisme

11 September 2018   11:22 Diperbarui: 11 September 2018   11:25 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terorisme memanfaatkan hal ini sebagai salah satu alat untuk melancarkan aksinya. Contohnya ketika peringatan pada halaman web dari pemerintahan Israel yang diterbitkan pada tahun 2003 mencatat bahwa partisipasi perempuan didalam terorisme di Palestina meningkat dan bahwa organisasi teroris tersebut ingin mengeksploitasi keuntungan mengirim perempuan untuk memperbudak mereka. 

Dengan asumsi bahwa seorang wanita dianggap sebagai  makhluk yang lembut, dan tidak berasalh dan oleh karena itu akan menimbulkan kecurigaan yang lebih sedikit dibanding seorang pria. 

Situs web ini menggambarkan peran wanita didalam serangan dan menjelaskan bagaimana partisipasi perempuan didalam teroris, perempuan bisa menjadi seorang dengan tingkatan yang berbeda-beda, bisa menjadi pendukung sebagai partisipasi yang paling rendah, fasilitator atau pembuat bom bunuh diri, dan pembom bunuh diri sebagai tingkatan partisipasi paling tinggi.

Beberapa integrasi wanita dianggap sebagai gebrakan baru didalam gerakan dan aksi terror yang mengejutkan masyarakat internasional. Bagaimana tidak, sesuatu hal yang tidak diduga-duga dengan image yang lemah seperti wanita misalnya, dan dianggap sebagai golongan yang rentan dan rapuh/Vulnereable dianggap bisa melancarkan aksi teror, adapun beberapa penyebab mengapa perempuan menurut apa yang saya sudah pahami, baca didalam berbagai literatur, serta dalami diantarnya sebagai berikut :

Ditarik oleh Fundamentalisme-Radikal Agama melalui Hubungan Suami -- Istri.

Masih mengingat kasus Dian Yulia didalam bom panci di istana negara? Dan beberapa kasus bom-bom yang dilancarkan oleh perempuan di Indonesia? Ini merupakan contoh kasus dimana hubungan keluarga, suami-istri dan kekerabatan menarik seorang perempuan untuk terjun langsung melakukan bom bunuh diri. Ada anggapan menurut Ruby Khalifah yaitu seorang aktivis Asian Muslim Action Network (AMAN) menyebutkan bahwa ada anggapan baru tentang perubahan perspektif mengenai jalan  menuju surga.

Ruby berpendapat bahwa selama ini logikanya akan bemain di ranah yang menyebutkan bahwa ketika ketika sang suami melakukan aksi jihad dan berjuang didalam aksi terorisme. Akan mengajak sang istri untuk ikut terlibat sebagai kasih sayang atas anggapan kemuliaan dengan menjadi terorisme itu pula. Tak tanggung-tanggung karena kasih sayang orang tua itu juga, Ruby berpendapat bahwa ibunya akan mengajak anaknya dan akan masuk surga bersama sama.

Artinya, Fundamentalisme yang dipahami oleh sang suami akan menarik keikutsertaan sang istri didalam terorisme itu sendiri, belum lagi melibatkan anaknya. Sang istri yang menjadi pembom bunuh diri tersebut akan sulit ditangani dibanding sang suami karena mereka membawa anak. 

Anak tersebut akan dijadikan kamuflase yang menurunkan tingkat kecurigaan masyarakat dan kepolisian, dan aksi terorisme perempuan yang membawa anak adalah tingkatan yang paling berbahaya karena melibatkan beberapa nyawa sekaligus.

Propaganda Politik 

Didalam buku Laura Sbojerg (2009) Perempuan menjadi terorisme juga bisa dianggap sebagai propaganda politik. Kasus khas ini terjadi terhadap pemberontakan Chenchen terhadap Rusia. Jika diantara pembaca adalah pengemar Film Avenger II : Age of Ultron. Ada istilah Black Widow. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun