Mohon tunggu...
Andri Mulyawan
Andri Mulyawan Mohon Tunggu... Staff Administrasi Proyek -

Mahasiswa Ilmu Sosial Bergerak di Ilmu Politik dan Gender. Penyuka Fotography, Nulis Opini, Tiduran dan Makan, Kritis namun Membangun, dan Tukang Julid.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengurai Cerita Pertikaian Legendaris, Poligami vs Feminisme

29 Maret 2018   14:29 Diperbarui: 29 Maret 2018   15:30 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Isu gender adalah salah satu isu hangat yang diperbincangkan di era kontemporer ini, sometimes yang dibicarakan adalah tentang kesetaraan antara pria dan wanita, sometimes yang dibicarakan adalah sexual objectifying perempuan yang ditentang keras oleh para perempuan terutama dalam media atau advertising, sometimes membicarakan tentang LGBT sebagai isu gender yang krusial di Indonesia, bagaimana menghilangkan diskriminasi namun perilaku LGBT nya sendiri sangat "predator sex" di Indonesia, stop ! nanti di pembahasan selanjutnya.

saya akan membahas sedikit tentang Pertikaian dua paham yang bertikai seperti anjing dan kucing saling membela pembenaran antara satu dengan lainnya, oke let see.. The Polygamy Enthusiastic vs Feminism bagaimana kaum yang mengiyakan poligami menyerang feminisme yang dianggap sebagai ajaran yang menyesatkan serta tentang perempuan yang bebas sebebas bebasnya dan dikaitkan dengan ajaran agama, dan feminisme menyerang kaum yang accept terhadap poligami sebagai orang yang tidak bisa menghargai "posisi perempuan" sebagai manusia karena secara tidak langsung poligami berbicara tentang sub-ordinasi perempuan yang tidak bisa seperti laki - laki dan harus dibawah laki - laki, dan itu sangat bertentangan dengan feminism of course.

Oke, Let see in two perspective

Feminism adalah suatu gerakan yang berasal dari teori Post-Positivis yang mengkritisi sifat universalitas dan objektivitas menjadi subjektivitas dan individualis dalam mengkaji suatu masalah, artinya post-positivis mengubah dari generalisir yang berbahaya menjadi subjectional tergantung terhadap beberapa aspek yang mempengaruhinya,

Teori feminisme bersifat multidisipliner yang beradaptasi dari ilmu sosial, alam, humaniora, dan filsafat, mereka menjelaskan bagaimana sub-ordinasi perempuan atau asimetris yang tidak dapat dibenarkan antara laki -- laki dan perempuan didalam posisi sosial maupun ekonomi, perempuan harus diakui mempunyai kesetaraan yang sama dengan laki -- laki dan untuk mempunyai kesempatan hidup yang sama dan bebas memilih kehidupan yang sama seperti laki -- laki, feminis sendiri sangat tidak menyetujui posisi sub-ordinasi perempuan, atau perempuan dibawah laki -- laki seperti yang umumnya terjadi di masyarakat sehingga feminisme mempunyai goals yaitu, menciptakan kehidupan bernegara dan menciptakan perdamaian dengan menggunakan pendekatan kesetaraan gender, atau perdamaian akan tercipta jika kesetaraan gender tercapai[1].

That's mean ... perempuan harus mempunyai posisi sosial maupun ekonomi, dia tidak boleh ada didalam posisi yang asimetris terlalu jauh dengan laki - laki, dan menurut feminism Poligami adalah tindakan yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka, mereka menjelaskan sisi kemanusiaan dalam kehidupan yang paling fundamental yaitu peran antara wanita dan pria, seharusnya pria lebih memanusiakan wanita daripada harus menjadikan mereka benda, karena feminist menganggap bahwa poligami adalah salah satu contoh pembendaan terhadap wanita, beberapa aspek yang mereka kritisi adalah :

1. Pria dengan mudah mempunyai istri lebih dari satu, dan itu  merupakan suatu tekanan yang sangat bagi istri pertama maupun istri kedua, ketiga, dan ke empat mengapa? karena mereka harus membagi cinta mereka dengan istri - istri yang lain, dalam prakteknya suami yang mempunyai istri lebih dari satu lebih condong kepada istri yang menikah terakhir dibanding dengan istri pertama, dan hampir sebagian besar pria mengabaikan perasaan istri pertama dan ada istri pertama yang mengiyakan tapi mengabaikan batinnya, sehingga inilah yang disebut dengan membendakan wanita ( atau pria mengabaikan wanita yang mempunyai perasaan seperti manusia pada umumnya )

2. Pria dengan istri lebih dari satu harus lebih mapan dalam segi ekonomi, dan hampir sebagian besar mereka tidak melaksanakan keadilan terhadap ekonomi antara istri pertama dan kedua, pelaku poligami di Indonesia sebagian besar mensaturumahkan dua istri tersebut, artinya konflik antara istri pertama dan kedua bakal terjadi tanpa kita sadari, sehingga kembali pria mengabaikan wanita yang mempunyai perasaan seperti manusia pada umumnya, sebagian besar.

3. Psikologis anak - anak juga menjadi kritikan keras dalam praktek poligami, bagaimana anak merasa bingung terhadap keadaan yang tidak lumrah terjadi, kehidupan menyajikan sesuatu yang heteronormatif Ibu satu, ayah satu dan anak, dia yang lahir dari keluarga yang poligami merasa kebingungan sebagian besar dan merasa tidak umum didalam kehidupan.

itu dari pihak pertama masih banyak kritik yang dilontarkan feminis terhadap poligami namun saya akan ambil tiga hal yang fundamental dari apa tujuan poligami sebenarnya, Poligami adlaah contoh gambaran pembendaan wanita oleh pria,  wanita diabaikan perasaanya, dan dibendakan sebenda - bendanya oleh pria, diabaikan, status dibagi, dan lain - lain hal yang merusak.

Pihak yang acceptable dengan Poligami menyerang balik dengan pemahaman agama sebagai pondasi, Ta'Adud atau ibadah dengan dua istri adalah pondasi bagi mereka dalam menyerang feminis sebagai aliran yang dikatakan "sesat", dan sangat mengerikan beberapa keyakinan mereka tentang feminisme adalah :
 1. Feminisme adalah gerakan sesat guna menyerukan perempuan untuk sama dengan laki - laki bahkan menciptakan pola baru dalam pernikahan yaitu Poliandri atau istri dengan lebih suami, itu mengerikan terjadi jika feminis dibiarkan hidup.
 2. Feminisme adalah gerakan yang menurut mereka adalah membiarkan perempuan membuka aurat nya dimuka umum dengan dalih "kesetaraan" mereka melihat pendapat feminisme tentang jika laki - laki bisa telanjang dada, perempuan pun harus bisa, dan itu merupakan kritikan kaum poligami terhadap feminisme, dan jika perempuan setuju terhadap poligami maka mereka sanggup menyediakan pendidikan agama yang kuat supaya terjaga dari hal - hal yang mengerikan seperti itu.
 3. Feminisme adalah produk western, sehingga perlu diwaspadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun