Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Moeldoko Cetak Gol Tak Cantik (KLB), AHY Dapat Sorakan

9 Maret 2021   00:11 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:16 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tujuh orang kader Partai Demokrat yang disebut-sebut terlibat dalam isu kudeta atas kepemimpinan AHY sebagai Ketua Umum, dengan berbagai dalil dan cara telah mengumpulkan kurang kebih 1.200 orang kader lain di hotel The Hill Sibolangit, Medan Sumatera Utara dan melangsungkan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di sana. 

Hasil akhir dari kongres yang bagi banyak pihak berstatus ilegal karena melanggar konstitusi partai dan mencoreng wajah demokrasi itu, telah menetapkan Jenderal Purn Moeldoko sebagai Ketua Umum yang baru, walapun yang bersangkutan tidak hadir secara langsung pada ajang pemilihan itu.

Selain itu, kongres yang dimotori oleh Max Sopacua, Hengky Luntungan, Jhoni Allen Marbun, dan beberapa kader partai lainnya itu juga, menetapkan Marzuki Ali sebagai Dewan Pembina Partai dan Jhoni Allen Marbun sebagai Sekretaris Jenderal. 

Pada salah satu sisi, KLB yang telah digagas oleh mereka-mereka yang entah benar atau tidak menghendaki adanya perubahan kepemimpinan dalam tubuh partai telah terwujud, kemauan untuk menggantikan AHY yang dipandang tidak memiliki kemampuan untuk memimpin telah terjawab dalam diri seorang Moeldoko, dan Moeldoko sendiri telah memenangkan manuver merebut kursi Ketua Umum partai dari AHY. 

Akan tetapi, pada sisi lain, yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana dengan tanggapan dan dukungan dari masyarakat luas atas kemenangan seorang Moeldoko dengan cara yang dipandang tak terpuji, ilegal, penuh trik, paksaan, dan tidak konstitusional itu?

Diketahui bersama bahwa setelah KLB berlangsung dan Jenderal Purn Moeldoko yang sebelumnya berlaku seolah-olah tak tahu masalah dalam tubuh Partai Demokrat, terpilih menjadi Ketua Umum Partai.

Banyak pihak seperti,  tokoh politik dan aktifis yang menentang dan mengutuk hasil KLB tersebut, termasuk AHY dan SBY sendiri. Pemerintah terus diserang dan didesak untuk mengambil sikap atas hasil KLB itu sebagai bukti bahwa demokrasi di tanah air ini masih berjalan pada jalur yang benar. 

Apalagi, Moeldoko berada dalam lingkaran istana, sebagai Kepala Staf Presiden (KSP). Malah, ada yang menuduh bahwa pihak istana turut ambil bagian dalam kekisruhan ini  karena memiliki kepentingan dibaliknya. 

Sebelum KLB berlangsungpun, di Medan telah terjadi keributan. Sampai pada saat ini, malah ada pihak-pihak tertentu yang mengajak semua partai yang ada, baik partai pendukung pemerintah maupun partai oposisi, menyatakan sikap atas cara seorang Moedoko dalam merebut kursi Ketum Demokrat. 

Bagaimana dengan masyarakat umum? Bercermin dari beberapa peristiwa yang terjadi di negeri ini, terutama yang terkait dengan masalah politik tanah air, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa nampak terdapat sekelompok masyarakat yang mudah untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada pihak-pihak tertentu yang rasanya terzolimi. 

Entah itu benar atau tidak, kelompok tersebut memiliki pemahaman dan takaran tersendiri soal kata "terzolimi". 

Yang terpenting terdapat di sana suatu ikatan tertentu, entah agama, suku, budaya, dan lain sebagainya. Akibatnya adalah terkadang kelompok masyarakat tersebut kerap abai untuk menalar apa yang sesungguhnya terjadi. Yang penting berpendapat, berkomentar, mendukung, dan lain-lain.

Hal yang sama, jangan sampai terjadi pada kekisruhan yang sekarang ini terjadi dalam tubuh Partai Demokrat. Kita ketahui bersama bahwa taktik perang masing-masing pribadi yang memiliki kepentingan dalam suatu partai politik, sangat susah untuk ditebak. Jangan-jangan, masyarakat saat ini terperangkap dalam taktik yang dimainkan oleh kubu Cikeas, terutama AHY bersama SBY untuk mendulang simpati masyarakat umum. 

Apalagi, dalam dua pemilu terakhir, Partai berlambang Mercy itu terus terpuruk dalam hal perolehan suara. Oleh karena itu, diharapkan kepada masyarakat umum yang sebenarnya kurang tahu duduk persoalan yang sesungguhnya, agar tidak mudah terperangkap dalam permainan-permainan para elit politik bangsa ini. 

Pada akhirnya, masyarakat pada umum yang menjadi korban dari semua permainan itu. Masyarakat yang diadu untuk berperang, sedangkan para elit hanya duduk manis dan menonton. 

Oleh karena itu, jangan sampai gol tak cantik yang telah dicetak oleh seorang Moeldoko lewat KLB yang katanya tidak mendapat izin dari Majelis Tinggi Partai Demokrat yang di ketuai oleh SBY itu.

Tidak berarti apa-apa dan malah menjadi peluang bagi seorang AHY untuk mendulang dukungan dan simpati dari publik tanah air. Kalau itu yang terjadi maka, AHYlah yang akan mendapatkan sorakan dari penonton, sedangkan Moeldoko hanya gigit jari. 

SALAM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun