Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Listyo Sigit Prabowo Calon Tunggal Kapolri Baru Di Sambut Baik Semua Kalangan. Bukti Indonesia Bukan Negara Satu Agama

14 Januari 2021   23:41 Diperbarui: 15 Januari 2021   05:10 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi Buah Bibir

Nama Listyo S. Prabowo, beberapa hari terakhir ini, menjadi buah bibir di kalangan media dan masyarakat umum Indonesia. Situasi ini terjadi selepas Presiden Joko Widodo menetapkan yang bersangkutan menjadi calon tunggal Kapolri baru, pengganti Jenderal Polisi Idham Azis yang akan pensiun pada tanggal 20 Jan 2021. 

Pilihan Joko Widodo atas pria kelahiran Ambon 5 Mei 1969 itu, sudah diprediksi oleh beberapa pihak sebelumnya dengan alasan terdapat unsur kedekatan di antara keduanya. Wajar kalau itu terjadi karena ketika sang Presiden menjadi Walikota Solo, lelaki yang saat ini bertugas di Kabareskrim Mabes Polri sejak Desember 2019 itu, menjadi Kapolres Solo tahun 2011. Selain itu, pak Listyo S. Prabowo, pernah menjadi ajudan mantan Gubernur DKI itu selama dua tahun sejak 2014.

Di Sambut Baik Oleh Banyak Kalangan

Penetapan Listyo S. Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri baru, mendapat sambutan positif dari banyak kalangan. Sambutan baik itu, bukan tanpa alasan. Pria lulusan Akpol 1991 itu, dikenal dekat dengan semua kalangan dengan beragam alasan. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berpendapat bahwa Kapolri terpilih haruslah memiliki kapabilitas, integritas, dan track record yang sejalan dengan tugas dan fungsi pokok kepolisian. Masyarakat Indonesia tidak perlu membeda-bedakan latar belakang. Persoalan ke-Indonesia-an tidak bisa dikotomikan berdasarkan asal, suku, dan agamanya.

Dukungan juga datang dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj. Beliau meminta agar masyarakat tidak mempersoalkan asal, suku, dan agama calon Kapolri baru. Yang terpenting adalah memberikan yang terbaik bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Masih terdapat banyak persoalan yang harus diselesaikan termasuk persoalan-persoalan dalam tubuh polri itu sendiri.

Ketua MPR RI bersama Partai Bulan Bintang mendukung penuh keputusan Joko Widodo. Menurut Bambang Soesatyo, Sigit telah menunjukkan kemampuannya dalam menjaga nama baik dunia kepolisian. Sekjen PBB, Afriansyah Noor juga turut mendukung keputusan presiden. Menurut yang bersangkutan, Partai Bulan Bintang sebagai partai pendukung pemerintah dan partai Islam moderat, mendukung semua kebijakan yang diambil presiden. 

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai bahwa pilihan Joko Widodo atas Komjen Pol Listyo S. Prabowo sudah tepat. Listyo sosok yang dekat dengan pak Jokowi. Ada relasi personal dan emosional yang cukup kuat sejak lama. Ini soal kepercayaan. Jokowi menghendaki Kapolri yang tegas dalam menangani kasus hukum. Listyo merupakan polisi yang berprestasi saat bertugas di Bareskrim, cekatan, mampu mempertahankan stabilitas, dan sosok yang bertanggung jawab.

Bukti Indonesia Negara Berbhineka

Keberanian presiden Joko Widodo mengajukan nama Listyo S. Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri baru merupakan suatu terobosan yang cukup mencengangkan banyak pihak. Alasannya tak lain dan tak bukan adalah soal agama sang calon pengganti Idham Azis itu yang berasal dari kalangan non muslim alias Nasrani atau Katolik. 

Pengalaman kehidupan berdemokrasi di negeri ini menunjukkan bahwa masalah agama dan suku sejauh ini, masih menjadi persoalan yang dijadikan sebagai alasan untuk membendung atau menahan pribadi-pribadi tertentu yang sebenarnya memiliki kapasitas, kapabilitas, dan integritas yang mumpuni untuk menduduki suatu jabatan publik tertentu.

Malahan, situasi itu sendiri, pernah dirasakan langsung oleh calon Kapolri baru saat ini. Ketika beliau hendak menjabat sebagai Kapolda Banten tahun 2016, ternyata ia ditolak oleh MUI dengan alasan berasal dari non muslim. Penolakan itu ditandai dengan adanya sebuah petisi yang ditandatangani oleh para ulama. Bahkan ada rencana saat itu untuk menanyakan langsung alasan dibalik penetapan dirinya kepada Tito Karnavian yang menjadi Kapolri saat itu.

Sejarah panjang negeri ini mencatat bahwa soal jabatan Kapolri rupanya Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Listyo S. Prabowo, bukanlah orang pertama non muslim yang menjabat tugas itu. Sudah ada jauh sebelumnya nama Jenderal Widodo Budidarmo yang tercatat mengemban tugas sebagai Kapolri pada tahun 1974-1978. 

Adalah suatu kegembiraan besar bahwa pencalonan Listyo S. Prabowo sebagai Kapolri baru diterima dan disambut baik oleh banyak kalangan. Lebih membanggakan lagi bahwa penerimaan dan sambut itu disertai dengan alasan bermartabat. Menjadi pertanyaan adalah apakah sambutan itu merupakan wujud bahwa masyarakat Indonesia telah dewasa dalam kehidupan berdemokrasi?

Mungkin terlalu dini untuk mengatakan demikian. Akan tetapi, dengan adanya peristiwa bersejarah ini, rakyat Indonesia perlahan namun pasti berjalan menuju arah politik yang tepat. Bangsa Indonesia kini telah berdiri di gerbang yang baik itu dan hanya melanjutkannya pada momen-momen penting selanjutnya agar dunia tahu bahwa Indonesia bukanlah negara agama tetapi negara yang kaya, beragam, dan berbhineka. 

Ketika ibu pertiwi memanggil putera-puteri terbaiknya untuk melakukan pekerjaan besar bagi bangsa ini, profesionalisme, integritas, dan netralitas harus dijunjung tinggi, dihormati, dan dihargai, demi kebaikan bersama. Indonesia adalah milik semua orang yang hidup dan berkembang di dalamnya. Semua memiliki hak dan kewajjban yang sama dalam segala hal termasuk hak untuk dipilih menduduki jabatan publik tertentu. 

Terkait dengan jabatan yang akan diemban oleh Listyo S. Prabowo, semoga beliau memberikan yang terbaik. Netral dan bebas dari konflik kepentingan. Profesional, bermoral,dan berintegritas dalam menegakkan hukum, menjamin keamanan semua orang, menjadikan bangsa ini bermartabat, dan cakap dalam menerima perbedaan. 

SALAM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun