Sombong: Sikap yang Dibenci
Berlaku sombong dengan kebiasaan meninggikan diri sendiri, sok tahu, merasa diri paling benar, paling hebat, menyepelekan orang lain, memandang orang lain tak berarti, dan lain sebagainya, merupakan sikap yang dibenci oleh manusia pada umumnya.
Perilaku sosial yang buruk itu, hanya membuat diri sendiri terasing dan dijauhi oleh orang lain karena beberapa hal antara lain:
- Maunya menang sendiri
- Sulit menerima kebenaran atau anti kritik
- Membentengi diri dengan teori-teori belaka
- Sulit menerima keberadaan orang lain, serta
- Sibuk mengurusi dan merendahkan orang lain
Kesombongan Rohani
Kesombongan rohani yang dihidupi oleh seseorang, tidak jauh berbeda dengan kesombongan sosial yang dihidupi dan berlaku di tengah-tengah masyarakat. Hanya saja, orang yang memiliki kesombongan rohani menggunakan dalil agama untuk kemudian memvonis orang lain dengan cara pandang, penilaian, dan tolak ukurnya sendiri.
Dengan bekal demikian maka, muncullah penilaian-penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain seperti, saya lebih rajin beribadat jadi lebih dekat dengan Allah, saya suka berpuasa maka, saya akan masuk surga, saya lebih suci, lebih kudus, suka berderma, dan lain sebagainya. Sedangkan si anu itu pemalas beribadah, tak tahu bersyukur, jauh dari surga, lebih cocok masuk neraka, tak kenal Tuhan, kafir, dan lain sebagainya.
Padahal, agama manapun yang hidup, berkembang, dan dianut di dunia ini, senantiasa mengajarkan kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih sayang, dan berbagai nilai baik lainnya. Maka, ketika seseorang semakin beragama dan beriman, seharusnya ia semakin rendah hati, tidak menyombongkan diri, tidak bermegah, dan semakin manusiawi.
2 Bahaya Kesombongan Rohani Bagi Diri sendiri
1. Tidak Mengenal Keberadaan Hakekat Diri di Hadapan Allah
Orang yang sombong secara rohani adalah orang yang memaksa diri untuk sama seperti Allah atau bahkan melebihi Allah. Ini nyata dari vonis-vonis yang dijatuhkan kepada orang lain yang sebenarnya itu adalah hak, kuasa, dan wewenang Allah bukan urusan seorang manusia biasa.
Bukankah vonis-vonis seperti, si anu tidak akan masuk surga, si anu lebih cocok dimatikan, surga itu punya saya, dan lain-lain sebagainya, merupakan hak Allah? Mengapa seorang manusia biasa mau merampas hak dan wewenang Allah? Ini suatu bahaya besar bagi mereka-mereka yang berlaku demikian.
2. Melihat Segala Pencapaian Sebagai Usaha Sendiri
Kalau sudah ada kesombongan rohani dalam diri seseorang dengan merendahkan orang lain dan berusaha untuk melebihi Allah maka, siapa lagi yang menjadi lebih hebat dari dirinya? Tidak ada. Maka, apapun yang dimiliki dalam dirinya merupakan hasil pencapaiannya sendiri. Andil Allah dan sesama dalam hidupnya, tidak lagi diperhitungkan.Â
Belajar Dari Lucifer Si Setan yang Sombong Itu
Lucifer pada awalnya adalah seorang malaikat yang selalu dekat dengan Allah. Akan tetapi kemudian ia berusaha untuk melawan kuasa dan kehendak Allah. Ia ingin menyamai Allah bahkan melebihiNya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Ia diusir dari barisan para malaikat dan ke bumi menjadi setan. Di bumi ia berusaha untuk mempengaruhi manusia dengan akal busuknya untuk melawan kehendak Allah agar semua manusia menjadi setan juga sama seperti dirinya.Â
SALAM