Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Ujung Rotan Ada Emas

25 November 2020   06:30 Diperbarui: 25 November 2020   06:31 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Disiplin, Tegas, Ketat, dan Keras

Saya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar pada awal tahun 1980-an. Guru-guru saya saat itu adalah para tenaga pengajar yang katanya hanya menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Rakyat (SR). Mereka bukanlah para sarjana pendidikan yang hebat dengan upah selangit. 

Akan tetapi, ketika bicara soal ilmu ajar, jangan sepele, anggap enteng, atau memandang mereka rendah. Hampir semua disiplin ilmu di sekolah, benar-benar dikuasai, dipahami, dan diajarkan dengan amat baik. Soal pemberian diri, jangan ditanya. Mereka itu sungguh disiplin, total, dan utuh.

Masih terekam dan teringat dengan sangat jelas, bagaimana cara mereka-mereka itu mendekati, mengajar  dan memdidik saat itu. Rotan selalu tersedia di tangan atau di atas meja guru. 

Semua anak didik yang tidak tahu, tidak mengerti, berlaku amoral, dan tidak berkarakter baik, pastilah dihajar. Dengan pengalaman dihajar, para siswa terdorong untuk benar-benar belajar, sungguh mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), dan berusaha memiliki akhlak dan moral yang baik. Prinsip cara pendekatan demikian, lahir dari pandangan, "Di ujung Rotan Ada Emas".

Guru, Pribadi yang Terhormat

Para guru di saat itu, amat dihormati dan disegani, baik oleh para murid maupun para orangtua. Bertemu atau berpapasan dengan seorang guru di tengah jalan, sedapat mungkin dihindari. Harga diri dan kehormatan seorang guru, benar-benar dijunjung tinggi dan dijaga oleh semua orang.

Ketika seorang guru bertindak tegas bahkan keras dengan rotan terhadap salah seorang siswa/i, orangtua yang bersangkutan malah mendukung dengan kesadaran yang sungguh bahwa itu demi kebaikan anaknya. Tidak ada yang memusuhi, menggugat sampai ke pengadilan, apalagi menyerang. Di tangan seorang guru terletak kebenaran. 

Didikan dan ajaran para guru tempo dulu walaupun keras tetapi membawa dan mengantar banyak pribadi menjadi orang terpandang, terkenal, dan hebat di negeri ini. 

Nilai-nilai baik (sopan santun, tata krama, norma-norma hidup, adap, dan lain sebagainya), yang menjadi karakter anak didik benar-benar ditanamkan dengan tegas sehingga dipegang teguh dan dihidupi dengan sungguh.

Nilai Murni 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun