Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Satu dan Sama di Bawah Satu Sumpah dan Sejarah yang Sama

30 Oktober 2020   01:39 Diperbarui: 30 Oktober 2020   01:51 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejarah mencacat bahwa pada akhirnya bangsa Indonesia mencapai dan menikmati kemerdekaannya pada 17-08-1945 bukan karena hadiah, kado, atau belas kasihan dari bangsa penjajah tetapi buah manis dari suatu perjuangan yang panjang, pahit,rumit, dan getir dengan menghabiskan banyak pengorbanan. 

Tidak ada pribadi, kaum, atau golongan tertentu yang duduk manis saat itu sambil menonton perjuangan pribadi, kaum, atau golongan lain. Semua melebur menjadi satu di bawah satu panji dan satu janji untuk bersama-sama berjuang hingga titik darah penghabisan.

Amat membanggakan bahwa ditengah-tengah tekanan, kesulitan, dan penderitaan yang dialami saat itu, rakyat Indonesia masih tetap sadar dan berpikir logis bahwa supaya penjajah terusir, terkalahkan, bahkan dibumihanguskan dari tanah pertiwi tercinta ini, penting untuk seluruh bangsa ini bersatu. Lahirlah sumpah pemuda 28 Oktober 1928 itu.

Dalam hemat penulis, sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berat dan menuntut pentingnya kesatuan yang termaktup dalam sumpah pemuda itu, tidaklah hanya menjadi miliki kaum muda bangsa ini. Sejarah dan sumpah itu miliki seluruh rakyat Indonesia yang terwakilkan oleh kaum mudanya sebagai tulang punggung, tumpuan, harapan, dan generasi penerus keberadaan bangsa yang besar ini. 

Rakyat Indonesia sadar bahwa kaum muda dengan segala potensi yang ada dalam dirinya dapat mengalahkan kekuatan apapun terutama kekuatan-kekuatan dari luar yang senantiasa merongrong bangsa ini. Di atas bahu atau pundak pemuda dan pemudi negeri  ini, Indonesia dan segala kebesarannya diletakkan. Mau dibawa kemana dan mau jadi apakah Indonesia, jawabannya ada pada setiap hati dan mulut kaum mudanya.

Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya kalau ditengah-tengah himpitan bangsa penjajah yang ada saat itu, rakyat Indonesia menjadi kehilangan akal sehat, tercarai berai, kalut, atau putus asa, lalu, golongan yang satu bangkit dan melawan golongan yang lain atau kaum yang satu merasa tidak punya kepentingan lalu mencuci tangan dan membiarkan kaum yang lain berjuang sendiri. Rakyat Indonesia pasti masih berada dalam tekanan bangsa penjajah hingga saat ini.

Sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaanya dan teladan kesatuan yang terpatri, terukir, dan terpahat dengan begitu gagah, kokoh, dan sejati, dibawah sumpah pemuda telah membawa Indonesia sampai pada kemerdekaannya. Pertanyaan menariknya adalah setelah bersatu dan bersama  membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain, masihkah kita merasa bahwa kita masih perlu untuk terus dan tetap bersatu dan bersama guna membangun bangsa ini?

Telah merdeka dari penjajah bukan berarti bahwa perjuangan bangsa ini telah selesai lalu boleh tercerai berai dan melupakan sejarah dan sumpah bersama yang telah terbukti mendatangkan kekuatan luar biasa itu. 

Rasa kesatuan dan kesamaan yang terangkum dalam sejarah yang sama dan sumpah yang satu itu seharusnya tetap didengung-dengungkan dalam hati setiap manusia Indonesia untuk kemudian tidak mengasingkan, menyepelekan, bahkan memandang sebelah mata pribadi, kaum, atau golongan yang lain. 

Pada era kemerdekaan saat ini, sumpah pemuda yang telah diikrarkan bersama 92 tahun yang lalu itu, tetaplah relevan untuk dijadikan sebagai tameng guna menangkis setiap serangan dari dalam maupun dari luar yang memecah belah bangsa ini dan dijadikan senjata yang ampuh untuk mengalahkan godaan-godaan untuk mementingkan kaum atau golongan sendiri. 

Di dalam sumpah pemuda, dari relung hati terdalam seluruh rakyat bangsa ini telah berjanji bahwa kita ini satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yakni Indonesia.

SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun