Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Terima Kasih, Telah Menjadi Isteri yang Terbaik Untukku"

24 Oktober 2020   01:02 Diperbarui: 24 Oktober 2020   01:07 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Hendrik, telah lama jatuh sakit. Nampak perutnya membesar, namun badannya kurus kering, tinggal tulang berbalut kulit. Beliau di vonis menyidap penyakit kanker usus, dan inilah tahun yang ke-7, beliau bergelut, bergumul, dan berjuang melawan penyakitnya itu. 

Dari sorot matanya, nampak bahwa penyakit yang di deritanya itu tidak sedikitpun merenggut semangat, roh, dan gairahnya untuk tetap hidup. Tujuh tahun dijalani dengan penuh kegembiraan dan sukacita tanpa ada rasa takut, cemas, atau kekhawatiran sedikitpun.

Berhadapan dengan situasi keterbatasannya itu, pak Hendrik ditemani dengan setia oleh isterinya, seorang wanita yang tulus, sederhana, dan tidak mudah untuk mengeluh. Keadaan pak Hendri, tidak serta merta membuatnya putus asa atau malah lari dari kenyataan. Ia tetap tegar dan melayani pak Hendrik dengan penuh cinta.

Setiap hari, wanita berkulit nan gelap dan berambut ikal itu, menggantikan peran pak Hendrik untuk mencari nafkah. Setelah mengurus segala kebutuhan suami tercinta, selekas mungkin ia mengambil cangkul dan parang lalu berangkat menuju ke sawah atau ladang. Di sana ia bekerja membanting tulang dengan tenang, tanpa keluh, tanpa kesah di bibirnya.

Siang harinya, ia kembali ke rumah untuk memperhatikan lelaki yang telah 20 tahun hidup bersamanya itu. Disapanya pria yang terkulai lemas itu dengan hangat lalu disuapi makanan dengan perlahan dan lembut. Pak Hendrik selalu tersenyum menyambut dan menikmati semua perlakuan itu karena ia sadar bahwa wanita itu sungguh mencintainya.

Rutinitas lain yang tak pernah dilalaikan oleh wanita bersuku Dawan itu adalah selalu menyiapkan air hangat pada sore harinya agar pak Hendrik dapat mandi dan menemaninya untuk berdoa pada pukul 24.00. Ya,,, begitulah kesibukan sehari-hari wanita yang sudah berusia 52 tahun itu. Segala sesuatunya, ia dikerjakannya seorang diri.

Hingga pada suatu sore dibulan Juni 2006, pak Hendrik yang biasanya mandi air hangat di rumah, tiba-tiba memohon ijin untuk pergi mandi ke sungai yang letaknya tak jauh dari kediaman mereka. "Saya mau mandi ke sungai. Saya mau mandi sebersih-bersihnya sore ini, katanya". 

Mendengar permohonan itu, sang istri hanya melongo tanda tak percaya. Tidak mungkin, kamu sakit, kamu tidak sanggup, kok tiba-tiba memohon demikian? Dapat kekuatan dari mana ? Kata isterinya dalam hati. Karena terus diyakinkan oleh pak Hendrik, akhirnya si isteri dengan terpaksa mengijinkannya. 

Pak Hendrik kembali dari sungai kira-kira pukul 18.00. Sambil menyerahkan perlengkapan mandinya, ia memohon agar sang istri membuka lemari dan mencarikan sepasang pakaian yang belum pernah dipakainya.

Setelah bongkar bangkir sana sini, akhirnya si istri menemukan sepasang pakaian yang memang masih baru dan belum pernah dipakai oleh sang suami. 

Sepasang pakaian itu diterima pak Hendrik dengan senyuman dibibir, lalu segera ia memakainya. Setelah berpakaian, merekapun makan malam bersama. Seperti biasa, si istri dengan lembut menyuap sang suaminya itu, dan setelahnya baru ia makan untuk dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun